Bola.com, Jakarta - Kisah heroik pebulutangkis Guatemala, Kevin Cordon, di Olimpiade Tokyo 2020 gagal berlanjut ke laga final. Namun, dia masih punya peluang merebut medali perunggu di ajang ini.
Harapan Kevin Cordon ke final kandas setelah takluk dari pemain Denmark, Viktor Axelsen, dalam dua gim langsung 18-21, 11-21. Sekarang, dia akan fokus menghadapi laga perebutan medali perunggu kontra pemain Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.
Advertisement
Ginting juga gagal melenggang ke final. Langkahnya dijegal oleh pemain senior asal China, Chen Long, secara straight games, 16-21, 11-21.
Apa pun hasil laga tersebut, Kevin Cordon sudah menciptakan sejarah luar biasa bagi Guatemala. Guatemala bukan salah satu negara tradisional di cabang bulutangkis. Hebatnya, mereka punya wakil yang berpeluang merebut medali perunggu.
Pencapaian Kevin Cordon benar-benar seperti cerita dongeng. Usianya juga sudah tidak muda lagi, 34 tahun. Dia juga hanya menempati peringkat ke-59 dunia.
Namun, dia punya semangat juang luar biasa untuk melangkah jauh di Olimpiade Tokyo 2020. Kerja kerasnya sejauh ini terbayar dengan luar biasa.
Di babak penyisihan grup, dia berhasil mendulang dua kemenangan dalam dua gim langsung. Setelah mengalahkan pemain Hong Kong, Ng Ka Long Angus, dia menumbangkan tunggal Meksiko, Lino Munoz.
Di babak 16 besar, Kevin Cordon memenangi laga sulit kontra pemain Belanda, Mark Caljouw, dalam tiga gim 21-17, 13-21, dan 21-19.
Puncaknya, dia juga berhasil mengatasi perlawanan Heo Kwang-hee di babak perempat final. Lolos ke semifinal merupakan prestasi terbaiknya di Olimpiade. Sebelumnya, langkah terbaiknya sampai babak 16 besar di Olimpiade London 2002. Total, dia sudah empat kali tampil di Olimpiade.
Di balik kesuksesan Kevin Cordon Olimpiade Tokyo 2020, ada peran pelatih Indonesia di baliknya. Dia sudah lama ditangani oleh pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi. Siapakah Muamar Qadafi?
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Mantan Pemain PB Djarum
Seperti dikutip Today In 24, saat masih bermain, Qadafi berstatus pemain PB Djarum sejak 1994. Pada 2000, Qadafi berstatus sebagai asisten pelatih teknis untuk klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu.
Pada 2005, ia memutuskan mengadu nasib sebagai pelatih di luar negeri. Muamar Qadafi berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Advertisement
2. Pertama Bertemu pada 2010
Keduanya pertama kali bertemu antara 2009 hingga 2010. Itu kali pertama Qadafi tiba di Guatemala untuk menangani tim nasional bulutangkis mereka.
Tidak diketahui dengan pasti Kevin Cordon dan Qadafi mulai bekerja sama. Ada yang menyebut ia bekerja sama dengan pelatih Guatemala lainnya, Jose Maria Solis, untuk menangani Kevin Cordon sejak 2017.
3. Pernah Latih Timnas Peru
Pada 2005, ia memutuskan mengadu nasib sebagai pelatih di luar negeri. Kali pertama dia menangani tim nasional Peru, kemudian melatih klub di Ekuador. Ia baru kali pertama mengangani tim nasional di Peru.
Suratan nasib kemudian membawanya menangani timnas bulutangkis Guatemala sampai sekarang.
Advertisement
4. Kevin Cordon Sangat Respek terhadap Muamar Qadafi
Di mata Kevin Cordon, Muamar Qadafi bukan sosok atlet yang biasa-biasa saja. Dia sangat menghormatinya, dan menyebut pengalaman Qadafi sangat penting untuk dirinya.
“Dia orang Asia, dia tahu bulutangkis, dia tahu bagaimana mereka bermain, dia memiliki banyak pengalaman,” kata Cordón dalam sebuah wawancara di akhir pertandingan babak 16 besar.