Bola.com, Jakarta - Mandi junub atau mandi wajib harus dilakukan oleh umat Muslim saat sedang dalam keadaan tidak suci. Satu di antara penyebabnya yakni haid, yang dialami kaum wanita.
Haid termasuk hadas besar, di mana saat seorang Muslim memiliki hadas di tubuhnya, wajib untuk menyucikan diri agar bersih kembali.
Baca Juga
Advertisement
Jika hadas kecil bisa dihilangkan hanya dengan berwudu, berbeda dengan hadas besar yang harus dihilangkan dengan mandi wajib.
Saat seorang Muslim memiliki hadas di tubuhnya maka mereka tidak diperbolehkan memasuki masjid atau melakukan ibadah.
Itulah mengapa, menyucikan diri diwajibkan oleh agama Islam agar bisa kembali melakukan ibadah dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
Berikut tata cara mandi wajib setelah haid beserta niatnya, yang wajib diketahui umat Muslim, seperti disadur dari Merdeka, Selasa (4/1/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Niat Mandi Haid dan Artinya
Mandi haid merupakan satu di antara mandi wajib yang harus dilakukan seorang Muslim seusai haid. Berikut niat yang harus dibaca saat mandi haid:
Bismillahirahmandirahim nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahita'ala
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah."
Advertisement
Perintah untuk Mandi Wajib setelah Haid
Landasan perintah mandi wajib sudah jelas di dalam Al-Qur'an, yakni berada dalam surat Al-Maidah ayat 6 dan surat An-Nisa ayat 43, yang artinya sebagai berikut:
Al-Maidah ayat 6:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur."
An-Nisa ayat 43:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Tata Cara Mandi Wajib setelah Haid
Berikut tata cara mandi haid, lengkap sesuai urutannya:
1. Bacalah niat mandi haid terlebih dahulu. Membaca doa niat di awal-awal hukumnya wajib. Doa niat inilah yang membedakan mandi haid dan mandi biasa. Cara membaca doa niat mandi haid ini bisa dalam hati atau bersuara.
2. Bersihkan telapak tangan sebanyak tiga kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan.
3. Bersihkan kemaluan berikut kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri. Bagian tubuh yang biasanya kotor dan tersembunyi tersebut adalah bagian kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan lain–lain.
4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun. Setelah membersihkan bagian tubuh yang kotor dan tersembunyi, tangan perlu dicuci ulang. Caranya mengusap-usapkan tangan ke tanah/tembok kemudian dibilas air langsung atau dicuci dengan sabun baru dibilas.
5. Lakukan gerakan wudu yang sempurna seperti ketika kita akan salat, dimulai membasuh tangan sampai membasuh kaki.
6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak tiga kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.
7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh kiri.
8. Saat menjalankan tata cara mandi haid, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.
Advertisement
Adab-Adab Wanita saat Haid
1. Tidak Boleh Menjalankan Salat
Dari Aisyah RA, "Bukankah bila si wanita haid ia tidak salat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita". (Muttafaqun 'alaih, HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut, para ulama bersepakat bahwa wanita haid tidak boleh salat dan tidak boleh berpuasa. Hal ini sama seperti mengeluarkan najis secara terus menerus. Untuk itu tidak diperkenankan menunaikan ibadah salat.
2. Tidak Boleh Membaca Al-Qur'an
Dari pendapat empay ulama, mazhab keempatnya sepakat bahwa wanita Muslim yang sedang dalam kondisi haid dilarang untuk menyentuh Al-Qur'an yang suci. Sebagaimana diambil dalam QS Al-Waqi'ah: 79, "Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan".
Namun, masih diperbolehkan jika ingin tetap belajar Al-Qur'an, yakni menggunakan Al-Qur'an terjemahan atau juga Al-Qur'an dalam ponsel pintar.
3. Tidak Boleh Berpuasa
Larangan ini sesuai hadis riwayat Aisyah ra yang berbunyi: "Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya, 'Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid?' Aisyah berkata, 'Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)?' Dahulu, pada masa Rasulullah SAW di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat)." (Shahih Muslim No.506).
4. Tidak Melakukan Hubungan Badan
Berdasarkan QS. Al Baqarah: 222, saat wanita Muslim mendapatkan haid maka ia diharamkan oleh untuk melakukan hubungan suami istri atau berjimak dengan suaminya.
5. Dilarang Tawaf Saat Haji
Rasulullah menyampaikan kepada Aisyah, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan tawaf di Ka'bah hingga engkau suci." (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Tidak Masuk ke Masjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haid." Namun, berdasar pada sebuah pendapat lain bahwa masuk ke masjid dalam keadaan haid boleh dilakukan asal darah haid atau darah kotor tidak mengotori masjid.
7. Memuji Asma Allah SWT dan Bersalawat
Meski haram hukumnya wanita haid menjalankan salat wajib maupun sunah, wanita haid harus tetap menjalankan ibadah lain seperti bersalawat kepada Allah SWT. Memuji Asma Allah seperti menghafal asmaul husna, mengkaji, dan memahami terjemahan Al-Qur'an, atau dengan membaca dan menghafal kitab-kitab Hadis lainnya.
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Novi Fuji Astuti. Publsihed: 29/7/2021)
Yuk, baca artikel Islami lainnya dengan mengeklik tautan ini.