Bola.com, Jakarta - Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Dalam hikayat biasanya menceritakan kehebatan dan kepahlawanan orang ternama dengan segala kesaktian yang dimilikinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.
Baca Juga
Advertisement
Melalui pengertian di atas, menunjukkan hikayat berfungsi sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, sekadar meramaikan pesta, dan sarana hiburan lainnya.
Perlu diketahui juga, hikayat termasuk jenis cerita rakyat. Jadi, jenis cerita rakyat ada beragam, di antaranya dongeng, legenda, mitos, dan masih banyak lainnya.
Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri hikayat, tujuan, struktur, dan contohnya, seperti dilansir dari gerbangkurikulum.sma.kemdikbud.go.id, Senin (15/11/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-Ciri Hikayat dan Tujuannya
Ciri-ciri hikayat, sebagai berikut:
1. Berpusat atau bercerita tentang kerajaan (istana sentris).
2. Tak diketahui nama pengarangnya (anonim).
3. Mengandung banyak nilai, terutama nilai moral.
4. Cerita hanya seputar peperangan antarkerajaan, keajaiban, kekuatan gaib, serta percintaan (statis).
5. Selalu berakhir dengan kemenangan tokoh utama (happy ending).
Tujuan Hikayat
Berikut tujuan penulisan teks hikayat:
1. Sarana untuk membangkitkan semangat pembacanya.
2. Sarana untuk menghibur.
3. Sarana untuk meramaikan suatu acara atau suasana.
4. Sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur.
Advertisement
Macam-Macam Nilai dalam Hikayat
Seperti yang telah disinggung di atas, satu di antara ciri hikayat ialah mengandung banyak nilai. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat:
Nilai budaya
Niali budaya dalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun-menurun di masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu).
Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena 'takut' sesuatu yang buruk akan menimpanya.
Nilai moral
Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Nilai Religius
Nilai religius berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa-pahala, serta surga dan neraka.
Nilai Edukasi
Nilai edukasi berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Nilai sosial
Nilai sosial berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Struktur Hikayat
Abstrak
Abstrak dalam teks hikayat sifatnya opsional. Jadi boleh ada dan boleh tidak. Abstrak merupakan gambaran umum tentang keseluruhan isi hikayat.
Orientasi
Dalam orientasi berisi informasi mengenai latar kisah atau peristiwa. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
Komplikasi
Komplikasi berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian ini berisi konflik yang menjadi daya tarik dalam sebuah cerita.
Resolusi
Dalam resolusi berisi pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini juga berisi konflik yang mulai mereda dan sering disebut bagian pemecahan masalah.
Koda
Koda merupakan kata-kata penutup yang berfungsi sebagai kesimpulan atau penegasan kembali tentang pesan-pesan penting yang terkandung dalam isi hikayat. Bagian ini juga termasuk opsional.
Advertisement
Contoh Hikayat
Hikayat Si Miskin dan Marakarma
Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti dilempari batu.
Beberapa tahun kemudian, si Miskin dan istri diberikan momongan seorang anak laki-laki yang bernama Marakarma, yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si Miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si Miskin menggali tanah dan menemukan ranjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.
Setelah berdirinya kerajaan, mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bernama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa, yang sangat iri dengan negeri Puspa Sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut diminta pergi dari negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, negeri Puspa Sari turut hancur dan raja maupun ratu hidup miskin kembali.
Keduanya berlari ke hutan. Marakarma disangka sebagai seorang pencuri dan dibuang ke laut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan nenek Kabayan.
Marakarma hidup bersama nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita nenek Kabayan. Segera Marakarma menemui adiknya dan pergi ke negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.
Marakarma meminta kepada Dewa untuk mengembalikan negari Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarma dapat mengalahkan serangan dari negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran negeri Puspa Sari. Marakarma kemudian menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di negeri Puspa Sari.
Sumber: Kemdikbud