Sukses


Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi, Struktur, Cara Menyusun, dan Contohnya

Bola.com, Jakarta - Teks negosiasi adalah jenis teks yang berisi gambaran bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Kegiatan negosiasi secara tidak langsung sering dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal jual beli. Negosiasi tersebut dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama.

Jadi, teks negosiasi bisa juga disebut sebagai teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak.

Perlu diingat, dalam menyusun teks negosiasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti penggunaan bahasa. Ada beberapa ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi yang penting untuk diketahui dan dipahami.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi, struktur dan cara membuat, dan contohnya, seperti dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Rabu (5/1/2022). 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Struktur Teks Negosiasi

Sebelum membahas ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi, ketahui terlebih dahulu strukturnya. Secara umum, teks negosiasi mempunyai struktur sebagai berikut:

  • Orientasi

Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya.

  • Permintaan

Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

  • Penawaran

Penawaran merupakan suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar dari pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

  • Persetujuan

Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

  • Penutup

Penutup merupakan akhir dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

3 dari 7 halaman

Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi

Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi, sebagai berikut:

1. Bahasa persuasif

Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Contoh kalimatnya: "Bagus itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir".

2. Kalimat deklaratif

Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh: 'Kualitas kaos ini setara dengan yang impor'.

3. Bahasa yang sopan

Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak terjalin komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.

Contoh:

  • Kalau harga segitu saya masih rugi, Bu. (sopan).
  • Enak saja, nawar gak pakai mikir (tidak sopan).

4. Menggunakan konjungsi

Contoh:

  • Meski buatan dalam negeri, kualitas baju ini sangat baik.
  • Ibu tidak akan menyesal, walau harus membayar agak mahal 
4 dari 7 halaman

Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi

5. Menggunakan kalimat yang efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai kaidah bahasa yang berlaku.

6. Berisi pasangan tuturan

Dalam teks negosiasi, tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah

Contoh:

"Coba ambilkan contoh kaos yang ukuran XL!"

8. Menggunakan pronomina

Kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh: saya, kami, Anda.

9. Menggunakan kalimat langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber.

Contoh: "Bu, ada sepatu merek xxx?"

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau tidak.

Contoh: "Baik Bu, akan membeli berapa buah?"

11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Contoh kalimatnya: "Bulan lalu harganya masih Rp70 ribu, masa sekarang sudah jadi Rp80 ribu?"

5 dari 7 halaman

Cara Menyusun Teks Negosiasi

Berikut ini langkah-langkah menulis teks negosiasi:

Menentukan topik

Berikut ini contoh hal-hal yang cocok dijadikan topik dalam teks negosiasi:

  • Harga barang
  • Tempat studi wisata
  • Besaran upah minimum karyawan
  • Besaran iuran anggota koperasi
  • Tujuan tempat berkemah

Menentukan para pihak

Berikut ini contoh para pihak yang cocok dijadikan contoh dalam menyusun teks negosiasi:

  • Penjual dan pembeli
  • Siswa dan guru
  • Karyawan dan pengusaha
  • Pengurus dan anggota koperasi
  • Pramuka dan pembina

Menentukan konflik/perbedaan

Berikut contoh konflik/perbedaan yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Perbedaan asumsi harga barang
  • Perbedaan pandangan tentang tempat wisata yang bagus
  • Perbedaan pandangan tentang upah minimum bagi karyawan
  • Perbedaan pandangan tentang besaran iuran koperasi
  • Perbedaan pandangan tentang tempat berkemah yang bagus

Menentukan solusi dalam penawaran

Berikut ini contoh solusi yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Harga yang telah disepakati antara penjual dan pembeli
  • Tempat wisata yang berhasil disepakati antara siswa dan guru
  • Besaran upah minimum yang telah disepakati antara karyawan dan pengusaha
  • Besaran iuran koperasi yang telah disepakati antara pengurus dan anggota koperasi
  • Tempat berkemah yang berhasil disepakati antara Pramuka dan pembina

Menentukan model kesepakatan

Berikut contoh model kesepakatan yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Terjadinya transaksi jual beli di antara pihak-pihak terkait
  • Jadi melaksanakan studi wisata yang telah disepakati pihak-pihak terkait
  • Terjadinya pembayaran upah minimum sesuai kesepakatan pihak-pihak terkait
  • Terjadinya pembayaran iuran koperasi sesuai kesepakatan pihak-pihak terkait
  • Terjadinya perkemahan di tempat yang telah disepakati pihak-pihak terkait

 

6 dari 7 halaman

Cara Menyusun Teks Negosiasi

Mengembangkan Kerangka Teks Negosiasi

Kembangkan kerangka teks negosiasi yang telah Anda susun menjadi sebuah teks negosiasi yang baik dan lengkap, serta memenuhi unsur-unsur strukturnya.

Menyunting Teks Negosiasi

Langkah terakhir dalam proses penulisan teks negosiasi adalah menyunting teks tersebut. Penyuntingan teks bisa difokuskan ke dalam beberapa hal.

Pertama tentang penerapan penggunaan EYD, apakah teks negosiasi tersebut telah menggunakan EYD yang benar. Kedua, tentang penggunaan kata baku dan tidak baku. Teliti penggunaan kata yang dipilih apakah sudah memenuhi kaidah kebakuan.

Ketiga, penggunaan kalimat efektif. Apakah teks laporan hasil observasi yang disusun telah menggunakan kalimat efektif? Apabila belum, ubahlah kalimat tersebut agar efektif.

Contoh:

  • Kata baku dan tidak baku.

Hakikat (baku) hakekat (tidak baku)

Nasihat (baku) nasehat (tidak baku)

  • Kalimat efektif:

Kepada Bapak Kepala Sekolah waktu dan tempat kami persilakan. (tidak efektif)

Bapak Kepala Sekolah kami persilakan memberikan sambutan. (efektif)

7 dari 7 halaman

Contoh Teks Negosiasi

Negosiasi antara Penjual dan Pembeli

Siang itu di Pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli. Anton, yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh-oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anton dan penjual kerudung.

Penjual: Selamat siang.

Anton: Selamat siang

Penjual: Mau beli apa, Mas?

Anton: Ini, Mbak, mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual: Cari yang modelnya bagaimana, Mas?

Anton: Yang biasa saja, Mbak.

Penjual: Silakan, Mas, ke sini

Sesampainya di dalam toko...

Penjual: Silakan, Mas, dipilih, banyak pilihannya.

Anton: Saya suka yang hijau, Mbak, kalau dilihat segar

Penjual: Iya Mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas.

Anton: Ini berapa Mbak?

Penjual: Rp50 ribu

Anton: Wah, kok mahal, Mbak? Rp30 ribu boleh tidak?

Penjual: Tidak boleh, Mas, itu bahannya bagus soalnya.

Anton: Tidak bisa kurang Mbak?

Penjual: Rp45 ribu deh, Mas.

Anton: Rp40 ribu ya, Mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual: Benar-benar tidak boleh Mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.

Anton:  Ya sudah mbak Rp45 ribu, saya ambil yang ini.

Penjual: Mau beli apa lagi, Mas?

Anton: Itu saja, Mbak. Ini uangnya Mbak.

Penjual: Uangnya Rp50 ribu, kembali Rp5 ribu. Terima kasih ya, Mas.

Anton: Iya, Mbak, sama-sama.

 

Sumber: Kemdikbud

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer