Bola.com, Jakarta - Resensi adalah ulasan, penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu. Tugas penulisan resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dinikmati atau tidak.
Jadi, resensi merupakan kegiatan melakukan pertimbangan baik-buruknya suatu karya. Adapun orang yang melakukan atau menyusun resensi disebut peresensi.
Baca Juga
Advertisement
Ada beragama jenis karya yang bisa diresensi, mulai buku pengetahuan, novel hingga film.
Resensi film adalah sebuah karangan yang membahas sebuah film baik itu mengenai sinopsis, kekurangan, kelebihan hingga kritik dan saran yang diberikan.
Untuk bisa membuat sebuah resensi film, peresensi harus mengetahui isi film tersebut. Tak hanya itu, penulis resensi juga diharuskan menonton film tersebut dari awal hingga selesai.
Hal itu untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan informasi yang disampaikan dalam resensi. Jadi, dalam resensi tersebut berisi review singkat atau gambaran umumn yang disampaikan kepada banyak orang mengenai isi film tersebut.
Tak jarang pula, resensi ini digunakan untuk menilai kelayakan sebuah film sehingga para pembaca bisa memutuskan apakah ingin menontonnya atau tidak.
Berikut ini kumpulan contoh resensi film beserta strukturnya, seperti dilansir dari laman ruangseni.com, Senin (6/9/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Resensi Film
Film UP
- Identitas Film
Judul: UP
Jenis Film: Animation, Adventure, Comedy
Sutradara: Pete Doctor, Bob Peterson
Prodksi: Pixar Animation Studios
Pemain: Edward Asner (Carld Fredricksen), Jordan Nagai (Russel)
- Sinopsis Film
Film Up yang ditayangkan tahun 2019 ini merupakan film yang berkisah tentang seorang kakek dan seorang anak bernama Russell yang berpetualangan untuk menemukan Paradise Fall dengan menerbangkan rumah menggunakan sepuluh ribu balon.
Kisah bermula ketika seorang anak laki-laki bernama Carl Fredricksen dan Ellie teman perempuannya, sama-sama mengidolakan tokoh petualang bernama Charlez Muntz. Ketika dewasa, Carl dan Ellie menikah. Sayangnya mereka tidak dikaruniai seorang anak. Hingga akhirnya Carl dan Ellie memutuskan untuk menyisihkan sebagian uang mereka untuk ditabung.
Mereka bercita-cita untuk menemukan Paradise Fall dan mendirikan rumah di sana seperti tokoh idolanya, Charlez Muntz. Sayangnya, cita-cita itu belum sempat terwujud bahkan ketika Carl dan Ellie sudah tua renta. Hingga akhirnya Ellie meninggal dunia. Carl yang kesepian menolak pindah dari rumahnya, meski ada perusahaan konstruksi yang menawarkan untuk membeli rumahnya.
Singkat cerita, Carls sempat terlibat perkelahian dengan salah seorang pekerja yang merusak kotak suratnya sehingga Carls dijatuhi hukuman pindah rumah dan harus tinggal di panti jompo. Carls begitu kecewa, tapi ia tak kehilangan akal. Ia mengingat impiannya yang belum terwujud dengan Elly dan memutuskan untuk berpetualang mencari Paradise Fall.
Carls memasang sepuluh ribu balon gas helium. Tekanan dari balon-balon itu membuat retakan di seluruh bawah rumah dan membuat rumah Carls terbang. Kakek itu begitu bersukacita, akhirnya impiannya dengan Elly akan terwujud.
Tiba-tiba terdengar ketukan dari dalam kamar Carls ketika rumahnya sudah terbang tinggi. Ternyata seorang anak kecil bernama Russell akan turut menemani perjalanan panjangnya itu. Dimulailah petualangan mereka. Banyak kejadian yang mereka alami di sepanjang jalan hingga akhirnya mereka berhasil sampai ke Paradise Fall dan mendirikan rumah di sana.
- Kelebihan
Kelebihan film ini yaitu animasinya sangat menarik dengan gambaran karakter yang khas. Saya rasa ide film ini benar-benar baru sehingga film ini membekas dalam ingatan.
Dalam film ini juga diselipkan adegan-adegan humor yang membuat penonton tertawa dan tanpa terasa menikmati setiap petualangan yang disuguhkan.
- Kekurangan
Saya tidak menemukan kekurangan dalam film ini. Karena menurut saya film ini berhasil menargetkan usia penonton baik kecil maupun dewasa. Misalnya seperti saya yang menonton di usia 9 tahun saat ditayangkan di tv, film ini benar-benar menghibur dan sangat sayang apabila dilewatkan.
Advertisement
Contoh Resensi Film
Film Menebus Umpian
- Identitas Film
Judul film: Menebus Impian
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produksi: Dapur film
Tahun: 2010
- Sinopsis Film
Film ini menceritakan tentang perjuangan seseorang yang miskin untuk meraih kesuksesan. Dalam sebuah kelurga miskin terdiri dari anak perempuan dan seorang ibu. Nur yang diperankan oleh Acha Septriasa, merupakan seorang mahasiswi. Dan ibunya bernama Sekar, yang diperankan oleh Ayu Diah Pasya, memiliki pekerjaan sebagai buruh cuci.
Ibunya Nur bertekad untuk menguliahkan Nur dan meminta agar ia fokus terhadap kuliahnya. Namun, pendapat Ibunya sangat berbeda dengan Nur. Nur ingin segera bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Banyak sekali masalah yang dijumpai Nur dalam film ini.
Kemudian Nur betemu dengan Dian, yang diperankan oleh Fedi Nuril. Dian adalah mahasiswa yang sudah mulai mapan. Dian ini sosok yang menginspirasi Nur agar ia kembali meraih cita-citanya. Nur banyak mengalami kegagalan, namun bersama Dian, ia terus bangkit.
- Kelebihan
Cerita dalam filmnya hampir sama persis dengan novelnya, tidak ada perubahan yang terjadi. Film ini banyak mengandung pesan moral untuk penontonnya.
- Kelemahan
Terdapat perbedaan dengan novel aslinya. Satu di antara perbedaan tersebut adalah di novelnya Nur dan Dian menikah, namun pada filmnya tidak ada.
Contoh Resensi Film
Film My Stupid Boss
- Identitas Film
Judul Film: My Stupid Boss
Sutradara: Upi Avianto
Produser: Frederica
Penulis Naskah: Upi Avianto
Pemain: Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Bront Palarae, Alex Abbad, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnaen, Kinwah Chew
Genre: Drama Komedi
Studio: Falcon Pictures
- Sinopsis Film
Film berjudul My Stupid Boss hasil garapan sutradara Upi Avianto ini mengisahkan tentang seorang karyawan wanita bernama Diana (Bunga Citra Lestari). Diana baru saja pindah ke Malaysia karena urusan pekerjaan suaminya yang bernama Dika (Alex Abbad). Lantaran tidak betah menganggur di rumah, Diana memutuskan untuk mencari pekerjaan di Malaysia. Dika merekomendasikan istrinya tersebut untuk bekerja di sebuah perusahaan milik sahabat lamanya.
Keesokan harinya, Diana pergi menuju kantor perusahaan milik sahabat suaminya tersebut untuk kepentingan melamar pekerjaan. Diana merasa sedikit tenang karena mengetahui bahwa boss di perusahaan yang akan ia datangi adalah orang Indonesia sama dengan dirinya.
Maka dari itu, ia berpikir bahwa pekerjaannya di perusahaan tersebut tidak akan menemui kendala yang berarti. Akan tetapi, semua asumsi yang Diana pikirkan sebelumnya salah besar. Pemilik perusahaan yang menyebut dirinya Bossman ini memiliki karakter dan perilaku yang aneh.
Ia selalu banyak bicara, penuh curiga, merasa selalu benar sendiri, pelit, dan segala tingkah laku aneh lainnya. Bahkan ketika pertama kali Diana menemui bossman, ia disangka seorang anggota yayasan yang ingin meminta sumbangan. Namun, setelah beberapa saat mengalami keanehan-keanehan yang ditimbulkan oleh bossman, akhirnya Diana diterima bekerja di perusahaan milik sahabat suaminya tersebut sebagai kerani (kepala administrasi).
Keanehan demi keanehan yang ada pada bossman tidak berhenti sampai di situ saja. Suatu ketika, bossman menelfon Diana pada pukul 02.00 hanya untuk sekadar mengingatkan agar rapat bisa dijadwalkan pada pukul 09.00 pagi. Bossman juga mengingatkan agar rapat jangan sampai tertunda dan jangan sampai ada karyawan yang terlambat. Padahal, seluruh karyawan termasuk Diana datang ke kantor setiap harinya pada pukul 08.00.
Keanehan terus terjadi sampai membuat Diana merasa sangat kesal pada atasannya itu. Tak hanya Diana saja yang dibuat kesal oleh bossman, tapi seluruh karyawan termasuk para buruh di perusahaan tersebut memiliki masalah pribadi dengannya.
Meski begitu, keanehan yang ditimbulkan oleh bossman terhadap Diana dan karyawan lain masih tetap berlanjut. Hingga akhirnya terjadi sebuah insiden yang membuat Diana benar-benar tidak terima. Bossman menuduh Diana telah menggelapkan uang perusahaan.
Perilaku bossman yang lebih sering berbicara sebelum dipikirkan terlebih dahulu memang sudah menjadi tabiatnya. Namun, kali ini Diana tidak bisa menoleransi apa yang dilakukan bossman terhadapnya.
Diana marah besar kepada atasannya tersebut dan mengancam akan membawa perkara ini ke polisi. Bossman yang ketakutan, dengan sigap meminta maaf pada Diana. Akan tetapi, Diana tak memedulikan permintaan maaf atasannya tersebut, yang menurutnya sudah sangat keterlaluan.
Bossman menyesal atas apa yang telah ia perbuat terhadap Diana. Berbagai cara dilakukannya agar Diana mau memaafkan dirinya dan bersedia kembali bekerja di perusahaannya. Akan tetapi, Diana telah memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan milik sahabat suaminya tersebut. Ketika hendak mengajukan pengunduran diri, tiba-tiba bossman mengajaknya ke sebuah panti asuhan.
Bossman berniat untuk merenovasi gedung panti asuhan tersebut dengan bantuan yang terbilang cukup besar. Di sinilah Diana merasa telah melihat sisi baik dari atasannya itu. Dengan pertimbangan ini, akhirnya Diana membatalkan niatnya untuk berhenti bekerja dari perusahaan. Berbagai hal terjadi antara hubungan boss dan karyawan itu dan terus berlanjut dengan ending yang baik.
- Kelebihan
Film berjudul My Stupied Boss ini mengandung sisi unik dari sebuah hubungan antara karyawan dengan atasan. Sisi positif dalam film ini terletak pada pembelajaran yang dapat dipetik oleh karyawan dan atasan. Bagaimana menjadi seorang karyawan yang profesional dan ideal dapat dicontoh dari kepribadian tokoh Diana dalam film tersebut.
Sedangkan hal-hal negatif seperti yang ada pada kepribadian bossman hendaknya dapat menjadi contoh untuk tidak ditiru bagi setiap atasan suatu lembaga atau perusahaan. Selain itu, sisi positif dari film juga dapat dilihat dari kemasan genre komedi pada film sehingga mengundang gelak tawa penonton dalam setiap adegan serta dialognya.
- Kekurangan Film
Kekurangan pada film ini terletak pada penggunaan lokasi syuting yang terlalu banyak berada dalam suasana kantor sehingga terkesan tidak adanya variasi lokasi pengambilan adegan. Selain itu terdapat beberapa dialog yang dirasa tabu untuk diucapkan, misalnya pada kata 'kera' yang ditujukan kepada kerani (kepala administrasi). Meski dengan maksud bercanda kepada karyawan, hal semacam ini sebaiknya tidak dipertontonkan.
Sumber: Ruangseni
Advertisement