Bola.com, Jakarta - Temuan kasus pertama varian omicron diketahui pada 9 November dan didapati di Afrika Selatan. Hanya dalam beberapa hari terakhir, varian omicron telah menginfeksi sekitar 20 ribu orang per hari di Afrika Selatan.
Menurut laman resmi World Health Organization (WHO), who.int, omicron termasuk ke kelompok "variant of concern" pada 26 November 2021.
Baca Juga
Advertisement
Kini, varian omicron dilaporkan telah menginfeksi sejumlah negara. Menurut Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, telah mendeteksi varian baru corona tersebut di 50 negara.
Varian yang disebut B.1.1.529 itu memiliki jumlah mutasi yang luar biasa tinggi, yakni 32 mutasi pada protein spike.
Para ilmuwan waspada karena varian omicron berpotensi membuat virus lebih mudah menular dan dapat menghindari kekebalan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Terdeteksi Kasus Varian Omicron
WHO dikutip dari laman The New York Times, (1/12/2021) memperingatkan bahwa risiko global yang ditimbulkannya sangat tinggi, terlepas dari apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai banyak ketakpastian.
Selanjutnya, sejumlah negara melarang penerbangan dari Afrika Selatan atau melarang masuknya pelancong asing.
Meski begitu, masih banyak orang yang bingung dengan varian baru corona ini, termasuk masyarakat Indonesia, sebab varian omicron kembali membuat resah.
Kendati demikian, pemerintah Indonesia belum mendeteksi kasus varian omicron terjadi di Tanah Air.
Di sisi lain, sejumlah pihak percaya, varian tersebut sebenarnya sudah ada di Indonesia, namun tidak bisa diprediksi begitu saja tanpa "sequencing".
Sebagaimana sebelumnya dilansir dari resmi Kabupaten Bekasi bekasikab.go.id, bahwa ada empat warga DKI Jakarta yang terkonfirmasi terpapar setelah melakukan perjalanan luar negeri.
Advertisement
Kabar Hoax atau Tidak Benar
Terkait kabar tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes), Siti Nadia Tarmizi, mengonfirmasi laporan kasus varian omicron yang ditemukan di Kabupaten Bekasi adalah tidak benar.
Kantor Staf Presiden (KSP) juga memastikan kabar virus corona varian omicron sudah menginfeksi empat orang di Kabupaten Bekasi, adalah hoax atau tidak benar.
Kepastian itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo, setelah mengklarifikasi informasi tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti.
"Tidak ada bukti dan tidak ada statement apa pun dari saya bahwa varian omicron sudah masuk Bekasi," kata Abraham, menirukan pernyataan Kadinkes Bekasi, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).
Abraham mengatakan hasil penelusuran tim Dinkes Bekasi ke laboratorium yang melakukan testing menunjukkan empat orang yang dinyatakan positif terpapar COVID-19 tersebut sebenarnya terinfeksi varian delta, bukan omicron sebagaimana ramai dibicarakan.
"Hoax semacam ini bisa merugikan masyarakat dan menimbulkan kepanikan yang tidak diperlukan," lanjut Abraham.
Sementara itu, pemerintah terus memonitor distribusi varian COVID-19 melalui "sequencing spesimen" pelaku perjalanan di tiap pintu masuk yang tersebar di Indonesia.
"Sampai sekarang belum ditemukan kasus bervarian omicron," ujar Wiku Adisasmito, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, dalam konferensi pers daring (9/12/2021).
Selain itu, melansir laman resmi covid19.go.id, guna mencegah masuknya penyebaran varian omicron di Indonesia pemerintah melakukan pengetatan bagi pelaku perjalanan dari luar negeri.
Bahkan ada beberapa warna dari negara yang tidak diperkenankan masuk ke Indonesia, terutama negara yang telah mendeteksi adanya varian omicron.