Bola.com, Jakarta - Isra Mikraj merupakan peristiwa penting bagi Rasulullah Muhammad saw. Kala itu, dalam waktu kurang dari semalam suntuk, Rasulullah berpindah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan menuju Sidratul Muntaha.
Bagi kebanyakan umat Muslim, sudah tahu peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah Swt.
Baca Juga
Advertisement
Isra Mikraj atau perjalanan Nabi Muhammad saw. menembus langit ke tujuh tersebut terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab.
Di sisi lain, sebenarnya Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa berbeda. Namun, karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan, disebutlah Isra Mikraj.
Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem. Sementara, Mikraj adalah perjalanan Nabi dari bumi menuju Sidratul Muntaha, langit ke tujuh yang merupakan tempat tertinggi.
Jadi, dua perjalanan yang dilakukan nabi Muhammad saw. tersebut hanya ditempuh dalam waktu satu semalam. Dari peristiwa tersebut, ada banyak hikmah yang bisa diambil.
Berikut ini rangkuman tentang makna dan hikmah di balik peristiwa Isra Mikraj yang perlu diketahui umat Muslim, seperti disadur dari Liputan6, Minggu (27/2/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Waktu Wajib Salat
Perjalanan rasul ke langit pada malam hari atau terkenal dengan istilah Isra Mikraj memiliki beberapa hikmah. Hikmah pertama terkait mendirikan salat.
Salat menjadi ibadah yang wajib, apalagi peristiwa diperintahkannya salat terjadi di malam hari. Berdasarkan ayat dalam surat Al-Muzammil ayat 2 juga menyebutkan tentang dirikan salat di malam hari.
"Dirikanlah sholat di malam hari, kecuali sedikit." - Q.S Al-Muzammil 2.
Advertisement
2. Waktu untuk Khalwah
Hikmah Isra Mikraj perjalanan Rasul ke langit yang kedua adalah untuk waktu yang tepat melakukan khalwah. Khalwah ialah menyepi dan pengkhususan. Khalwah dijelaskan dalam ayat di bawah ini.
قال ابن المنير: إنما كان الإسراء ليلا لأنه وقت الخلوة والإختصاص عرفا
Artinya: Ibnu Munir berpendapat bahwa peristiwa Isra terjadi di malam hari, karena malam merupakan waktu yang tepat untuk menyepi serta biasanya sebagai waktu yang tepat untuk mengkhususkan amalan.
3. Ujian Percaya Hal Ghaib
Hikmah Isra Mikraj lainnya yakni sebagai bentuk ujian para muslim untuk percaya hal gaib. Maksudnya, hal gaib yang susah dicerna dengan akal sehat harus dipercayai.
Hal ini sebagai penanda ujian bagi orang kafir yang diuji apakah tetap ingkar atau tetap beriman.
Advertisement
4. Waktu Sebagai Bentuk Penjelasan.
Isra Mikraj terjadi pada malam hari karena ada beberapa alasan khusus berdasarkan kisah-kisah kehidupan para nabi sebelum Muhammad saw.
Adapun kisah yang bisa menjadi suri teladan untuk penegasan sebuah penjelasan adalah kisah Nabi Ibrahim yang awalnya menganggap bintang adalah Tuhan. Dijelaskan dalam surat Al-An'am ayat 76 bahwa bintang bukan Tuhan karena bisa menghilang.
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ
Artinya: Ketika malam telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata: inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata: saya tidak suka kepada yang tenggelam.
5. Waktu Dikabulkan Doa
Kisah lainnya yang bisa menjadikan hikmah malam hari adalah waktu dikabulkannya doa Nabi Yaqub AS. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Yusuf ayat 98 tentang permohonan ampunan.
قَالَ سَوْفَ اَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: Dia (Yakub) berkata, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Advertisement
6. Waktu Berkumpul
Hikmah Isra Mikraj selanjutnya adalah sebagai waktu yang tepat untuk berkumpul. Alasan meletakkan peristiwa Isra Miraj di malam hari karena malam adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang yang dicintai.
Oleh sebab itu, Allah Swt. memberangkatkan rasul di malam hari.
7. Waktu Terbaik dari Seribu Bulan
Hikmah Isra Mikraj dilakukan pada malam hari selanjutnya yakni bersinggungan dengan waktu terbaik yang dijanjikan Allah Swt. Allah menjanjikan waktu terbaik dari seribu bulan atau lailatul qadar pada malam tersebut.
Tak ada waktu yang memiliki keistimewaan lebih dibanding malam tersebut.
Advertisement
8. Waktu Turun Wahyu Pertama
Keistimewaan Isra Mikraj terjadi malam hari tentu berhubungan dengan turunnya wahyu pertama. Adapun penjelasan waktu turunnya wahyu pertama, sebagai berikut:
"Malaikat Jibril datang (ke gua hira) dan berkata: Bacalah! Beliau menjawab: aku tidak bisa baca. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan: maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah! Beliau menjawab lagi: aku tidak bisa baca".
"Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah! Beliau menjawab: aku tidak bisa baca. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. - (HR. Bukhari no. 6982, Muslim no. 160).
9. Waktu Mustajab yang Mulia
Malam hari saat keberangkatan Rasul saw. ke langit tentu merupakan waktu terbaik yang dijanjikan Allah. Malam hari juga dipercaya sebagai waktu mustajab untuk berdoa.
Doa akan dikabulkan dan makin mendekatkan diri dengan Allah. Berbeda dengan siang hari, hanya Jumat waktu siang yang memiliki keutamaan mustajab mulia dibanding malam hari.
Advertisement
10. Waktu Terbaik untuk Pikiran
Hikmah Isra Mikraj perjalanan Rasul saw. ke langit pada malam hari yang terakhir adalah menyebutkan waktu malam hari sebagai waktu terbaik untuk pikiran. Hal ini berarti, pikiran akan disegarkan dengan cara istirahat. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 47.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا
Artinya: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.
Disadur dari: Liputan6.com (Reporter: Putra Marenda. Editor: Nanang Fahrudin. Published: 11/3/2021)