Bola.com, Jakarta Teks persuasi adalah jenis teks yang berisi ajakan, saran, bujukan, imbauan, pengaruh, arahan, larangan, atau perintah kepada seseorang untuk melakukan suatu hal sesuai dengan tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya. Kemudian persuasi juga bisa berarti karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.
Baca Juga
Advertisement
Maka bisa disimpulkan, teks persuasi merupakan jenis teks yang memiliki sifat membujuk atau menarik orang lain agar pembaca tertarik dan yakin untuk membaca teks tersebut.
Hal itulah yang membuat teks persuasif banyak digunakan dalam iklan atau imbauan khusus. Untuk memahami lebih dalam mengenai teks persuasi, kamu perlu juga mengenali tujuan, struktur, kaidah kebahasaan, cara menyusun hingga contohnyanya.
Berikut ini rangkuman tentang tujuan teks persuasi, struktur, kaidah kebahasaan, cara menyusun dan contohnya, seperti dilansir dari Emodul.kemdikbud.go.id, Jumat (4/3/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tujuan Teks Persuasi
Seperti penjelasan di atas, teks persuasi memiliki tujuan untuk membujuk atau mengajak pembacanya agar mengikuti atau melakukan ajakan, perintah, imbauan, atau bujukan yang disampaikan oleh penulis dalam teks tersebut.
Untuk memperkuat ajakan, saran, bujukan, imbauan, pengaruh, arahan, larangan, atau perintah tersebut, umumnya penulis akan menggunakan argumentasi dan fakta yang mendukung.
Argumentasi dan fakta akan memperkuat teks sehingga pembaca semakin yakin bahwa yang disampaikan oleh sang penulis adalah hal yang benar.
Adapun ciri dari teks persuasi biasanya di dalamnya terdapat kalimat dan kata-kata yang berupaya mengajak dan memengaruhi pembacanya. Contohnya seperti kata sebaiknya, marilah, mulailah, ayo, janganlah, dan sebagainya.
Advertisement
Struktur Teks Persuasi
- Pengenalan isu
Dalam pengenalan isu, penulis akan memberikan dan menyampaikan pengantar mengenai masalah yang menjadi dasar dari tulisan atau topik pembicaraannya.
- Rangkaian argumen
Setelah menjelaskan mengenai isu yang akan dibicarakan, penulis harus memberikan beberapa argumen dan pendapat terkait dengan isu tersebut. Untuk lebih meyakinkan pembaca, carilah fakta-fakta yang dapat memperkuat argumen-argumen tadi.
- Pernyataan ajakan
Bagian ini merupakan inti teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu dapat disampaikan secara langsung (tersurat) atau secara tidak langsung (tersirat).
Gunakanlah kalimat dan kata-kata yang bisa memengaruhi pembaca agar mengikuti ajakan atau larangan dari kita.
- Penegasan kembali
Setelah mengajak, mengimbau, membujuk, atau melarang, di bagian ini penulis menegaskan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Biasanya ditandai dengan kata-kata seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah, dan sebagainya. Kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.
Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi
1. Pernyataan mengandung ajakan, bujukan, dorongan, dan sejenisnya. Ditandai dengan penggunaan kata penting, harus, sepantasnya, hendaknya, jangan, sebaiknya.
Contoh:
- Semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani.
- Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menggunakan kata-kata teknis sesuai topik.
Contoh kata-kata yang berkaitan dengan Hari Pahlawan, seperti agresi militer Belanda, kemerdekaan, perjuangan, penjajah.
3. Menggunakan kata penghubung argumentasi. Seperti jika, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
4. Fakta merupakan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Contoh:
Seperti halnya 68 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
5. Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat) seperti karena, sebab, karenanya, sehingga.
6. Menggunakan kata kerja mental, seperti kata diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
7. Menggunakaan kata sambung yang menyatakan tujuan, seperti supaya dan selagi.
Advertisement
Langkah-Langkah Menyusun Teks Persuasi
Langkah-langkah menyusun teks persuasi sebagai berikut:
1. Menentukan tema, dengan membuat bujukan utama.
2. Susunan perincian. Perincian disesuaikan dengan struktur teks persuasi yaitu pengenalan isu, rangkaian argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali.
3. Pengumpulan bahan, bahan tersebut berupa fakta dan pendapat berkaitan dengan tema.
4. Pengembangan teks dilakukan dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
Contoh Teks Persuasi
Cerdas Memilih Pemimpin
- Pengenalan Isu
Indonesia adalah negara yang berlandaskan demokrasi dalam memilih pemimpinnya. Satu di antara mekanisme pemilihannya adalah melalui pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Siapa yang memilih?
Tentunya kita sebagai rakyat Indonesia yang menentukan siapa pimpinan kita sendiri. Maka dari itu, merupakan suatu kewajiban bagi kita semua untuk mengetahui siapa saja calon pemimpin yang akan melaksanakan aspirasi masyarakat demi kemajuan bangsa.
- Rangkaian Argumen
Bagaimana tidak, baik presiden maupun kepala daerah yang terpilih setidaknya akan menentukan nasib bangsa selama empat tahun ke depan. Jika kita tidak memilih dengan tepat, maka dampaknya kita pula yang merasakan.
Lalu bagaimana cara memilih pemimpin yang tepat? Memilih dengan cerdas. Hal ini berarti kita harus memilih calon prmimpin yang memiliki latar belakang baik, riwayat pengalaman yang teruji,hingga visi dan misi yang terarah dan objektif bagi kebaikan negara. Melalui cara tersebut kita dapat memastikan bahwa calon pemimpin akan membawa perubahan besar yang positif terhadapkehidupan bangsa.
- Pernyataan Ajakan
Mari kita memilih pemimpin dengan cerdas dan mengabaikan perasaan subjktif seperti hanya menyukainya saja, apalagi karena dorongan orang lain. Evaluasi objektif adalah cara yang jauh lebih baik daripada hanya mengandalkan omongan manis atau ajakan orang lain saja.
Apalagi, dunia politik adalah dunia yang kerap manis di depa, namun getir dan menghanyutkan di belakang. Pilihlah pemimpin melalui analisis dan penilaian yang efektif dengan mengenal apa yang pernah ia lakukan, apa yang bisa ia lakukan, dan apa yang dapat dibawanya ke kehidupan bangsa.
- Penegasan Kembali
Selalu hindari berbagai pemberitaan tidak bertanggung jawab, yang menyatakan suatu hal yang mengherankan mengenai berita politik. Apalagi kalau sumber yang diambil adalah media sosial atau media pemberitaan yang tidak jelas sumbernya.
Jangan hanya baca judulnya saja dan selalu bandingkan dengan sumber lain. Hoaks dapat dengan mudah menepiskan pilihan objektif kita sebagai pemilih yang cerdas. Sebagai pemilih yang cerdas, kita akan selalu melakukan evaluasi objektif terhadap bakal calon pemimpin dan partai yang mengusungnya. Mulai saat ini, mari kita cerdas memilih.
Sumber: Kemdikbud
Advertisement