Bola.com, Jakarta - Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional.
Puisi rakyat merupakan satu di antara bentuk karya sastra nusantara yang sering diciptakan pada masa lalu.
Baca Juga
Advertisement
Puisi rakyat mempunyai struktur yang sudah ditentukan mulai deretan kalimatnya, ejaan lafalnya, suku kata, penekanan suara, hingga irama.
Puisi rakyat ditandai oleh bentuknya yang tetap, terikat oleh jumlah larik per bait, jumlah kata per baris, dan rima akhir.
Ada banyak jenis puisi rakyat yang ada dan pernah berkembang di Indonesia sejak masa sastra Melayu lama. Meski begitu, jenis puisi rakyat yang sering dipelajari hanya beberapa.
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis puisi rakyat beserta penjelasan dan ciri-cirinya, seperti dilansir dari laman e-learning.smpn20solo.sch.id, Selasa (4/1/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Melalui pedagang Persia, pantun lama berupa syair mulai dikenal dan disukai masyarakat.
Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu 'syi'ir' atau 'syu'ur 'yang berarti 'perasaan yang menyadari', kemudian kata syu'ur berkembang menjadi syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.
Ciri-ciri syair antara lain:
- Setiap bait terdiri dari empat baris.
- Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
- Bersajak a-a-a-a.
- Semua baris adalah isi.
- Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.
Advertisement
2. Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan.
Ciri-ciri pantun, yaitu:
- Tiap bait terdiri dari empat baris atau empat larik.
- Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
- Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
- Baris pertama dan kedua adalah sampiran. Sementara baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.
3. Gurindam
Gurindam adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang merupakan suatu puisi Melayu tradisional dan berasal dari Tamil, yakni negara India. Gurindam dapat dianggap sebagai puisi terikat, rima yang burujung sama.
Jadi, istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu 'kirindam' berarti mula-mula atau perumpamaan. Gurindam sarat nilai agama dan moral.
Gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam memiliki ciri khas sebagai berikut:
- Terdiri atas dua baris dalam sebait.
- Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
- Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
- Setiap baris dalam gurindam merupakan satu kesatuan yang utuh.
- Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
- Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua).
- Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Advertisement
4. Seloka
Seloka adalah bentu puisi Melayu klasik, berisi pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan.
Umumnya ditulis empat baris memakai bentuk pantun/syair, terkadang bisa juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Berikut ini ciri-ciri Seloka:
- Dalam satu baris hanya terdapat dua baris.
- Dalam satu baris, suku katanya agak panjang, yakni sekitar 18 suku kata atau kurang.
- Setiap isi bait dalam seloka saling berhubungan dengan bait berikutnya.
- Menggunakan sajak bebas atau tidak terikat
- Berisi kritikan dan nasihat atau sikap negatif tertentu.
5. Talibun
Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi. Talibun identik dengan jumlah barisnya yang berjumlah genap dan lebih dari empat baris, misalnya enam baris, delapan baris, 10 baris.
Jika pantun talibun berisi empat baris maka dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi. Begitu juga dengan pantun talibun enam baris maka tiga baris pertama adalah sampiran dan tiga baris berikutnya adalah isi.
Aturan tersebut berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapapun. Berikut ini ciri-ciri Talibun:
- Dalam satu baris dibagi menjadi dua, yakni untuk sampiran dan isinya.
- Dalam satu baris maksimal terdiri dari 12 kata.
- Menggunakan sajak a b c - a b c, a b c d - a b c d, dan seterusnya.
- Isinya menjelaskan suatu perkara.
- Pada sampiran terdapat kalimat pembantu yang berisi perumpamaan untuk menyesuaikan diri.
Sumber: E-Learning SMPN 20 Surakarta
Advertisement