Bola.com, Jakarta - Secara umum, olahraga dilakukan agar mempunyai tubuh yang sehat dan bugar. Saat berolahraga seseorang bisa berisiko mengalami cedera.
Olahraga dan cedera merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Cedera kemungkinan besar bisa dialami seseorang jika tidak melakukan pemanasan dan tidak menguasai tekniknya.
Baca Juga
Advertisement
Itulah mengapa, penting untuk melakukan pemanasan dan pendinginan setelah selesai berolahraga. Pemanasan juga dapat membantu pemain berkonsentrasi pada sesi yang berlangsung.
Selain pemanasan, penting mewaspadai jenis-jenis olahraga yang rentan cedera. Sebagian orang mungkin belum mengetahui jenis olahraga apa saja yang mudah membuat seseorang cedera.
Dengan mengetahuinya, Anda jadi bisa melakukan langkah antisipasi dengan matang. Apa saja jenis olahraga rentan cedera?
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis olahraga rentan cedera yang perlu diketahui, seperti dilansir dari Klikdokter, Senin (27/12/2021).,
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Olahraga yang Menggunakan Peralatan
Pada tahap awal olahraga, bila tidak melakukan peregangan dengan benar, bisa mengalami. Tak hanya itu, peralatan yang digunakan untuk menunjang olahraga bila tidak digunakan sesuai petunjuk atau tidak sesuai dengan kemampuan, memungkinkan terjadinya cedera.
Misalnya, mengangkat barbel seberat 5 kg, sementara biasanya hanya mengangkat seberat 1 kg sambil melakukan gerakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Padahal, jika belum terbiasa bisa memicu terjadinya keseleo atau terkilir.
Advertisement
Basket
Menurut American Orthopaedic Society for Sports Medicine, cedera yang paling banyak dialami pemain basket adalah keseleo pada bagian pergelangan kaki, ruas jari yang tertekuk akibat benturan dengan bola atau pemain lainnya, cedera pada lutut dan area sekitarnya, lebam dalam pada paha, luka robek di wajah, dan patah tulang kaki.
Maka itu, dalam bermain basket perlu persiapan yang matang, seperti dengan menguasai teknik-tekniknya.
Bersepeda
Tak jarang, cedera pada pesepeda terjadi karena ia mengayuh dalam kecepatan tinggi, lalu berbenturan atau bertabrakan dengan pengguna jalan lainnya.
Meski yang paling sering dialami adalah cedera jaringan lunak serta trauma pada tulang dan otot, cedera kepala, seperti trauma kepala berat, merupakan yang paling fatal dan dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang.
Selain itu, penggunaan sepeda jangka panjang bisa dirasakan pada pergelangan tangan, area selangkangan, dan dubur.
Maka itu, bila Anda rutin bersepeda, sangat dianjurkan untuk menggunakan pelindung diri, seperti helm, kacamata, pelindung kaki atau tangan, sepatu, dan pakaian yang tepat.
Dalam bersepeda juga perlu menyesuaikan ketinggian sadel dan setang, kemudian tidak melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan konsentrasi seperti mengecek smartphone, atau bersepeda dalam keadaan mabuk dan tidak enak badan.
Advertisement
Sepak Bola
Cedera yang sering terjadi pada jenis olahraga keras ini adalah pada jaringan lunak sehingga pemulihannya cenderung lebih cepat. Menurut data, 50-80 persen cedera akibat olahraga beregu ini terjadi di kaki.
Sebanyak 40-45 persen cedera melibatkan mata kaki, umumnya akibat terkilir. Cedera lutut dan kepala juga tak jarang ditemukan.
High-Intensity Interval Training (HIIT)
Menurut sebuah studi, orang-orang yang melakukan olahraga HIIT berisiko tinggi mengalami cedera, khususnya pada lutut dan bahu.
Jenis olahraga HIIT mengombinasikan latihan aerobik, angkat beban, dan kalistenik (latihan dengan irama untuk mengembangkan fungsi otot) pada kapasitas maksimum, dan diikuti dengan beberapa periode pemulihan. Selama beberapa tahun belakangan, HIIT sangat digemari.
Namun, menurut data dari National Electronic Injury Surveillance System dari tahun 2007-2016, tercatat 3.988.902 cedera akibat peralatan olahraga, seperti barbel, kettle bells, dan kotak kayu plyometric, atau gerakan kalistenik seperti burpees, push-up, dan lunges yang umum ditemukan dalam olahraga HIIT.
Sebagian besar cedera dialami di lutut, pergelangan kaki, dan bahu. Pria usia 20-39 tercatat paling sering mengalaminya.
Advertisement
Peralatan di Taman Bermain
Di Amerika Serikat, tiap tahunnya terdapat cedera yang ditangani di instalasi gawat darurat terhadap 200 ribu anak berusia 14 tahun ke bawah akibat peralatan yang ada di taman bermain.
Kemudian lebih dari 20 ribu anak diberikan terapi akibat cedera otak, termasuk yang derajat ringan. Sekitar 56 persen cedera yang terjadi di taman bermain yang ditangani di IGD berupa patah tulang, memar, dan luka lecet.
Ternyata, kasus cedera ini paling banyak terjadi di taman bermain umum.
Sumber: Klikdokter.com (Published: 18/1/2020)