Bola.com, Jakarta - Michael Van Den Bremt merupakan warga negara Belgia yang sudah lama menetap di Indonesia. Tinggal di Indonesia sejak 1999, Van den Bremt memiliki pekerjaan yang terbilang bagus di industri pariwisata.
Dia menjabat sebagai project manager sekaligus tour guide sebuah perusahaan travel yang berkantor pusat di Bali. Michael Van Den Bremt acap kali mempromosikan keindahan alam dan lokasi wisata Indonesia kepada turis mancanegara.
Advertisement
Akan tetapi, sejak badai pandemi COVID-19 menghantam pada awal 2020, kehidupan Van den Bremt berubah 180 derajat. Bisnis travel yang digelutinya selama 21 tahun mendadak lesu, akibat kebijakan lockdown dan pembatasan perjalanan yang diterapkan sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Wisatawan asing maupun lokal yang sempat merencanakan perjalanan liburan, terpaksa mengurungkan niat tersebut. Situasi itu tidak hanya dialami oleh Michael Van Den Bremt, tetapi juga para pengusaha, pekerja, hingga pedagang yang menggantungkan hidupnya dari pariwisata di Indonesia.
"Saya sudah lama juga berada di Indonesia, saya masuk ke Indonesia tahun 1999. Awalnya saya tinggal di Pulau Lombok, habis itu pindah ke Bali dan 2016 pindah ke Jogja," ujar Van Den Bremt.
"Wah awalnya kami pikir ini sebenarnya enggan terlalu serius, ini (COVID-19) cepat-cepat mau hilang, mau selesai. Ternyata lama juga, dan ya habis itu kami stres karena tidak ada kerjaan dalam travel dan kami selalu berharap pandemi ini bisa cepat selesai," lanjutnya.
Situasi sulit tersebut tak lantas membuat Michael Van Den Bremt meratapi nasibnya. Bersama sang istri, Veronica Tri Haryanti, Van Den Bremt memberanikan diri untuk membuka restoran ayam bakar pada Desember 2020.
"Sebenarnya sekarang juga harus ada jalannya untuk mencari uang, lalu kenapa kami enggak buka restoran kecil sekarang juga," jelas Michael Van Den Bremt.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Resep Ayam Bakar dari Sang Ibu
Setelah mencari-cari lokasi usaha yang pas, Van Den Bremt bersama sang istri akhirnya menemukan tempat di kawasan Tirtodipuran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Lokasi tersebut biasanya ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Namun, usaha Van Den Bremt bersama Veronica dalam merintis restoran bukan perkara mudah. Keduanya bahu membahu membersihkan, membongkar, dan merenovasi kontrakan yang bakal digunakan sebagai tempat berjualan.
"Awalnya waktu kami dapat tempat ini, kontrakan ini lokasinya sebenarnya sempurna, karena dekat Prawirotaman yang merupakan daerah turis," kenang pria berusia 48 tahun tersebut.
"Tetapi di sini berantakan sekali, ada sampah, ada mebel bekas. Berantakan sekali. Terus istri saya bilang, ayo kamu bantu daripada diam di rumah," lanjutnya.
Michael Van Den Bremt bersama Veronica menamai restoran milik mereka Chicken Shack. Restoran yang dirintis oleh pasangan suami istri itu menyediakan masakan khas Belgia, seperti ayam bakar, waffle, dan vol-au-vent.
Dari beberapa menu yang disajikan ayam bakar resep rumahan di Belgia menjadi yang paling favorit. Van Den Bremt mengaku mendapatkan resep masakan tersebut sang ibu.
"Resepnya dari mama saya, dari turunan sebenarnya. Ya saya dapat resep semua dari mama saya, asli makanan Belgia yang kami makan waktu kecil di kampung," jelas Van den Bremt.
"Konsep kami juga mau jualan makanan Belgia karena belum terkenal di Indonesia. Habis istri saya sudah belajar, dia akhirnya yang juga ajarin staff menu ayam bakar itu," ujarnya.
Advertisement
Pekerjakan Korban PHK Akibat Pandemi
Restoran Chicken Shack yang dibangun oleh Michael Van Den Bremt bersama Veronica Tri Haryanti berjalan lancar. Banyak pelanggan yang silih berganti datang ke restoran milik mereka.
Usaha tersebut nyatanya tidak hanya membawa berkah untuk Van Den Bremt dan Veronica, tetapi juga masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19. Sejauh ini, Van Den Bremt dan Veronica memiliki tiga karyawan di restoran milik mereka.
"Sebenarnya enggak milih khusus sih (untuk merekrut karyawan), tetapi kebanyakan yang datang ke sini tuh yang terdampak PHK karena pandemi. Saya juga pikir mereka sudah ada pengalaman sebelumnya, dan saya juga tahu rasanya," jelas Veronica.
"Saya sama suami juga terkena dampak pandemi, dan saya juga mau bantu orang-orang yang kena dampak pandemi itu. Jadi kebanyakan karyawan saya ini yang terkena PHK karena pandemi," ucapnya.
Satu di antara karyawan Chicken Shack, Izmi, mengaku bersyukur masih bisa bekerja di saat pandemi COVID-19. Apalagi, dia sempat menganggur selama enam bulan karena terkena pengurangan karyawan.
"Badai pasti berlalu dan kita harus berani berubah! ujar Van Den Bremt dan Veronica dengan kompak.