Sukses


Ciri-Ciri Teks Anekdot, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Contohnya

Bola.com, Jakarta - Teks anekdot merupakan sebuah karangan cerita atau kisah yang bisa jadi berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek dan lucu.

Dalam teks anekdot biasanya membahas tentang berbagai topik seperti pendidkan, politik, hukum, sindiran, kritikan, dan sebagainya.

Namun, perlu diketahui, teks anekdot tidak hanya berisikan kisah-kisah cerita lucu semata, melainkan terdapat juga amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang suatu kebenaran secara umum.

Itulah mengapa, jika teks anekdot bisa berfungsi sebagai sindiran atau kritikan dengan sajian berbentuk humor atau lelucon.

Teks anekdot miliki dua macam isi, yakni isi yang tersurat dan isi yang tersirat. Isi yang tersurat adalah isi yang tertulis secara harfiah dan langsung dapat dibaca di dalam teks anekdot.

Sedangkan makna tersirat adalah makna teks anekdot tersebut yang berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada umumnya.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri teks anekdot, tujuan, struktur, kaidah kebahasaan, dan contohnya, seperti dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Senin (11/10/2021).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Ciri-ciri Teks Anekdot

Ciri-ciri teks anekdot, antara lain:

1 Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.

2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.

3. Bersifat menyindir.

4. Bisa jadi mengenai orang penting.

5. Memiliki tujuan tertentu.

6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.

7. Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

3 dari 6 halaman

Tujuan Teks anekdot

Teks anekdot memiliki tujuan yang ditujukan untuk pembaca dalam setiap cerita yang ditulis. Tujuan-tujuan tersebut merupakan latar belakang bagi pengarang atau penulis untuk menulis sebuah teks anekdot.

Tentunya penulis mempunyai tujuan tertentu sehingga menulis anekdot. Beberapa tujuan dari penulisan teks anekdot, yaitu:

1. Untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya.

2. Sebagai sarana penghibur.

3. Sebagai sarana pengkritik.

4 dari 6 halaman

Struktur Teks Anekdot

Struktur Teks Anekdot

1. Abstraksi, bagian ini terletak pada bagian awal paragraf, berisikan gambaran awal tentang isi dari teks anekdot.

2. Orientasi, bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di dalam teks.

3. Event, berisikan rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam teks.

4. Krisis, bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi di dalam teks anekdot.

5. Reaksi, bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul di dalam bagian krisis.

6. Koda, pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh di dalam teks.

7. Re-orientasi, bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri.

5 dari 6 halaman

Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan tersendiri yang berbeda dari teks lainnya. Kaidah kebahasaan di dalam teks anekdot sebagai berikut:

1. Menggunakan kata keterangan waktu lampau, misal: dahulu, tahun lalu, bulan lalu,waktu itu, dan lain-lain.

2. Menggunakan kata penghubung (konjungsi), yang dibagi menjadi: konjungsi antara kata yang satu dengan kata yang lain, konjungsi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dan konjungsi antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.

3. Terdapat penggunaan kata kerja (verba), contoh: membaca, tertawa, berjalan, terdiam, dan sebagainya.

4. Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).

5. Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.

6. Menggunakan kalimat perintah, contoh: buanglah, ambillah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.

6 dari 6 halaman

Contoh Teks Anekdot

                                                                                  Maling Sandal

Abstraksi

Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Arya bergegas untuk segera pulang.

Orientasi

Di tengah perjalanan pulang, Arya mengalami kecelakaan terserempet oleh sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sendal Arya putus.

Dengan terpaksa Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi, apa daya, uangnya tidak mencukupi.

Krisis

Karena uangnya tidak mencukupi, Arya mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.

Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut. Ternyata aksinya berjalan dengan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut.

Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya. Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Apes sekali Arya, perutnya yang buncit membuat ia tidak bisa berlari kencang.

Arya pun dibawa ke kantor polisi. Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan satu Minggu lagi. Sial sekali bagi Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.

Reaksi

Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.

Hakim: "Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Dengan ini, Anda dihukum selama lima tahun penjara”.

Arya: "Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?"

Koda

Kemudian, hakim memberikan penjelasan kepada Arya, bahwa ia mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Sedangkan para koruptor mencuri uang Rp2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.

Nah, kalau dihitung, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.

 

Sumber: Kemdikbud

Video Populer

Foto Populer