Sukses


Gagal Meraih Medali Emas Olimpiade Tokyo, Eko Yuli Minta Maaf kepada Masyarakat Indonesia

Bola.com, Tokyo - Lifter kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan, meminta maaf setelah gagal meraih medali emas pada cabang olahraga (cabor) angkat besi nomor 61kg putra Grup A Olimpiade Tokyo 2020.

"Halo masyarakat Indonesia. Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini. Mohon maaf saya gagal meraih medali emas," kata Eko Yuli dalam akun Instagramnya, @ekopower61.

"Ini menjadi rezeki yang terbaik buat saya. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini," jelas atlet yang tidak pernah absen menyumbangkan medali untuk Indonesia sejak Olimpiade Beijing 2008 itu.

Eko Yuli, yang total mengangkat beban 302kg, mendapatkan medali perak Olimpiade Tokyo setelah terpaut 11kg dari lifter China, Li Fabin yang mendulang emas.

Eko Yuli menorehkan 137kg pada angkatan snatch dan 165kg pada clean dan jerk.

Li Fabin mendominasi sejak awal. Atlet berumur 28 tahun itu menjadi yang terbaik di angkatan snatch dengan 141kg dan clean dan jerk dengan 172kg.

Total, Li Fabin mengumpulkan 313kg dalam dua angkatan itu.

Atlet Kazakhstan, Igor Son, melengkapi podium dalam cabor angkat besi nomor 61kg putra Grup A setelah merebut medali perunggu dengan total angkatan 294kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Rekor untuk Eko Yuli

Eko Yuli menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang selalu mempersembahkan medali di Olimpiade sejak 2008.

Eko Yuli berhasil menyumbangkan medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008, perunggu di London 2012, perak di Rio de Janeiro 2016, dan perak di Tokyo 2020.

Eko Yuli juga masih memegang rekor dunia untuk angkatan clean and jerk kelas 61kg putra dengan beban 174kg.

3 dari 4 halaman

Bonus Rp2,25 Miliar untuk Eko Yuli

Eko Yuli telah ditunggu bonus minimal Rp2,25 miliar dari pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Crazy Rich Malang, Gilang Widya Pramana.

Kemenpora menjanjikan bonus sebesar Rp5 miliar untuk atlet Indonesia pendulang medali emas, Rp2 miliar untuk perak, dan Rp1 miliar untuk perunggu.

Adapun Gilang Widya, pengusaha asal Malang sekaligus Presiden Arema FC itu berniat mengucurkan Rp500 juta untuk peraih medali emas, Rp250 juta untuk perak, dan Rp100 juta untuk perunggu.

Eko Yuli menjadi atlet kedua yang mempersembahkan medali untuk Indonesia. Sebelumnya, Windy Cantika berkontribusi untuk perunggu pada cabor angkat besi nomor 49kg putri Grup A, Sabtu (24/7/2021).

 

Ajang multievent Olimpiade Tokyo 2020 bisa pembaca Bola.com saksikan melalui TV teresterial INDOSIAR dan O Channel. Selain itu juga bisa di layanan over the top (OTT) VIDIO baik gratis maupun berbayar dengan 12 channel tambahannya, serta channel Champions TV 1, 2 dan 3 yang dikelola IEG (Indonesia Entertainment Group), salah satu anak perusahaan di Emtek Group. Yuk nikmati sajian live streamingnya dengan mengklik tautan ini.

4 dari 4 halaman

Permintaan Maaf Eko Yuli

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Ekopower61 (@ekopower61)

Video Populer

Foto Populer