Sukses


Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah, Struktur, Jenis, dan Kaidah Kebahasaannya

Bola.com, Jakarta - Teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Di dalam teks cerita sejarah, disampaikan pengisahan suatu deretan peristiwa yang disusun berdasarkan kronologi waktu. Teks cerita sejarah berkaitan dengan teks narasi.

Teks cerita sejarah disampaikan berdasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan dan membentuk kisah sejarah teks tersebut.

Sama halnya jenis teks lainnya, teks sejarah memiliki ciri khas yang membedakan teks cerita sejarah dengan jenis teks yang lainnya.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang teks cerita sejarah perlu mengetahui ciri-ciri, struktur hingga kaidah kebahasaannya.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri teks cerita sejarah, struktur, jenis, dan kaidah kebahasaannya, dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (12/10/2021).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Ciri- Ciri Teks Cerita Sejarah

Ciri- ciri Teks Cerita Sejarah

1. Teks cerita sejarah diceritakan berdasarkan urutan waktu atau secara kronologis.

2. Teks cerita Sejarah berbentuk recount (menceritakan ulang suatu kejadian).

3. Struktur teks dari cerita sejarah terdiri dari: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.

4. Teks cerita sejarah biasanya menggunakan konjungsi temporal.

5. Isi teks dari cerita sejarah berupa fakta.

3 dari 5 halaman

Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur Teks Cerita Sejarah

  • Orientasi

Orientasi merupakan bagian awal (pembukaan) dari sebuah teks cerita sejarah.

  • Urutan Peristiwa

Urutan peristiwa adalah rekaman peristiwa sejarah yang pernah terjadi. Urutan peristiwa ini biasanya disampaikan secara kronologis (berurutan).

  • Reorientasi

Reorientasi merupakan bagian yang biasanya berisi opini atau komentar dari penulis tentang peristiwa sejarah yang diceritakan di dalam teks.

Pada bagian ini penulis bisa menulis apa saja yang bersifat komentar dan bisa juga ajakan atau sebagainya yang masih berhubungan dengan cerita sejarah tersebut.

4 dari 5 halaman

Jenis Teks Cerita Sejarah

Ada dua jenis teks cerita sejarah, yakni teks cerita sejarah fiksi dan nonfiksi.

1. Teks cerita sejarah fiksi meliputi novel, cerpen, legenda, roman, dan lain-lain.

2. Teks cerita sejarah non fiksi meliputi autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan sejarah.

5 dari 5 halaman

Kaidah Kebahasaan

Beberapa kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan dalam pembuatan teks cerita sejarah terdiri dari pronominal, konjungsi temporal, dan verba material. Berikut ini penjelasannya:

1. Pronomina (kata ganti)

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk sebagai pengganti benda dan memberi nama seseorang atau sesuatu dengan tidak langsung

  1. Kata ganti orang pertama tunggal. Contoh: saya dan aku.
  2. Kata ganti orang pertama jamak. Contoh: kita dan kami.
  3. Kata ganti orang kedua tunggal. Contoh: anda dan kamu.
  4. Kata ganti orang kedua jamak. Contoh: kalian.
  5. Kata ganti orang ketiga tunggal. Contoh: ia, dia, dan beliau.
  6. Kata ganti orang ketiga jamak. Contohnya mereka.
  7. Kata Ganti Penunjuk. Contoh: ini, itu, di sana, di sini
  8. Kata ganti kepemilikan. Contoh: -mu, ku, -nya

2. Konjungsi Temporal atau Kata Hubung Waktu

Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang fungsinya menata urutan peristiwa yang diceritakan. Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu sekaligus sebagai sarana kohesi teks.

Teks yang berkohesi itu penting diperhatikan agar keserasian setiap unsur yang disambungkan tetap terjaga sehingga tercipta susunan kata yang indah dan mudah dipahami.

Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat. Misal: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya.

b. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat. Misal: sebelumnya dan sesudahnya.

3. Verba Material

Verba material merupakan kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan partisipan, menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contoh:  mendirikan, mengumumkan, mencatat, dan membentuk.

 

Sumber: Kemdikbud

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer