Bola.com, Jakarta - Efek rumah kaca adalah proses naiknya suhu bumi yang disebabkan perubahan atmosfer. Hal tersebut menyebabkan panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi dan tidak dapat dipantulkan secara sempurna.
Gas-gas di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi.
Baca Juga
Advertisement
Saat dalam keadaan normal pada siang hari, matahari menyinari bumi sehingga permukaan bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi mendingin.
Namun, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Kondisi tersebut yang mengakibatkan bumi menjadi makin hangat dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya efek rumah kaca merupakan fenomena alam yang wajar. Namun, yang menjadi permasalahan adalah, fenonema ini berjalan begitu cepat hingga mengakibatkan berbagai kerusakan di permukaan bumi.
Lantas apa penyebab efek rumah kaca? Penting untuk mengetahui penyebab efek rumah kaca agar bisa mengantisipasinya bersama.
Berikut ini rangkuman tentang penyebab efek rumah kaca dan dampaknya, seperti dilansir dari laman sumber.belajar.kemdikbud.go.id, Rabu (29/9/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Efek Rumah Kaca
Penyebab Efek rumah kaca adalah gas-gas rumah kaca. Berikut ini gas-gas di atmosfer beserta persentasi kontribusinya pada efek rumah kaca:
- Uap air (H2O), 36-70%
- Karbon dioksida (CO2), 9-26%
- Methana (CH4), 4-9%
- Ozon (O3), 3-7%
- Nitrous Oxide (N2O)
- CFC dan HFC
Sebenarnya, gas-gas diatas di atas diperlukan juga agar bumi tidak terlalu dingin, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.
Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, efek rumah kaca akan makin besar.
Advertisement
Dampak Efek Rumah Kaca
Perubahan Iklim yang Ekstrem
Beberapa tempat yang cenderung hangat akan menjadi lembap karena ada banyak air yang menguap di lautan. Hal itu disebabkan uap air yang merupakan gas pada rumah kaca sehingga keberadaannya menyebabkan meningkatnya efek insulasi pada atmosfer.
Uap air yang banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak sehingga menimbulkan pantulan cahaya matahari kembali ke luar angkasa, yang menyebabkan menurunnya proses pemanasan.
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, badai, dan air akan lebih cepat menguap dari dalam tanah.
Meningkatkan Permukaan Laut
Lapisan es di Benua Arktik akan berkurang sebanyak 2,7 persen per dekade akibat meningkatnya permukaan laut. Kemudian temperatur rata-rata global meningkat, dengan kedalaman paling sedikit 300 meter.
Lalu ketika atmosfer menghangat, lapisan air laut juga akan ikut menghangat sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan air laut.
Dampak Efek Rumah Kaca
Meningkatnya Suhu Global
Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi menjadi hal yang paling terasa. Hal itu seiring banyaknya bukti mengenai pengamatan kenaikan temperatur udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat, serta naiknya permukaan laut global.
Gangguan Ekologis
Di dalam pemanasan global, hewan atau binatang cenderung bermigrasi ke arah kutub es atau ke atas pegunungan. Tumbuhan juga akan mengubah arah pertumbuhannya, dengan mencari daerah baru yang habitatnya menjadi lebih hangat.
Para spesies akan berpindah tempat ke selatan atau utara. Beberapa tipe spesies ada yang tidak mampu berpindah secara cepat menuju kutub, bahkan bisa musnah.
Sosial dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit yang berhubungan dengan panas, adanya penyebaran penyakit yang melalui air, adanya penyebaran penyakit melalui vector, bahkan sampai kematian.
Temperatur yang panas juga akan mengakibatkan gagal panen sehingga muncul kelaparan dan malnutrisi.
Â
Sumber: Kemdikbud
Advertisement