Bola.com, Jakarta - Kerokan merupakan satu di antara terapi tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Asia termasuk Indonesia, untuk mengurangi gejala pegal-pegal, sakit kepala, dan gangguan kesehatan lainnya.
Terapi ini biasanya menggunakan alat berbentuk khusus atau koin, yang digosokan ke permukaan kulit di mana sebelumnya sudah diolesi krim atau minyak terapi terlebih dahulu.
Baca Juga
Advertisement
Di Indonesia, kerokan biasanya menggunakan koin untuk media goresnya. Goresan yang biasanya berbentuk pendek maupun panjang tersebut, merangsang sirkulasi jaringan lunak sehingga bisa memperlancar peredaran darah dan meringankan gejala masuk angin.
Sedangkan di China, kerokan kerap kali disebut sebagai gua sha, media goresnya menggunakan sendok dari keramik, giok, atau potongan tanduk kerbau.
Meski memiliki manfaat untuk kesehatan dan bisa meringankan beberapa gejala penyakit, kerokan diyakini memiliki efek samping jika tidak dilakukan dengan benar.
Berikut manfaat dan bahaya dari kerokan untuk kesehatan tubuh, yang wajib Anda cermati, seperti dilansir dari Klikdokter, Kamis (2/12/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Manfaat Kerokan untuk Kesehatan
1. Nyeri Kepala Migrain
Kerokan memiliki potensi untuk mengurangi gejala migrain. Penelitian menyebut, wanita berusia 72 tahun dengan nyeri kepala kronis yang mendapatkan terapi kerokan selama 14 hari merasakan gejala penyakit yang membaik.
Hanya, hasil dari penelitian tersebut masih belum dapat disamaratakan pada semua orang. Masih butuh banyak penelitian lanjutan untuk memastikan manfaat kerokan untuk meredakan nyeri kepala migrain.
2. Nyeri leher
Pada suatu studi, 48 partisipan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan terapi kerokan dan kelompok kedua mendapatkan bantal pemanas untuk mengurangi nyeri leher.
Setelah satu minggu, kelompok yang mendapatkan terapi kerokan menyatakan nyeri yang lebih minim dibandingkan kelompok yang menggunakan terapi bantal pemanas.
3. Perimenopause
Wanita yang mendekati masa menopause akan mengalami gejala perimenopause. Gejala tersebut meliputi insomnia, fase menstruasi yang tidak teratur, kecemasan, rasa lelah berlebihan, serta hot flush.
Wanita dengan gejala perimenopause yang mendapat terapi kerokan selama 15 menit dan dilakukan seminggu sekali mengalami tingkat keluhan yang lebih minim.
4. Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B menyebabkan peradangan pada organ hati, bahkan hingga bisa merusak dan menimbulkan jaringan parut atau luka.
Pada suatu kasus, pria dengan enzim hati yang tinggi — yang menandakan adanya peradangan organ hati — diberikan terapi kerokan. Dua hari setelahnya, pria tersebut mengalami penurunan kadar enzim hati.
Hal tersebut menunjukkan, kerokan diduga memiliki potensi untuk mengurangi peradangan hati. Namun, hal ini masih perlu dipastikan dengan berbagai studi lanjutan.
5. Sindrom Tourette
Sindrom tourette meliputi gejala yang dapat muncul tiba-tiba, seperti kedutan pada wajah dan berdeham tanpa disengaja.
Kombinasi kerokan dan terapi lainnya seperti akupunktur, herbal, dan perubahan gaya hidup ditemukan dapat mengurangi gejala sindrom ini hingga 70 persen. Namun, hasil tersebut belum dapat dijadikan sebagai patokan. Masih butuh banyak studi lanjutan untuk memastikannya.
Advertisement
Efek Samping Kerokan bagi Kesehatan
Kerokan merupakan prosedur yang relatif aman. Meski demikian, goresan pada saat kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di permukaan kulit sehingga menimbulkan memar.
Apabila terjadi perdarahan saat kerokan, hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit yang menular melalui luka. Maka itu, media yang digunakan sebagai penggores sebaiknya dibersihkan, baik sebelum maupun sesudah digunakan.
Apabila Anda baru saja dioperasi dalam enam minggu terakhir, hindari kerokan. Jika Anda sedang rutin mengonsumsi obat pengencer darah maupun memiliki gangguan pembekuan darah, kerokan juga sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan.
Cara Kerokan yang Aman
Agar tidak terjadi efek samping kerokan yang parah, berikut ini beberapa hal yang mesti Anda perhatikan:
- Pastikan koin atau media gores yang digunakan sudah dibersihkan, minimal dengan sabun dan air mengalir.
- Gunakan minyak atau losion untuk mempermudah kerokan dan mengurangi cedera.
- Hindari menggores terlalu kencang. Perhatikan ambang nyeri orang yang sedang dikerok.
- Hindari kerokan apabila mengalami operasi dalam enam minggu terakhir.
- Hindari kerokan apabila memiliki gangguan pembekuan darah.
- Hindari kerokan apabila mengonsumsi atau mendapatkan obat pengencer darah.
Sumber: Klikdokter.com (Published: 21/12/2021)
Yuk, baca artikel manfaat lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement