Bola.com, Jakarta - Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Koloid adalah istilah umum pada ilmu kimia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, ada dua pengertian koloid. Pertama, koloid adalah zat yang berpencar dalam zat pelarut sebagai butir yang lebih besar daripada molekul, dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian pengertian yang kedua, koloid adalah zat yang lekat seperti getah atau lem.
Sementara itu, istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'kolla' dan 'oid'. 'Kolla' berarti lem sedangkan 'oid' berarti seperti.
Koloid merupakan campuran yang mengandung setidaknya dua partikel berukuran sedang dalam bentuk padat, cair, atau gas. Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan campuran yang tergolong koloid.
Koloid yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ada beragam jenis. Apa saja jenis-jenis koloid tersebut?
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis koloid dan sifatnya yang perlu diketahui, seperti dilansir dari fauzanagazali.wordpress.com, Kamis (17/2/2022).
Berita video beberapa respons dari warganet Twitter setelah mengetahui Pratama Arhan resmi ke klub Jepang, Tokyo Verdy, Rabu (16/2/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Koloid
- Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat ialah asap dan debu di udara. Sedangkan contoh aerosol cair ialah kabut dan awan.
Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).
Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.
- Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak.
Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan lateks. Sementara contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi.
Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh emulgator adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh emulgator lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
Advertisement
Jenis-Jenis Koloid
- Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. Koloid jenis sol banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, air sungai berlumpur, dan cat.
- Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain.
Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih, antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain. Buih mempunyai fase terdispersi gas.
Buih terdiri dari:
1. Buih padat dengan medium pendispersi padat. Contoh: batu apung, karet busa, dan styrofoam.
2. Buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair. Contoh: buih sabun dan putih telur.
- Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika.
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.
3. Absorpsi
Absorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion positif maupun negatif.
Lebih jauh lagi, koloid dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap.
4. Koagulasi koloid
Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-menolak.
Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.
Advertisement
Sifat-Sifat Koloid
5. Dialisis
Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.
6. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub positifnya disebut anoda.
7. Koloid liofil dan liofob
Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya sehingga ada gaya tarik-menarik antara keduanya.
Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.
8. Koloid pelindung
Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.
Sumber: fauzanagazali.wordpress