Bola.com, Jakarta - Tolak peluru merupakan satu di antara nomor olahraga lempar pada cabang atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong pada alat bundar yang disebut peluru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, tolak peluru adalah olahraga dengan menolakkan peluru (alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan beratnya untuk putri 4 kg, untuk putra 7¼ kg).
Baca Juga
Advertisement
Sesuai namanya, tolak peluru dilakukan tidak dilempar, tapi ditolak/didorong. Hal tersebut sesuai peraturan bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan.
Untuk bisa melakukan tolakan dengan baik dan benar, bukan hal yang mudah. Ada beberapa cara atau teknik yang harus dikuasai dengan baik.
Berikut ini rangkuman tentang cara melakukan tolakan yang baik dan benar dalam olahraga tolak peluru, dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Rabu (10/11/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Cara Memegang Peluru
a. Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bagian atas.
b. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari-jari tangan.
c. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang.
d. Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/menahan peluru bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
e. Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menempel di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan.
f. Pada saat memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.
Advertisement
2. Sikap Awal
a. Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar.
b. Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke samping kanan.
c. Berat badan berada pada kaki kanan, kemudian badan agak condong ke samping kanan.
d. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas.
e. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan tertuju ke arah tolakan.
3. Sikap Menolak Peluru
a. Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas agak ke belakang (ke arah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut didorong ke depan agak ke atas.
B. Dorong hingga dada terbuka menghadap ke depan serong ke atas arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan tertuju ke arah tolakan.
b. Saat dada menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru tersebut ditolakkan sekuat-kuatnya ke bagian depan atas arah tolakan, bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan.
Advertisement
4. Gerakan Lanjutan
Sikap badan setelah menolak peluru adalah bentuk gerakan setelah peluru lepas dari tangan. Gerakan tersebut dilakukan untuk menjaga keseimbangan badan agar badan tidak terjatuh ke depan.
a. Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan, secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri (kaki depan), dengan lutut agak dibengkokkan.
b. Kaki kiri (kaki depan) diangkat ke belakang lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
c. Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring ke samping kiri, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
d. Tangan kanan dengan sikut agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak di bawah badan, tangan/lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
Sumber: Kemdikbud