Bola.com, Jakarta - Pergerakan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Latar belakang terbentuknya pergerakan nasional karena adanya kesadaran penderitaan dan kesengsaraan bersama yang menimpa masyarakat Indonesia selama penjajahan.
Baca Juga
Advertisement
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi pertama pada masa pergerakan nasional.
Boedi Oteomo didirikan pada 20 Mei 1908 di Jakarta oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, maupun kebudayaan.
Pergerakan nasional merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap penjajah. Perlawanan yang dilakukan tersebut bukan melalui penggunaan angkatan bersenjata, tetapi melalui penggunaan organisasi budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
Ada banyak tokoh pergerakan nasional yang turut berjasa dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Siapa saja tokoh tersebut?
Berikut ini daftar tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia, seperti dilansir dari gerbangkurikulum.sma.kemdikbud.go.id, Kamis (25/11/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879. Kartini merupakan pelopor perjuangan wanita di Indonesia.
Kartini memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang.
Kartini meninggal dunia pada 1904. Kumpulan surat suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Advertisement
Dewi Sartika
Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884 di Bandung. Dewi Sartika merupakan pengikut cita-cita Raden Ajeng Kartini.
Pada 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung. Pada 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi.
Perkumpulan tersebut bergerak untuk memperjuangkan kemajuan wanita.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau lahir pada 2 Mei 1899 di Yogyakarta.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker) dan Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912.
Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga yang mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Hal itu karena adanya ketakpuasan terhadap sistem pendidikan yang ada di masa itu.
Perguruan tersebut mengajarkan kepada siswa sifat kebangsaan. Pentingnya peran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan, membuat beliau mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Advertisement
Dr. Sutomo
Sutomo merupakan satu di antara pendiri organisasi Boedi Oetomo. Boedi Oetomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada 20 Mei 1908.
Tujuan didirikannya Boedi Oetomo ialah untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia dan keluhuran budi orang Jawa. Sutomo mempunyai cita-cita memakmurkan rakyat Indonesia.
Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.
Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah.
Beliau mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis.
Advertisement
Wahid Hasyim
KH. Abdul Wahid Hasyim lahir pada 1 Agustus 1914 di Jombang. Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama).
Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat.
Pada 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU.
Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
Saman Hudi
Samanhudi belajar agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911.
SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
Â
Sumber: Kemdikbud
Advertisement