Bola.com, Jakarta - Tes anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang menarik dan lucu dan mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena/kejadian.
Teks anekdot berfungsi sindiran atau kritikan dengan sajian berbentuk humor atau lelucon. Sindiran tersebut dapat berkaitan dengan masalah politik, hukum, atau kebiasaan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Anekdot biasanya mengangkat cerita tentang orang terkenal atau penting (tokoh masyarakat) berdasarkan apa yang terjadi. Kejadian tersebut yang menjadi dasar dalam cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Jadi, teks anekdot dibuat sebagai satu di antara bentuk kritik yang menyampaikan realita sosial dengan cara yang unik, jenaka, dan lucu.
Seperti jenis teks lainnya, teks anekdot mempunyai ciri khusus pada struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan.
Berikut ini rangkuman tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks anekdot, seperti dilansir dari laman repositori.kemdikbud.go.id, Jumat (27/8/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot tersusun dari beberapa struktur. Adapun struktur teks anekdot terdiri atas abstrak, orientasi, krisis/komplikasi, reaksi, dan koda.
Abstrak
Abstrak merupakan bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Pada bagian ini biasanya menunjukkan hal unik yang akan ada dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap pembukaan. Bagian ini sifatnya opsional.
Orientasi
Orientasi adalah bagian teks yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail di bagian ini.
Bagian ini mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Pada bagian ini juga yang menjadi penyebab timbulnya krisis. Bagian orientasi ini berfungsi untuk membangun teks.
Krisis atau Komplikasi
Komplikasi merupakan bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada orang yang diceritakan. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan.
Jadi, pada bagian ini berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Bagian ini juga dianggap sebagai inti dari peristiwa anekdot.
Reaksi
Reaksi adalah bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya.
Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga, mencengangkan.
Reaksi dijadikan sebagai bagian yang memberikan penyelesaian masalah, lengkap dengan menggunakan cara yang menarik dan berbeda dari biasanya.
Koda
Koda yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama dengan penutup pertanda berakhirnya cerita.
Di dalamnya berisi persetujuan, komentar, atau penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Keberadaan koda bersifat opsional, yaitu boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot.
Advertisement
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
- Kalimat Langsung
Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-kalimat tidak langsung. Kalimat-kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang tokoh.
- Penggunaan Nama Tokoh Utama atau Orang Ketiga Tunggal
Penggunaan ini dapat disebutkan secara langsung nama tokoh faktualnya, tokoh yang disamarkan, atau tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
- Keterangan Waktu
Keterangan waktu, misalnya:Â kemarin, sore ini, suatu hari, ketika itu.
- Kata Kiasan
Kata kiasan atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata ini dapat berupa ungkapan atau peribahasa.
- Kalimat Sindiran
Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
- Konjungsi Penjelas
Konjungsi penjelas atau penerang, seperti:Â bahwa. Hal ini karena berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak langsung.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
- Kata Kerja Material
Kata kerja material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas yang dapat dilihat oleh panca indra. Hal ini terkait dengan tindakan tokoh dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa atau kegiatan.
- Kata Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang tokoh.
- Konjungsi Sebab Akibat
Konjungsi sebab akibat merupakan kata penghubung yang menyatakan sebab akibat, seperti:Â demikian, oleh karena itu, maka, sehingga.
- Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang bersifat atau memberi perintah atau dapat juga berupa peringatan, larangan.
- Kalimat Seru
Kalimat seru biasanya ditandai dengan tanda seru, yang bersifat untuk menegaskan atau sebagai ungkapan rasa seseorang.
- Konjungsi Temporal
Konjungsi ini bermakna kronologis (temporal), seperti:Â akhirnya, selanjutnya, kemudian, lalu.
- Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Kalimat retoris di sini dapat juga sebagai kalimat yang mengandung sindiran.
Â
Sumber: Kemdikbud
Advertisement