Bola.com, Jakarta - Aurora adalah fenomena alam yang memancarkan cahaya yang disebabkan partikel berenergi tinggi dari angin surya matahari yang berinteraksi dengan medan magnet bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, aurora adalah gejala berupa cahaya di langit yang berbentuk berkas, pita, atau tirai, biasanya berwarna merah, hijau, dan ungu.
Baca Juga
Advertisement
Adanya aurora disebabkan oleh interaksi angin surya dengan medan magnet bumi. Aurora bukanlah fenomena alam yang bisa dilihat di Indonesia.
Untuk dapat melihat fenomena ini, paling sering di dekat kutub. Jika suatu saat berkunjung ke perbatasan Amerika Serikat dan Kanada atau tempat yang lebih jauh ke utara, mungkin bisa melihat aurora pada malam hari.
Berdasarkan lokasi kejadiannya, fenomena aurora dibedakan menjadi dua jenis. Apa saja jenis-jenis aurora tersebut?
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis aurora, penyebab, dan proses terjadinya, yang perlu diketahui, seperti dilansir dari laman seputarilmu.com, Selasa (14/12/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Proses Terjadi Aurora
Aurora sebagai cahaya yang terbentuk dari udara yang disebabkan oleh atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel yang mempunyai muatan, utamanya elektron dan proton yang bersumber dari dalam matahari.
Partikel-partikel yang dilemparkan oleh matahari dengan kecepatan lebih dari 500 mil/detik akan terhisap oleh medan magnet bumi yang berada di sekitar kutub Utara dan Kutub Selatan.
Warna-warna yang terjadi pada aurora dikarenakan adanya benturan partikel dan molekul maupun atom yang berbeda. Seperti pada aurora warna hijau yang terbuat antara benturan partikel elektron dan molekul nitrogen.
Aurora warna cerah merah terjadi karena benturan antara partikel elektron serta atom oksigen. Bagian yang paling utama dari mekanisme aurora yaitu angin matahari atau angin surya.
Advertisement
Penyebab Terjadinya Aurora
1. Sun Spot (Bintik Matahari)
Bintik matahari merupakan area gelap dan dingin di permukaan matahari yang dinamai fotosfer dan termasuk satu di antara fenomena unik matahari.
Fotosfer termasuk dari beberapa bagian matahari. Sun Spot ini dapat berukuran sangat besar, sekitar 50.000 kilometer. Adanya Sun Spot tersebut disebabkan interaksi pada medan magnet matahari yang tidak sempurna.
2. Kutub Medan Magnet
Daerah kutub yakni suatu pusat dari medan magnet bumi. Saat partikel yang masuk dan terjebak di Sabuk Van Allen, partikel-partikel tersebut akan terbawa oleh angin menuju kutub medan magnet bumi.
Kondisi tersebut yang menjadi alasan fenomena aurora hanya terjadi di kutub.
3. Partikel Proton dan Elektron
Proton dan elektron ialah sebuah unsur-unsur pembentuk atom. Proton posisinya berada di inti atom, sedangkan elektron berada di luar lapisan atom.
Proton serta elektor akan dibawa oleh angin surya. Pada lapisan tersebut posisi cahaya aurora terjadi. Itulah alasan mengapa aurora terjadi di tempat yang tinggi.
Jenis-Jenis Aurora
1. Aurora Borealis
Aurora Borealis merupakan satu di antara jenis aurora yang terjadi di daerah sebelah utara. Jenis aurora ini dinamai berdasarkan nama Dewi Fajar Roma, Aurora, dan juga nama Yunani untuk angin utara, Boreas.
Perlu diketahui, di Eropa aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari hendak terbit dari arah itu.
Aurora borealis terjadi di antara bulan akhir Agustus hingga awal April. Aurora Berealis bisa dilihat di daerah antartika seperti Utara Kanada, Alaska, Rusia, serta Skandinavia.
2. Aurora Australis
Aurora Australis merupakan suatu jenis fenomena aurora yang terjadi di belahan bumi bagian selatan. Maka tidak heran namanya seperti negara di dekat kutub selatan, yaitu Australia.
Sumber: Seputarilmu
Advertisement