Bola.com, Bandung - Rasa haru dan bangga terpancar dari wajah kedua orang tua Windy Cantika Aisah, Siti Aisah dan Asep Hidayat setelah melihat anaknya tersebut meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Tokyo 2020, sekaligus peraih medali pertama bagi kontingen Indonesia, Sabtu (24/7/2021).
Ditemui Bola.com di kediamannya Kampung Babakan Cianjur, Desa Malasari Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Minggu (25/7/2021), Siti Aisah, mengaku sangat senang melihat anak bungsunya, Windy Cantika Aisah, meraih medali perunggu.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagai orang tua tentu luar biasa senang banget karena dia tidak ditargetkan apa-apa. Bisa lolos ke Olimpiade saja sudah bersyukur, tapi Alhamdulillah dia bisa berbuat baik untuk Indonesia, buat Kabupaten Bandung dan Jawa Barat," ujar Siti Aisah.
Siti mengaku tidak menyangka Windy Cantika Aisyah bakal dapat medali perunggu di ajang yang bergengsi tersebut. "Olimpiade ini kan olahraga ajang yang bergengsi, jadi dia bisa ikut juga sudah bersyukur," kata Siti.
Terlebih kata Siti sebelum menuju Tokyo, Windy sempat terpapar COVID-19, sehingga persiapannya sedikit tergangggu dan harus dari awal lagi untuk mengembalikan performanya.
"Peraih Perak asal India itu sebelumnya sering kalah oleh Cantik (sapaan ibunda kepada Windy). Tapi segitu juga bagi saya bersyukur," imbuh Siti.
Siti yang juga mantan atlet angkat berat ini mengatakan bonus yang didapat putri dari Olimpiade Tokyo 2020 akan disumbangkan untuk pembangunan mesjid di sekitar kampung halamannya, Cimaung, Kabupaten Bandung.
"Kalau bonus mungkin ditabung buat masa depan Cantik, tapi sebagian untuk membangun mesjid karena sebelum berangkat juga, Cantik, sudah ngomong bahwa di lingkungan kita belum ada mesjid. Alhamdulillah sekarang ada rezekinya untuk bikin mesjid," ucap Siti bangga soal prestasi Windy Cantika Aisah.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mendukung dan Mengarahkan
Perjuangan Windy Cantika Aisyah untuk menuju Olimpiade memang cukup panjang. Bahkan demi lolos ke ajang Olimpiade kata Siti harus rela tidak bertemu anaknya cukup lama.
"Dalam satu tahun, pulang hanya sekali karena dia lama masuk Pelatnas. Jadi sebelum SEA Games dia sudah Pelatnas, karena pandemi jadi gak boleh pulang, tapi kalau komunikasi hampir tiap hari, ya paling Video Call saja," jelas Siti.
Siti mengatakan bakat Windy sebagai atlet angkat besi memang sudah terlihat sejak SD (Sekolah Dasar), berawal dari kakaknya yang suka latihan di depan rumah.
"Saya juga sebagai orang tuanya tidak kepikira dia mau jadi atlet angkat besi, cuma kakaknya suka latihan pakai pipa paralon dan besi dulu. Dari situ dia tertarik, jadi ikut latihan dan diajarin sama kakaknya. Nah dari sana bakatnya muncul lalu diajak latihan," terang Siti.
Bahkan, Windy Cantika Aisyah sambung Siti pernah meraih medali emas diajang Porda saat kelas 6 SD. "Awalnya saya juga tidak tahu apa cita-citanya dia, tapi sebagai orang tua hanya meminta untuk memilih olahraga yang terbaik, kita mendukung dan mengarahkan," ungkap Siti.
Siti berharap prestasi yang diraih Windy Cantika Aisyah tidak hanya sampai sini saja, tetapi bisa berkelanjutan di ajang-ajang internasional selanjutnya, apalagi usia Windy masih muda.
Windy Cantika Aisah menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Turun di kelas 49 kilogram, lajang kelahiran Bandung, 11 Juni 2002 ini menyabet medali perunggu dalam pertandingan di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7/2021) dengan total angkatan 194 kilogram (snatch 84 kg dan clean and jerk 110 kg).
Sementara medali emas diraih oleh lifter asal China, Hou Zhihui dengan total angkatan 210 kilogram (snatch 94 kg dan clean and jerk 116 kg)
Sedangkan lifter India, Chanu Mirabai berhak atas medali perak usai mencatatkan angkatan total 202 kg dengan snatch 87 kg dan clean and jerk 115 kg.
Advertisement