Bola.com, Jakarta - Enzim merupakan molekul protein yang berperan sebagai katalisator. Adanya peran sebagai katalis tersebut membuat enzim dapat mempercepat berbagai proses reaksi kimia di dalam tubuh makhluk hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, enzim adalah molekul protein yang kompleks, yang dihasilkan oleh sel hidup dan bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup.
Baca Juga
Advertisement
Enzim terbentuk dari protein yang dilipat menjadi bentuk yang rumit dan kemudian hadir di seluruh tubuh. Adanya reaksi kimia membuat tubuh tetap hidup bergantung pada hal-hal yang dilakukan enzim.
Enzim melakukan tugas kritis untuk menurunkan energi aktivasi reaksi yaitu, jumlah energi yang harus dimasukkan agar reaksi dimulai.
Enzim bekerja dengan mengikat molekul reaktan dan menahannya dengan baik sehingga proses pemutusan ikatan kimia dan pembentukan ikatan berlangsung lebih mudah.
Berikut ini penjelasan tentang cara kerja enzim, struktur, dan fungsinya, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Jumat (29/10/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Struktur Enzim
Enzim tersusun atas dua bagian yang saling berpasangan, yaitu apoenzim dan kofaktor.
1. Apoenzim
Apoenzim merupakan bagian enzim berupa senyawa protein yang memiliki sifat tidak tahan panas. Apoenzim terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sisi Aktif
Sisi aktif berikatan dengan substrat. Substrat adalah zat yang akan dijadikan produk. Sisi aktif dapat diganggu oleh inhibitor kompetitif yang berstruktur sama dengan substrat.
Inhibitor akan mencegah substrat untuk berikatan dengan enzim.
b. Sisi Alosterik
Sisi alosterik berikatan dengan koenzim (kofaktor enzim). Sisi alosterik dapat diganggu oleh kehadiran inhibitor non-kompetitif yang memiliki struktur sama dengan kofaktor.
Inhibitor dapat mencegah enzim untuk berikatan dengan substrat.
2. Kofaktor/Aktivator Enzim
Kofaktor merupakan bagian enzim berupa senyawa non-protein dan bersifat tahan panas. Enzim yang telah berikatan dengan kofaktor disebut holoenzim.
Kofaktor dapat mengubah bentuk sisi aktif agar dapat berikatan dengan substrat. Kofaktor enzim dibedakan atas:
a. Koenzim
Koenzim merupakan kofaktor berupa senyawa organik (vitamin) yang berikatan secara non-kovalen dengan enzim. Contohnya, koenzim NAD+.
b. Gugus Prostetik
Gugus prostetik merupakan kofaktor berupa senyawa anorganik (mineral) yang berikatan secara kovalen dengan enzim. Contohnya, Cl- dan Ca2+ pada enzim amilase.
Advertisement
Sifat Enzim
Enzim memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Merupakan biokatalisator, yaitu enzim dapat mempercepat proses reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2. Mempercepat laju reaksi, namun tidak mengubah komposisi produk.
3. Terlibat dalam jalannya reaksi, namun jumlahnya tidak berubah.
4. Menurunkan energi aktivasi.
5. Hanya dapat mengatalisis reaksi tertentu atau hanya dapat bekerja pada satu jenis substrat.
6. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
7. Kerjanya dapat dihambat oleh zat tertentu.
Cara Kerja Enzim
Ada dua teori mengenai cara kerja enzim, yaitu teori gembok dan kunci (lock and key) dan teori kecocokan terinduksi (induced fit).
1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key)
Menurut teori ini, suatu enzim hanya bekerja untuk satu jenis substrat saja yang akan berikatan pada sisi aktif. Enzim diibaratkan sebagai gembok dan substrat diibaratkan sebagai kunci.
Enzim bergabung dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat. Substrat diubah menjadi produk kemudian lepas dari enzim.
2. Teori Kecocokan Terinduksi (Induced Fit)
Menurut teori ini, kofaktor atau aktivator enzim akan berikatan dengan sisi alosterik dengan cara mengubah bentuk sisi aktif enzim agar dapat mengikat substrat tertentu.
Substrat kemudian diubah menjadi produk dan lepas dari enzim. Enzim dapat digunakan kembali untuk substrat berikutnya.
Sumber: Kemdikbud
Advertisement