Bola.com, Jakarta - Para ilmuwan Inggris telah memperingatkan bahwa dua dosis vaksin COVID-19 tidak cukup untuk menghentikan penyebaran varian baru, omicron.
Mengutip BBC, Rabu (15/12/2021), analisis awal kasus omicron dan delta Inggris menunjukkan vaksin COVID-19 kurang efektif dalam menghentikan varian baru. Namun, mereka berpendapat bahwa booster ketiga bisa mencegah sekitar 75 persen orang mendapatkan gejala COVID-19.
Advertisement
Inggris sedang mengambil langkah ekstra ketika 448 kasus omicron lainnya dikonfirmasi di Britania, sehingga jumlah yang dilaporkan sejauh ini menjadi 1.265.
Jumlah total kasus COVID-19 yang tercatat pada hari Jumat (10/12/2021) adalah 58.194 - angka tertinggi sejak 9 Januari 2021.
Pemerintah juga mengatakan sedang membarui panduan untuk rumah perawatan di Inggris, membatasi jumlah pengunjung yang diizinkan per penduduk, dan meningkatkan pengujian untuk menyeimbangkan risiko COVID-19 saat ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Omicron dan Isu Efektifitas Vaksin COVID-19
Satu di antara kekhawatiran utama sejak varian omicron yang bermutasi pertama kali muncul, adalah akan membuat vaksin kurang efektif.
Laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris menganalisis data dari 581 kasus omicron dan ribuan kasus delta untuk menghitung seberapa efektif vaksin terhadap varian baru.
Analisis ini didasarkan pada data terbatas, tetapi menunjukkan penurunan dramatis dalam efektivitas untuk vaksin Oxford-AstraZeneca dan penurunan yang signifikan untuk dua dosis Pfizer.
Perlindungan 75 persen terhadap gejala COVID-19 setelah booster atau dosis ketiga tidak setinggi terhadap varian sebelumnya.
Tidak ada cukup data untuk menganalisis vaksin Moderna atau Janssen, tetapi tidak ada alasan untuk berpikir mereka akan memiliki hasil yang berbeda.
Advertisement