Sukses


Paralimpiade Tokyo 2020: Atletik Tak Berhasil Tambah Pundi-pundi Medali Indonesia

Bola.com, Tokyo - Harapan Sapto Yoga Purnomo menambah perolehan medali di Paralimpiade Tokyo 2020 kandas setelah gagal menembus posisi tiga besar pada final lari 200m-T37 putra.

Tidak berbeda jauh dengan Sapto Yogo, pada nomor lainnya, pelari Indonesia Karisma Evi Tiarani yang berlaga di final 100 meter T63 putri juga belum berhasil membawa pulang medali dari Paralimpiade Tokyo 2020.

Pada laga final yang berlangsung di Stadion Olimpiade Tokyo, Sabtu (4/9/2021), Sapto Yogo menyentuh garis finis dengan catatan waktu terbaiknya 23,27 detik. Catatan tersebut belum cukup untuk membawanya masuk ke posisi tiga besar dan harus puas dengan menempati peringkat keenam.

Meski tak berhasil mempersembahkan medali di nomor 200 meter, Sapto Yogo cukup senang. Ia merasa karena secara pribadi penampilannya lebih baik dan berhasil memperbaiki catatan waktu terbaiknya.

"Meski belum berhasil membawa medali, tetapi saya sangat senang sekali tampil di final 200 meter dan berhasil memecahlan rekor pribadi," ujar Sato Yogo. 

"Harapan saya di pertandingan selanjutnya bisa melakukan yang terbaik untuk Indonesia," tambahnya.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Pecahkan Rekor Pribadi

Pelatih Sapto Yoga, Purwo Adi Sanyoto, menilai penampilan sang atlet di nomor 200 meter ini cukup luar biasa. Menurutnya, ini kali pertama Sapto Yogo berhadapan dengan atlet-atlet dunia dan berhasil memecahlan rekor pribadinya.

"Untuk Sapto Yogo pada final 200 meter kali ini luar biasa, karena memang untuk pertemuan dengan atlet-atlet dunia di nomor ini baru di sini. Kemudian ia juga berhasil memecahkan rekor pribadinya tadi sehingga bisa menjadi personal best," ucap Purwo.

Pelari asal Amerika Serikat, Nick Myhugh memastikan medali emas di nomor ini setelah mencatat waktu tercepat 21,91 detik. Nick sekaligus memperbaiki catatan rekor 22, 26 detik yang dipecahkannya dipenyisihan satu hari sebelumnya. Sementara medali perak dan perunggu masing-masing jatuh ke tangan Andri Vdovin dari RPC dan Medonca de Gomez dari Brasil.

 

3 dari 3 halaman

Karisma Meminta Maaf

Sementara itu, pelari Indonesia Karisma Evi Tiarani yang berlaga di final 100 meter T63 putri juga belum berhasil membawa pulang medali dari Paralimpiade Tokyo 2020. Pemegang rekor dunia 100 m-T42 itu finish keempat usai mencatatkan waktu 14,83 detik.

Karisma mangaku persaingan di final 100m itu cukup menegangkan dan hujan yang mengguyur lintasan membuat penampilannya tidak maksimal. Namun ia tidak patah semangat dan bertekad akan berlatih lebih keras lagi untuk hasil yang lebih baik di masa mendatang.

"Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Perlombaan tadi cukup menegangkan, karena kondisi juga hujan jadi lintasan agak licin kemudian sedikit menghambat pergerakan. Ke depannya saya akan berlatih lebih keras lagi, bekerja lebih keras lagi agar bisa memberikan yang terbaik," ucap Karisma.

Meski hanya finis di peringkat 4, namun pelatih Slamet Widodo mengapresiasi perjuangan pantang menyerah Karisma meski tampil di tengah hujan deras.

"Hari ini Karisma Evi final lari 100m hanya mampu berada diurutan nomor 4, namun saya apresiasi karena dalam situasi yang hujan deras Karisma Evi telah bertanding dengan penuh semangat, berjuang dengan sangat luar biasa dan memang lawan-lawannya bagus-bagus sehingga Karisma Evi hanya bisa finis keempat," ujar Slamet.

Di final 100m, Karisma harus mangakui dominasi Italia yang menyapu bersih tiga podium teratas. Bahkan Ambra Sabatini yang meraih medali emas dengan waktu 14,11 detik berhasil memecahkan rekor dunia sebelumnya (14,37 detik ) milik kompatriotnya Martina Caironi yang kali ini meraih medali perak. Sementara medali perunggu diraih Monica Graziana Contrafatto dengan catatan waktu 14,73 detik.

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer