Bola.com, Jakarta - Cara melatih anak agar memiliki sikap mandiri patut diketahui para orang tua. Kemandirian menjadi satu di antara sifat baik yang semestinya dimiliki setiap individu.
Mandiri ialah dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.
Advertisement
Sikap ini penting dalam menjalani kehidupan karena kita tidak akan selalu bisa menggantungkan diri kepada orang lain dalam segala aspek.
Kemandirian bisa dimunculkan sejak kecil. Itulah mengapa, para orang tua sebaiknya melatih sang buah hati agar mandiri sedini mungkin. Jika sudah terbiasa mandiri sejak kecil, di masa depan anak Anda akan menjadi pribadi yang tangguh.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk melatih anak menjadi pribadi mandiri. Anda bisa sesuaikan dengan sifat dan kondisi anak, serta kultur di keluarga Anda. Hal penting lainnya, agar Anda senantiasa mendampingi setiap tumbuh kembang buah hati Anda.
Berikut beberapa cara melatih anak agar memiliki sikap mandiri, disadur dari Klikdokter, Minggu (20/2/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara Melatih Anak agar Memiliki Sikap Mandiri
1. Berikan pelukan (untuk anak usia di atas 2 bulan)
Mungkin Anda penasaran bagaimana memeluk anak menjadi cara mengajari anak mandiri? Untuk bisa mandiri anak memerlukan rasa percaya. Rasa percaya ini dimulai dari orang tuanya.
Dengan adanya rasa percaya dari anak kepada Anda, anak akan lebih berani untuk mengeksplorasi karena mengetahui ada orang tua yang siap membimbingnya.
Selain itu, biarkan anak bergerak dengan bebas. Pada usia 2 bulan, anak sudah dapat memperlihatkan keinginannya untuk melakukan sesuatu dengan usahanya sendiri, misalnya menendang atau mendorong.
Beri anak mainan yang berbunyi saat ditendang sehingga anak merasa memiliki kuasa akan anggota tubuhnya.
2. Beri anak kesempatan menenangkan diri (untuk anak usia di atas 6 bulan)
Apa yang Anda lakukan, ketika anak menangis saat bangun dari tidur siang? Apakah Anda langsung menggendongnya? Jika ya, cobalah untuk tidak langsung menggendong anak ketika dia menangis sebagai cara membuat anak mandiri.
Awalnya, Anda mungkin merasa tidak tega. Namun, berikan waktu perlahan. Misalnya, biarkan anak menangis selama lima menit, lalu perlahan 10 menit, dan seterusnya. Lama kelamaan anak akan belajar untuk menenangkan dirinya sendiri.
Namun, pastikan semua kebutuhan dasarnya terpenuhi, seperti anak sudah menyusu dan kenyang, popoknya kering, serta lingkungan tidurnya aman dan nyaman.
3. Libatkan anak dalam perbincangan (untuk anak di atas usia 9 bulan)
Meski tak menjawab apa yang Anda tanyakan, anak dapat mengerti apa yang Anda katakan secara sederhana. Melibatkan anak dalam perbincangan dan aktivitas yang Anda lakukan sedini mungkin akan membuatnya percaya diri, yang merupakan satu di antara dasar kemandirian.
Mulai usia 9 bulan, ajak anak berpartisipasi dalam kegiatan sederhana, seperti memintanya mengangkat kaki saat Anda mengganti popoknya, atau membalik tubuhnya saat dikeringkan dengan handuk.
Meski anak belum bisa melakukannya, kebiasaan ini dapat membantu menumbuhkan kemandirian dalam diri anak.
Advertisement
Cara Melatih Anak agar Memiliki Sikap Mandiri
4. Biarkan anak belajar makan (untuk anak di atas usia 9 bulan)
Saat anak sudah mulai bisa mengunyah, sekitar usia 8-9 bulan, Anda bisa mulai memberikan finger food agar anak belajar makan sendiri.
Tidak perlu membiarkan anak sepenuhnya makan sendiri untuk menjamin kecukupan gizinya. Namun, anak bisa belajar menggenggam dan makan sendiri sambil Anda suapi.
Anda juga bisa melibatkan anak dalam pemilihan menu makannya. Ini merupakan satu di antara cara mengajari anak mandiri yang bisa diintegrasikan ke rutinitas anak.
5. Biarkan anak asyik dengan aktivitasnya (untuk anak usia di atas 18 bulan)
Cara mendidik anak agar mandiri yang satu ini juga harus diperhatikan. Makin usia bayi bertambah, perhatian yang harus orang tua curahkan tentu berkurang.
Setelah berusia di atas 18 bulan-2 tahun, anak biasanya sudah mampu menyenangkan dirinya sendiri dengan aktivitas atau permainan tertentu, tanpa Anda.
Ketika anak sudah terlihat asyik sendiri, cobalah seolah 'mengabaikannya’, namun tetap awasi anak, dengan melakukan aktivitas Anda sendiri seperti membaca majalah atau melipat baju.
Ketika anak mulai rewel, cobalah untuk tidak langsung mendiamkan anak dan tunggu beberapa saat.
6. Minta anak membantu pekerjaan rumah (untuk anak usia di atas 3 tahun)
Satu di antara cara melatih anak mandiri adalah memintanya untuk membantu pekerjaan rumah. Namun, Anda tetap perlu menyesuaikan dengan usia anak, serta mendampingi dan melatih anak.
Untuk anak usia 3 tahun, Anda dapat memintanya membereskan mainan atau menumpuk bukunya yang sudah selesai dia baca.
Lalu untuk anak yang lebih besar, mulai dari 6 tahun, minta anak untuk membersihkan tempat tidurnya atau membantu memasukkan bekalnya untuk sekolah.
Cara Melatih Anak agar Memiliki Sikap Mandiri
7. Berikan anak kesempatan memilih (untuk anak usia di atas 4 tahun)
Memberikan anak kesempatan untuk memilih akan membuat dia tumbuh menjadi pribadi mandiri. Contohnya, biarkan anak membuat keputusan tentang baju warna apa yang ingin ia kenakan hari ini.
Dengan membiarkan anak mengambil keputusan sendiri dan tidak memaksakan kehendak Anda, anak akan belajar mengenai konsekuensi atas pilihan yang ia buat.
8. Ajarkan anak untuk menabung (untuk anak usia di atas 7 tahun)
Menabung dan mengelola keuangan dapat menjadi cara agar anak tumbuh menjadi mandiri. Anak sering kali bersifat impulsif dan menginginkan suatu barang (atau mainan tertentu) tanpa memahami nilai dan manfaatnya.
Mengajarkan anak menabung akan membuatnya lebih menghargai nilai suatu barang.
Minta anak untuk menyisihkan sebagian uang jajannya untuk menabung. Di saat anak menginginkan suatu barang atau mainan, dia bisa membelinya dari uang tabungannya yang sudah terkumpul.
Cara lainnya, Anda dapat memberikan anak 'hadiah', ketika ia berhasil mencapai prestasi tertentu. Tidak selalu hadiah bernilai materi, bisa berupa pujian bagi anak.
9. Ajak anak mencoba lagi
Biasanya orang tua kerap tidak tegaan dengan langsung memberikan bantuan saat sang anak gagal.
Kali ini, coba untuk mendorong anak untuk mencoba lagi hal yang belum berhasil ia lakukan pada percobaan pertama.
Ajari anak untuk memiliki pola pikir pemecahan masalah dengan mengajaknya mencoba cara lain jika cara yang ia lakukan gagal.
Misalnya, saat anak kesulitan mengikat tali sepatu, ajari dia cara mengikat tali yang lebih mudah. Atau saat anak frustrasi setelah gagal mencoba memasukkan balok ke dalam kotak, ajak ia untuk memutar balok tersebut agar bentuknya sesuai dengan kotaknya.
Dengan begini, anak menjadi tidak mudah putus asa saat menghadapi kegagalan dan lebih mandiri untuk mencoba lagi.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 28/1/2021)
Dapatkan artikel cara dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement