Bola.com, Jakarta - Esai adalah bentuk tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu. Bentuk karangan esai dapat berupa formal atau informal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi
Advertisement
Esai juga sering disebut dengan artikel, tulisan atau komposisi. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik.
Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai sebuah hal yang sedang terjadi atau berlangsung di masyarakat.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang esai, bisa memahami ciri-ciri, struktur, kaidah, jenis hingga langkah-langkah menyusunnya.
Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri esai, struktur, kaidah, Jenis, dan langkah-langkah menyusunnya, seperti dilansir dari gerbangkurikulum.sma.kemdikbud.go.id, Rabu (24/11/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-Ciri Esai
1. Berbentuk prosa
Berbentuk prosa artinya bentuk komunikasinya biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
2. Singkat
Adapun yang dimaksud singkat ialah dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda
Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh
Dalam praktiknya, penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
5. Memenuhi keutuhan penulisan.
Kendati esai adalah tulisan yang tidak utuh, tetap harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai pendahuluan, pengembangan hingga penutup.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu
Jadi yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, dan pikirannya kepada pembaca.
Advertisement
Struktur Esai
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat.
2. Bagian isi
Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih terperinci dan mendetail.
3. Penutup atau Kesimpulan
Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.
Kaidah Esai
1. Baku
Struktur yang digunakan sesuai kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga dalam pemilihan kata/istilah, dan penulisan harus sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima dengan akal sehat.
3. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya tetap berkualitas.
4. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai urutan, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
5. Denotatif
Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai makna sesungguhnya. Tidak banyak menggunakan perumpamaan atau kiasan.
Advertisement
Jenis-Jenis Esai
1. Esai deskriptif
Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Penulis bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi, dan sebagainya.
2. Esai tajuk
Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat.
Melalui esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individu seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan.
Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai pribadi
Esai pribadi hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi, esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri.
Penulis akan menyatakan, 'saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup'. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai reflektif
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.
Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai kritik.
Dalam esai kritik, penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan.
Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.
Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
Langkah-Langkah Membuat Esai
Langkah-langkah Membuat Esai
1. Menentukan tema yang menarik.
2. Melakukan research (penelitian) pengumpulan bahan.
3. Membuat outline (garis besar).
4. Memberikan judul dalam esai tersebut.
5. Memulai untuk menulis esai.
6. Memperhatikan pemilihan kata.
Â
Sumber: Kemdikbud
Advertisement