Sukses


Cara Menanam dan Budi Daya Pisang yang Baik agar Cepat Berbuah

Bola.com, Jakarta - Pisang merupakan satu di antara tanaman yang mudah dibudidayakan. Tanaman pisang mudah tumbuh di berbagai tempat.

Pisang merupakan tanaman asli Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tidak heran banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan lahannya untuk ditanami pohon pisang.

Jenis pisang yang banyak ditanam dan dikonsumsi di Indonesia, antara lain pisang susu, pisang raja, pisang ambon, pisang kepok, pisang mas, dan lain-lain.

Mudahnya tanaman pohon pisang tumbuh dan berbuah, membuat banyak orang memanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Budi daya pisang bisa menjadi bisnis yang menjanjikan karena buahnya banyak disukai.

Bagi Anda yang tertarik budi daya pisang, perlu mengetahui cara menanam dan memeliharanya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam budi daya pisang.

Berikut ini rangkuman tentang cara menanam dan memeilihara pohon pisang, seperti dilansir dari repository.ipb.ac.id, Rabu (10/11/2021).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Syarat Membudidayakan Pisang

Sebelum mengetahui cara menanam dan memelihara pisang, ketahui dahulu syaratnya. Tanaman pisang bisa ditanam di antara larikan pepohonan, dengan harus memenuhi persyaratan, antara lain:

  • Setiap rumpun paling banyak 2-3 pohon.
  • Kemiringan lahan maksimum 45 derajat, lahan harus diteras, penguat teras harus dipelihara dengan baik dan bahan mulsa (sisa dedaunan) dikumpulkan di bawah pohon pisang.
  • Kalau kesuburan tanah rendah, perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk kompos secukupnya atau dengan pupuk buatan. Ukuran pemupukan dengan menggunakan pupuk buatan, yakni pupuk ZA 200 g/tanaman/tahun, pupuk TSP 100 g/tanaman/tahun, pupuk KCl 150 g/tanaman/tahun.
3 dari 6 halaman

Penanaman

Persiapan lahan

  • Lahan harus bebas dari alang-alang.
  • Buat lubang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 50 cm.
  • Jarak antarlubang tanaman 3-4 m.
  • Setiap lubang diisi pupuk kandang atau kompos sebanyak 2-3 kaleng bekas minyak tanah.

 

Penyediaan bibit dan penanaman

· Bibit yang digunakan berasal dari anakan tanaman pisang.

· Bibit berupa tunas-tunas pada bonggol yang dibelah dan disebut 'bit'.

· Bibit didederkan pada media tanah campur pasir (1:1).

· Setelah satu minggu, bibit mulai berakar dan dipindahkan ke polybag.

· Dua bulan kemudian bibit siap dipindahkan ke lubang tanaman di kebun (1 bibit per lubang).

· Penanaman di kebun sebaiknya dilaksanakan awal musim penghujan.

 

Pemupukan

· Sebulan setelah ditanam, dipupuk dengan campuran 250 gr ZA, 100 gr DS dan 150 gr ZK per tanaman.

· Pemupukan tersebut diulang setiap tiga bulan sekali.

· Pupuk dibenamkan melingkar di sekeliling tanaman.

 

Penjarangan tanaman

· Penjarangan anakan ditujukan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan sehingga tanaman dapat menghasilkan tandan yang lebih besar dan berkualitas baik.

· Dipilih anakan pedang.

· Untuk anakan kedua yang dipelihara berasal dari anakan pertama, dan anakan ketiga berasal dari anakan kedua.

· Pemeliharaan anakan sebaiknya dimulai setelah induknya berumur 4-6 bulan.

· Pemeliharaan tanaman induk dengan ketiga anakannya sebaiknya merupakan bentuk melingkar.

 

Pemotongan jantung pisang

· Setelah bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan buah yang kecil-kecil dan lambat, sisa jantung segera dipotong.

· Pemotongan jantung tersebut dapat meningkatkan produksi buah 2-5 persen.

4 dari 6 halaman

Pemeliharaan

Pengendalian Penyakit Layu

Penyakit layu pada pisang terdiri dari penyakit layu fusarium dan penyakit layu bakteri. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysparum.

Jamur penyebab penyakit ini hidup di dalam tanah, kemudian masuk ke akar, selanjutnya masuk ke bonggol dan jaringan pembuluh. Gejala penyakit ini, yakni sepanjang jaringan pembuluh pada batang semu berwarna coklat kemerahan.

Selain itu, daun akan menguning dan menjadi layu, tangkainya menjadi terkulai dan patah. Kadang-kadang lapisan luar batang semu terbelah dari bawah ke atas.

Ciri khasnya ialah jika pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam dari bonggol ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal dan tankai daun.

Penularan penyakit ini dapat melalui bibit, tanah, dan air yang mengalir mengandung spora jamur. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.

Bisa juga disebut penyakit dara karena bila akar tinggal/bonggol tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna kemerahan dari berkas pembuluh.

Gejala penyakit ini pada tanaman pisang adalah layunya daun-daun tua sebelum waktunya, daun menguning dan mati, pada tanaman muda terjadi kelayuan yang menyeluruh.

Penularan penyakit ini dapat terjadi karena bibit terinfeksi, serangga yang mengunjungi bunga, alat-alat pemangkasan dan kontak akar.

Adapun cara pencegahannya, sebagai berikut:

  • Menanam bibit pisang yang sehat.
  • Melakukan pemupukan yang seimbang.
  • Sanitasi dan drainase kebun yang baik agar waktu hujan, air tidak mengalir dan tergenang di permukaan tanah.
  • Memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi terjadinya luka pada akar.
  • Untuk mencegah penularan oleh serangga melalui luka pada bunga yang rontok, maka dapat dilakukan pemotongan jantung.
5 dari 6 halaman

Pemanenan

· Pada bulan-bulan panas, buah pisang sudah bisa dipanen setelah 80 hari sejak keluarnya jantung, dan pada bulan-bulan basah setelah 120 hari.

· Ciri-ciri buah pisang yang sudah bisa dipanen antara lain kulit buah menjadi lebih cerah, bentuk buah lebih membulat tidak bersiku.

· Pada saat panen buah jangan sampai terjadi banyak luka pada kulit buah akibat benturan atau gesekan agar mutu dan penampakan buah tetap baik dan menarik.

Saat petik:

· Perbandingan antara daging buah (buah sudah membulat).

· Mudah patah ujung bunga (kepala putik).

6 dari 6 halaman

Pasca Panen

Pengepakan

· Sebelum pengepakan buah terlebih dahulu disisir, sebaiknya menyertakan tangkainya untuk mengurangi serangan mikroba penyebab busuk bonggol sisir.

· Setelah disir dilakukan pencucian, baik dengan air atau perendaman dengan air panas selama lima menit.

· Pengepakan sangat beragam seperti dengan keranjang bambu, peti kayu, peti karton, dan sebagainya.

· Pengepakan yang baik menggunakan peti kayu ukuran 49 x 33 x 23 cm yang dilapisi lembaran plastik berlubang dan diberi bantalan kertas koran.

Pemeraman pisang

· Meningkatkan suhu peram atau diberi bahan-bahan yang dapat menghasilkan gas ethylene atau zat perangsang kemasakan seperti daun gamal, daun pisang, karbit (dengan dosis 100 gr/100 kg pisang).

Pengolahannya

· Buah pisang mentah hingga matang dapat diolah menjadi bentuk lain yang memungkinkan akan mempertinggi nilai tambah pisang itu sendiri.

· Di samping rasanya enak, juga tahan lama (daya awet makin tinggi).

· Satu di antara teknologi pengolahan pisang adalah sari buah.

 

Sumber: ipb.ac.id

Dapatkan artikel cara dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer