Bola.com, Jakarta - Dalam kehidupan dunia yang makin hiruk pikuk, adakalanya kita membutuhkan keheningan untuk merenung, melakukan kontemplasi. Namun, ada pula di tengah gegap gempita dunia, merasakan kesepian yang teramat dalam.
Merasakan kesepian bisa dialami siapa saja. Pindah ke lingkungan baru, kultur baru, maupun tempat asing bisa memicu kesepian. Pun ketika ditinggal orang terkasih hingga dikucilkan dari pergaulan.
Baca Juga
Advertisement
Merasa kesepian merupakan kewajaran. Namun, Anda perlu mengontrolnya sehingga Anda tidak terjebak di dalamnya. Anda perlu waspada apabila sering merasakan kesepian.
Kesepian terus-menurus bisa berdampak terhadap kesehatan mental Anda. Anda bisa berpotensi mengalami gangguan kejiwaan.
Berikut macam-macam gangguan jiwa yang mungkin terjadi apabila Anda berlarut-larut dalam kesepian, seperti disadur dari Klikdokter, Rabu (16/3/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Depresi
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain sangat diperlukan, terutama ketika Anda sedang mengalami masalah. Dukungan sosial bisa berasal dari keluarga, teman atau kerabat Anda.
Orang yang tidak memiliki dukungan sosial (terisolasi dari lingkungan sosial) akan merasa pesimistis dalam menghadapi masalah hidup, tidak bersemangat, dan bisa berujung pada depresi.
Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh Duke University Medical Center, orang yang kesepian, depresi, dan terisolasi dari lingkungan sosial mengalami risiko 3-5 kali lebih tinggi mengalami kematian dini dibandingkan dengan orang yang memilki dukungan sosial yang baik.
Advertisement
Gangguan Cemas Sosial
Seseorang yang mengalami gangguan cemas sosial atau social anxiety merasa tidak nyaman jika bertemu atau berinteraksi dengan orang lain.
Orang yang mengalami kesepian bisa berujung pada gangguan cemas sosial karena mereka tidak tahu bagaimana harus berbicara atau berdiskusi dengan orang lain.
Orang yang kesepian juga cenderung menarik diri dari lingkungan sosial sehingga akan merasa bahwa ia tidak diinginkan atau tidak berharga untuk orang lain.
Dalam bentuk yang ekstrem, gangguan jiwa ini dapat menyebabkan orang yang mengalaminya tidak mau keluar rumah dan bertemu orang sama sekali. Tentunya jika dibiarkan, hal ini dapat mengganggu kesehatan mental.
Hoarder (Penimbun Barang)
Hoarder alias penimbun barang merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan sulit menyingkirkan barang-barang dan memiliki kegemaran menimbun barang sehingga dapat menimbulkan gangguan emosi, fisik, dan sosial.
Hoarder merupakan bagian dari gangguan perilaku obsesif kompulsif. Seseorang yang kesepian akan cenderung mencoba mengisi kehampaan hidupnya dengan menimbun barang-barang yang sering kali tidak dibutuhkan.
Bahkan, The International Obsessive-Compulsive Disorder Foundation menyebutkan bahwa kesepian merupakan penyebab utama seseorang menjadi hoarder, yang kemudian memicu terjadinya gangguan emosi, fisik, dan sosial.
Advertisement
Gangguan Makan
Perasaan kesepian dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Studi yang dilakukan oleh Brigham Young University melaporkan bahwa kesepian dapat berdampak buruk bagi kesehatan, sama seperti merokok 15 batang sehari.
Menurut studi yang dipublikasikan di the Journal of Psychology Interdisciplinary and Applied pada 2012, ada hubungan antara gangguan makan dengan kesepian.
Ketika seseorang mengalami kesepian, ia cenderung akan menjadikan suatu hal sebagai pelarian untuk menghalau perasaan sepi dan hampa. Hal tersebut bisa berupa olahraga, seks, alkohol, termasuk juga makanan.
Banyak orang yang mengalami kesepian menjadikan makanan sebagai pelarian sehingga mengalami gangguan makan seperti binge eating disorder, perilaku makanan kompulsif anoreksia nervosa atau bulimia.
Mereka menjadikan makanan sebagai teman yang dapat menenangkan dan menghilangkan perasaan kesepian.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 1/11/2018)
Dapatkan artikel macam dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.