Sukses


Perbedaan, Hubungan, Beserta Cara Mengatasi Stres dan Depresi

Berikut perbedaan, hubungan beserta cara mengatasi stres dan depresi.

Bola.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak asing dengan istilah stres dan depresi. Banyak orang beranggapan stres dan depresi, keduanya sama. Padahal, tidak seperti itu.

Perlu diketahui, stres tidak selamanya buruk. Banyak orang pernah mengalami stres, misalnya saat menghadapi macet, wawancara kerja, masalah keluarga, atau perihal karier dan keuangan.

Memang benar, stres terlalu lama dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan, tetapi stres juga bisa menghadirkan manfaat baik.

Contohnya, saat sedang deadline, stres memicu tubuh untuk memperbaiki kinerja. Hal ini berarti, seseorang dapat menemukan potensi lebih dalam lagi karena stres tersebut.

Namun, stres biasanya akan hilang setelah situasi yang buruk tersebut terlewati atau saat orang tersebut melakukan hobinya. Pada orang yang rentan, kondisi stres dapat menyebabkan depresi berat.

Lantas, bagaimana perbedaan stres dan depresi agar lebih mudah untuk mengatasinya?

Berikut perbedaan stres dan depresi beserta cara mengatasinya, disadur dari Klikdokter, Jumat (7/1/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Perbedaan Stres dan Depresi

Stres

Stres bukan merupakan kondisi mental. Stres dapat menjadi di antara satu cara manusia bertahan hidup. Biasanya, stres dapat dipicu oleh suatu hal dan akan hilang setelah peristiwa hidup berubah.

Akan tetapi, bila stres terjadi dalam jangka waktu lama dan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, seseorang bisa jatuh ke dalam keadaan depresi. Berikut gejala-gejala stres yang harus Anda tahu:

  • sulit konsentrasi
  • sulit tidur
  • gangguan memori
  • perubahan kebiasaan makan
  • mudah marah atau mudah tersinggung
  • sulit bekerja
  • sering merasa sakit kepala

Depresi

Depresi menurut American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-V) adalah gangguan mood yang terjadi selama dua minggu berturut-turut.

Depresi membutuhkan diagnosis medis mendalam. Meski stres dihubungkan dengan suatu kejadian tertentu, depresi dapat terjadi tanpa pemicu. Gejala depresi, antara lain:

  • merasa sedih dan putus asa
  • menarik diri
  • hilang minat
  • kurang energi
  • merasa gelisah
  • mudah tersinggung
  • merasa rendah diri
  • pikiran untuk bunuh diri
3 dari 4 halaman

Hubungan Stres dengan Depresi

Stres terlalu lama dapat menyebabkan perubahan di bagian neurotransmitter otak. Di antaranya, stres dapat meningkatkan hormon kortisol dan mengurangi produksi hormon serotonin serta dopamin.

Sistem hormon ini bekerja untuk mengatur proses biologis tubuh, yaitu tidur, nafsu makan, energi, dan dorongan seks. Respons stres yang gagal dihentikan dan diatur ulang setelah peristiwa pemicu berlalu, akhirnya dapat menyebabkan seseorang terkena depresi.

Sebuah penelitian mengungkapkan, faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya depresi adalah genetik, perubahan tingkat hormon, kondisi medis, stres, kesedihan atau keadaan kehidupan yang sulit. Perlu diingat kembali, terkadang depresi terjadi tanpa ada pemicu sama sekali.

Pria dan wanita di segala usia, tingkat pendidikan, latar belakang sosial dan, ekonomi bisa menderita depresi. Dampak depresi bisa lebih parah bila terdapat penyakit lain, seperti diabetes, stroke, dan jantung.

4 dari 4 halaman

Cara Menghilangkan Stres dan Depresi

Dengan melakukan penanganan terhadap stres, kita dapat mencegah terjadinya depresi. Berikut beberapa cara mencegah dan mengatur tingkat stres:

  • cukup tidur
  • makan makanan sehat
  • olahraga secara teratur
  • melakukan hobi
  • meditasi
  • bercerita kepada teman

Apabila Anda merasa tidak dapat menangani kondisi mental sendiri, jangan tunggu terlalu lama. Segeralah berkonsultasi kepada psikiater atau psikolog. Anda juga bisa meminta dukungan kepada teman atau keluarga guna membantu mengendalikan stres.

Sedangkan depresi, umumnya membutuhkan perawatan yang lebih kompleks. Diagnosis depresi ditegakkan oleh tenaga ahli kemudian akan dilakukan perawatan secara bertahap, baik berupa obat-obatan atau terapi.

Ingat, kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikiater atau tenaga ahli lainnya.

 

Sumber: Klikdokter.com (Published: 3/2/2021)

Yuk, baca artikel cara lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer