Bola.com, Jakarta - Teks cerita fantasi adalah karangan yang berisi kisah penuh imajinasi dan khayalan hingga melebihi realitas. Jadi, dalam teks tersebut menceritakan kisah yang penuh fantasi.
Dalam cerita fantasi, segala sesuatu yang bersifat tidak mungkin di dunia nyata merupakan hal yang biasa. Bahkan, tak jarang pengarang sengaja melebih-lebihkan hingga terkesan tidak masuk akal.
Baca Juga
Advertisement
Jadi, pengarang mengandalkan apa yang ada dalam angan-angannya untuk kemudian dituangkan menjadi sebuah cerita. Tujuan dari teks cerita fantasi adalah untuk menghibur dan meningkatkan imajinasi para pembaca.
Seperti jenis-jenis teks lainnya, teks cerita fantasi tersusun dari beberapa struktur. Teks cerita fantasi terbentuk dari tiga struktur, yakni orientasi, komplikasi, dan resolusi atau penyelesaian masalah.
Di antara ketiga struktur tersebut, pengarang dapat menyisipkan beberapa struktur lain, seperti abstraksi atau gambaran umum, klimaks atau puncak ketegangan, dan terakhir koda atau penutup cerita yang berisi amanat.
Untuk lebih jelasnya, bisa memahami contoh-contoh teks cerita fantasi yang dilengkapi dengan strukturnya.
Berikut ini kumpulan contoh teks cerita fantasi beserta strukturnya, seperti dilansir dari laman serupa.id, Rabu (4/8/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cermin Ajaib
Orientasi
Pagi itu, Sinta sedang malas-malasnya untuk bangun dan bersiap ke sekolah karena semalam pekerjaan rumahnya baru ia selesaikan sekitar pukul 11 malam. Ia baru mampu membuka sebelah mata dan mengintip jam weker.
Namun, seketika perhatiannya teralihkan oleh handphonenya yang berkedip. Ia mengambilnya, lalu menemukan bahwa ternyata Rama telah membalas pesan WhatsApp-nya. Saat itu pula Sinta tiba-tiba beranjak dari kamarnya dan lekas bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Hal tersebut sebetulnya tidak mengherankan karena, diam-diam, selama ini Rama adalah tambatan hati Sinta. Ia mengidolakan Rama karena Rama adalah anak yang ramah, sopan, dan berprestasi di sekolah.
Meski masih duduk di bangku kelas 10 SMA, sinta sudah mulai belajar berdandan. Meski begitu, dandanan yang ia kenakan tidak berlebihan dan lebih berlandaskan menjaga kesehatan wajah saja. Jadi, salah satu persiapannya ke sekolah adalah dengan mengaplikasikan lip gloss ke bibirnya.
Namun, pagi itu, ia tidak dapat menemukan cermin kecil yang biasa ia gunakan untuk berdandan. Ia pun terus mencari hingga akhirnya berpapasan dengan ibunya yang sedang sibuk di dapur.
"Ma…, Mama liat cermin bedak Sinta ga?" Tanya Sinta. "Enggak, Sinta… Ini sudah terlalu siang lho, kenapa kamu belum berangkat juga, nanti telat," balas ibunya.
"Iya ma, tapi kan Sinta belum pake lip gloss". "Pake cermin di lemari kamu aja Sin," ujar mamanya. "Enggak bisa Ma, ga keliatan, mesti deket," balas Sinta sambil mengeluh. "Ya udah pake cermin bedak mama aja, kamu ambil sendiri di kamar mama, di meja rias."
Komplikasi
Sinta lantas beranjak ke kamar ibunya dan segera menghampiri meja rias. Saat menghampirinya, Sinta melihat sederetan peralatan makeup. Namun, ia tidak menemukan cermin bedak kepunyaan ibunya.
Ia akhirnya mencoba mencarinya di laci meja itu. Ia menemukan cermin kecil yang agak kusam dan tampak terlihat sudah berumur. "Nah, ini aja deh, bisa," gumamnya dalam hati.
Namun, ketika ia bercermin, bukan wajahnya yang tampak. Sinta sontak kaget dan membalikkan cermin itu ke atas meja. Jantungnya berdebar kencang dan sedikit napasnya berpacu tak terkendali. "Mungkin cuma salah liat," ia berusaha menenangkan pikirannya di dalam hati. Tak lama dengan sedikit keraguan, ia membalikkan cermin itu lagi.
Kali ini, ia benar-benar memfokuskan pandangannya pada cermin. Namun, ternyata sekali lagi ia melihat sosok lain yang berada di cermin itu. Seorang pria dengan wajah muram dengan alis tebal dan berpenampilan sedikit sangar. Ya, Sinta mengenali sosok itu. Ia adalah teman sekolahnya, pria yang justru kebalikan dari Rama. Ia kurang menyukai sosok pria itu karena pendiam dan selalu menyorotkan pandangan tidak ramah pada siapa pun. Ia adalah Rahwana.
Resolusi
"Sin, Sinta… Kamu kenapa sayang?", terdengar suara ibunya mendekat. Wajar saja jika ibunya khawatir karena bunyi cermin yang tadi dihentakan Sinta ke meja cukup keras. Ibunya lantas melihat Sinta yang sedang bercermin dengan wajah ketakutan dan penasaran. "Kok pake cermin itu Sin", tanya Ibunya.
Sinta masih tidak bergerak dan belum menghiraukan pertanyaan ibunya. "Oh, kamu bisa liat juga ya, kamu liat siapa Sin?" Kali ini Sinta membalasnya "Lho, mama tahu? Sinta lihat Rahwana Ma, temen sekolah," balas Sinta makin keheranan. "Oh, ternyata kamu udah kenal ya, ya baguslah," balas ibunya. "Hah? Maksudnya gimana ma?," jawab Sinta sambil menyipingkan matanya.
"Cermin itu pusaka keluarga kita sin, nenek kamu sih nyebutnya cermin jodoh," balas ibunya sambil tertawa kecil. "Hah? Sejak kapan kita punya beginian Ma, lagian.. ga mungkin Rahwana ma, Sinta ga suka sama dia, malah agak kekih," jawabnya.
"Namanya jodoh siapa yang tau Sin". "Enggak ah, ga mau!" tegas Sinta. "Ah lagian kamu masih SMA, mana tahu soal gituan, masih belum umur!" balas mamanya. "Ih, tapi ga mungkin, Rahwana itu orangnya jutek banget, diajak ngobrol juga susah, mana kasar lagi, ga ada lembut-lembutnya ke cewek Ma," balas Sinta.
"Kamu kenal sama dia Sin? Maksudnya, bener-bener tau isi hati sama sifatnya gimana?" "Boro-boro, kan kata Sinta juga diajak ngobrol aja susah," jawab Sinta. "Ya sudah kalau begitu, jangan menilai seseorang dari sikapnya saja, belum tentu seseorang yang sikapnya dingin seperti itu memiliki hati yang buruk."
Sinta lalu tertegun sejenak merenungkan perkataan ibunya tersebut. Namun, tak lama ia kembali sadar bahwa persoalan pokok kali ini bukanlah soal Rahwana apalagi jodohnya.
"Lho, tapi kok Mama punya cermin gini sih? Ini beneran? Ga ada layarnya kan?" tanya Sinta sambil meraba-raba bagian belakang cermin itu. "Itu belum seberapa Sin, masih banyak pusaka lain yang kamu bakal lebih kaget lihatnya," balas ibunya sambil mengedipkan matanya.
Advertisement
Sihir Nina
Orientasi
Alangkah beruntungnya Nina memiliki keluarga idaman yang sangat menyayanginya kali ini. Keluarga barunya benar-benar memperlakukannya bak anak kandung satu-satunya yang mereka miliki.
Nina telah lama berpindah-pindah keluarga karena keluarga yang mengadopsinya selalu tiba-tiba melepaskannya. Panti asuhan bahkan sempat bertanya-tanya akan tersebut. Mereka bahkan sempat mempertanyakan apakah Nina adalah anak yang nakal? Karena keluarga yang mengadopsinya selalu beralasan tidak sanggup, atau bahkan ketakutan untuk mengasuh Nina.
Komplikasi
Namun, sekarang sudah tak habis pikir karena ia telah berbahagia dengan keluarga barunya lebih dari dua tahun ini. Setelah merenungkan masa lalunya, nina tak kuasa menahan bersin. Saat ia bersin, butiran percikan cahaya keemasan keluar dari embusan mulutnya. Nina kaget melihatnya dan makin terkejut melihat topi yang dikelilingi percikan cahaya itu kini melayang dihadapannya. "Lho, Nina sudah bisa menyihir sambil bangun ya sekarang," ucap ibu tirinya yang tiba-tiba berada di samping Nina.
Resolusi
"Lho, mama kok tiba-tiba muncul sih?" tanya Nina. "Tebak…," jawab ibunya. "Apa? Nina bahkan tidak tahu apa yang mama omongin soal sihir-sihiram tadi," balasnya.
"Kamu penyihir, mama juga penyihir." "Ah mama ngomong apa sih," tanya Nina. "Ga percaya? Nanti kita belajar bareng-bareng ya," balas mama nina sambil tiba-tiba menghilang meninggalkan serbuk keemasan yang Nina keluarkan saat bersin tadi.
Nina makin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dengan topi itu. Ia menggaruk-garuk kepalanya sambil bergumam dalam hati "kenapa sih ini". "Besok mama jelasin ya Nin, sekarang mama sibuk menyelesaikan pesanan tetangga," ujar mamanya. Nina kaget lagi, karena suara mama terdengar di dalam pikirannya. "Enggak kok, mama gak bisa baca pikiran kamu, mama cuma bisa ngomong, yang lain juga begitu."
Nino dan Alien yang Menggemaskan
Orientasi
Malam itu, entah mengapa tak seperti biasanya, Nino belum bisa tertidur. Ia sudah cukup lama mencoba memejamkan matanya, namun tak kunjung terlelap juga. Ia kemudian memutuskan untuk membuka jendela kamarnya, berharap angin segar dapat membuatnya mengantuk.
Namun, tak lama setelah ia membuka jendelanya, sekelibat cahaya terang tampak mendekat dari kejauhan. Nino lantas kembali menghampiri jendela kamarnya. Cahaya itu makin dekat dan mulai membuat Nino silau dan menutup mata dengan sebelah tangannya.
Komplikasi
Tiba-tiba seorang alien yang berukuran mungil datang. Perutnya buncit, tubuhnya berwarna biru, dan bibirnya berwarna merah muda. Matanya hijau terang. Alien berkepala besar itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya merah dari tangannya yang menghangatkan tubuh Nino.
"Halo, k-k-kamu siapa?" tanya Nino agak ketakutan. Alien itu kemudian menjawabnya dengan bahasa yang tidak dipahami oleh Nino bahkan manusia lainnya! "Blah weos dgak, laih ipos en quere?"
"Maaf, aku enggak paham apa yang kamu katakan," balas Nino.
Seketika alien itu pun tampak memahami apa yang terjadi, lalu memutar-mutar kupingnya yang berbentuk seperti antena seakan menyesuaikan sesuatu, seperti kita menyesuaikan frekuensi radio. Kemudian ia berkata dengan bahasa manusia ,"aku tidak bisa tidur, di planetku mataharinya ada tiga, jadi terlalu terang, boleh aku ikut tidur di sini?"
Resolusi
Meski agak ragu, Nino memperbolehkannya. Tak butuh waktu lama, alien itu pun lekas berbaring di lantai karpet kamar Nino. "Maaf, kamu boleh menggunakan kasurku kok, tidak usah di lantai", ujar Nino. Namun, Nino terlambat karena Alien itu sudah terlelap tidur, ia mendengkur seperti kucing.
Kemudian, selang beberapa detik saja, alien itu terbangun lagi. "Terima kasih, tidurku lelap sekali tadi," alien itu berkata sambil menahan menguap.
"Lho, kamu kan baru tidur beberapa detik saja?" jawab Nino. "Oh, iya, makhluk dari planetku hanya membutuhkan tidur 15 sampai 30 detik saja dalam 1000 tahun."
Alien itu pun keluar dan terbang kembali ke angkasa melalui jendela kamar tidur. Coba tebak, siapa sekarang yang tidak akan bisa tidur karena telah menyaksikan peristiwa luar biasa tersebut?
Sumber: Serupa
Advertisement