Bola.com, Jakarta - Atlet panahan Indonesia, Arif Dwi Pangestu harus angkat koper lebih cepat dari nomor individu putra pada ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet yang berusia 17 tahun ini harus mengakui kehebatan wakil dari Jerman Florian Unruh dengan skor 2-6 (24-28, 28-26, 24-28, 25-27) pada pertandingan babak pertama recurve perorangan putra di Yumenoshima Archery Park Field, Tokyo, Jepang, Selasa (27/07/2021).
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
Berbicara usai pertandingan, kondisi angin ekstrem membuat seorang Arif Dwi Pangestu galau sehingga terganggu konsentrasinya.
Pada pukul 03.00, Selasa dini hari waktu Jepang, badai taifun memang sempat terjadi sehingga ikut mempengaruhi situasi angin kencang.
"Anginnya kencang dan berubah-ubah. Terkadang ke kanan dan juga ke kiri. Cuacanya esktrem sangat terasa ke badan dan kontrol tangan kiri juga sangat berbeda," kata Arif Dwi Pangestu.
"Tapi, pas latihan soalnya cuaca mendung seperti kayak antara hujan apa nggak. Dan, kalaupun terjadi hujan mungkin lebih susah lagi," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Situasi Angin Terus Berubah
Arif Dwi Pangestu mengaku dirinya sempat bisa fokus ke anginnya pada seri kedua. Namun, kondisi angin yang berubah ubah itu kembali membuat konsentrasinya hilang.
Perjuangan Arif yang sudah maksimal itu disaksikan Sekjen NOC Indonesia Ferry J Kono dan Anggota Komite Exco NOC Indonesia Indra Gamulya dan Deputi Chef de Mission Kontingen Indonesia Zaenal Asikin.
"Tadi sempat anginnya agak cepat sehingga berubah konsentrasi. Kalau badai ya pasti anginnya gede banget kan tetapi ini bukan badai jadi kayak ya bingung bingung gimana gitu. Itu sangat mempengaruhi konsentrasi karena waktu latihan juga tidak pernah kena angin seperti itu. Baru kali ini anginnya seperti itu," jelas Arif Dwi.
"Tadinya, saya kurang cermat di seri terakhir jadi lawan ya lebih cepat menyelesaikan. Karena, dia lebih enak main di mana lebih dulu nemukan tempat," tambahnya.
Sementara itu, Pelatih Tim Panahan Indonesia, Permadi mengatakan Arif sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih hasil terbaik.
Dia menilai wajar Arif Dwi masih belum bisa konsetrasi menghadapi kondisi cuaca yang ekstrim. Selain karena usia yang masih muda, Olimpiade Tokyo sekaligus menjadi debutnya di pesta olahraga terakbar paling bergensi sedunia ini.
Advertisement