Bola.com, Jakarta - Pelapukan adalah proses hancur atau berubahnya batuan menjadi tanah. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang bisa dibilang cukup lama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pelapukan adalah perubahan atau penghancuran dalam batuan atau sedimen pada permukaan bumi yang disebabkan faktor biologi, kimia, atau fisika.
Baca Juga
Advertisement
Jadi, pelapukan pada batuan bisa terjadi dengan beberapa cara yang berbeda-beda. Batuan yang telah mengalami proses tersebut akan berubah menjadi tanah.
Contoh pelapukan bisa dilihat pada batuan besar yang ada di hutan. Batuan tersebut tentu secara terus-menerus terkena panas dan hujan sehingga lama-kelamaan menjadi lapuk.
Seperti yang telah disebutkan di atas, secara umum, ada tiga jenis pelapukan, yaitu pelapukan fisika, kimia, dan biologi atau organik.
Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis pelapukan yang perlu diketahui, seperti dilansir dari ejournal.unpatti.ac.id, Senin (7/2/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika merupakan pelapukan yang sering disebut pelapukan mekanik. Pelapukan fisika adalah proses pelapukan dari batuan yang diakibatkan pengaruh faktor fisik pada batuan.
Faktor utama penyebab pelapukan fisika adalah suhu udara, tekanan, serta kristalisasi garam. Itulah mengapa, pelapukan fisika juga dikenal sebagai pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim.
Pelapukan fisika ini hanya bisa ditemukan di daerah dengan iklim ekstrem, seperti sub tropis, gurun, pesisir pantai, dan daerah-daerah yang mempunyai topografi yang curam.
Adapun contoh pelapukan fisika antara lain:
1. Melapuknya batuan di daerah gurun karena perubahan cuaca yang ekstrem
Suhu udara tinggi pada siang hari akan membuat batuan memuai, kemudian pada malam hari suhu udara akan turun dan membuat batuan menjadi mengerut.
Prosesnya yang berulang-ulang tersebut memungkinkan ikatan mineral dalam batuan mengalami pelemahan sehingga pada akhirnya batuan akan hancur menjadi beberapa bagian.
2. Kristalisasi air garam pada batuan di pantai
Kristalisasi garam yang terjadi pada pori batuan di sekitar ekosistem pantai akan menekan batuan secara endogen sehingga akan memunculkan kemungkinan batuan akan pecah.
Advertisement
Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan yang diakibatkan perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan melalui reaksi tertentu.
Dalam pelapukan kimia, reaksi yang terjadi pada proses pelapukan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu solution, hidrolisis, dan oksidasi.
Adapun beberapa contoh pelapukan kimia ini, sebagai berikut:
1. Hidrolisis air hujan yang akan mengakibatkan naiknya tingkat keasaman di sekitar batuan. I on H+ yang muncul akan memungkinkan terjadinya korosi pada batuan.
2. Oksidasi yang terjadi pada batuan yang kaya mineral besi akan memungkinkan ikatan mineral di permukaan batuan menjadi lemah dan pada akhirnya mengalami pelapukan.
3. Proses pelarutan batuan kapur gamping akibat reaksinya terhadap air.
Perihal pelapukan kimia, ada empat proses pelapukan kimia, yakni:
1. Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.
2. Hidrolisa, yaitu peroses penguraian air atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion yang bersifat positif dan negatif.
3. Oksidasi, yaitu proses berkaratnya besi.
4. Karbonasi, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan karena karbondioksida.
Pelapukan Biologi atau Organik
Pelapukan biologi atau organik merupakan jenis pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitas di sekitar lingkungan batuan tersebut. Jadi, pelapukan biologi ini terjadi karena makhluk hidup yang ada di sekitar batuan.
Adapun organisme-organisme yang berperan dalam pelapukan ini, antara lain berupa binatang, tumbuhan, jamur, bakteri, atau bahkan manusia.
Proses pelapukan biologi atau organik ini melibatkan dua cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis.
Adapun contoh pelapukan secara biologi atau organik ini antara lain:
1. Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela batuan akan menekan batuan tersebut sehingga akan mengalami perpecahan.
2. Adanya lumut di atas batuan.
Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi. Kelembapan di permukaan batuan akibat adanya proses penyerapan akar disertai dengan tingginya pH di sekitar permukaan batuan akan membuat permukaan batuan tersebut mengalami korosi.
Sumber: Jurnal Ilmiah Universitas Pattimura
Advertisement