Sukses


Kumpulan Contoh Naskah Drama Pendek yang Bisa Dipelajari dan Dipertunjukkan

Bola.com, Jakarta - Drama adalah jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog. Naskah yang berisi dialog tersebut kemudian ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan yang diperankan oleh aktor.

Kata drama berasal dari bahasa Yunani, 'draomai', yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Pada hakikatnya, drama menggunakan beberapa tokoh untuk mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan unsur artistik pertunjukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.

Dalam memerankan drama diperlukan naskah. Para pemain atau aktor harus membawakan cerita atau memerankannya sesuai dengan naskah. Jadi, dalam memerankan drama tidak asal-asalan.

Bagi yang ingin belajar memerankan drama bisa membaca contoh naskah terlebih dahulu. Ada banyak contoh naskah drama pendek yang bisa dipelajari dan dipertunjukkan.

Berikut ini rangkuman tentang kumpulan contoh naskah drama pendek yang bisa dibawakan, seperti dilansir dari laman gurupendidikan.co.id, Selasa (22/3/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Contoh Naskah Drama

                                                                        Mewujudkan Mimpi

Andi: "Shan, aku ingin cerita nih?"

Shani: "Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi astronot? Atau, berkelana ke Planet Neptunus?"

Andi: "Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku kali ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realistis. Aku ingin jadi penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu sendiri kan kalau aku ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel fantasi adalah impian yang sepertinya bisa aku wujudkan."

Shani: "Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?"

Andi: "Udah, dong. Malah kemarin aku kirim ke penerbit."

Shani: "Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskah kamu diterima penerbit ya, Ndi."

Andi: "Aamiin. Makasih ya Shan."

Beberapa waktu kemudian.

Shani: "Ndi, bagaimana dengan naskah novel? Diterima penerbit tidak?"

Andi: "Enggak, nih, Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa aku wujudkan."

Shani: "Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah kamu masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak diterbitkan di penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?"

Andi: Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terima kasih ya atas masukannya."

Shani: "Sama-sama, Ndi."

Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya pun terus memberi dukungan dan masukan kepada Andi. Singkat cerita, novel fantasi karangan Andi pun terbit dan digemari oleh banyak pembaca.

3 dari 6 halaman

Contoh Naskah Drama

                                                                                  Sahabat 3BG

Kisah ini terjadi di sebuah sekolah terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa. Di sana ada suatu persahabatan yang sangat erat, yang bisa mereka sebut dengan 3BG.

Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu keributan, yang disebabkan salah seorang anggota 3BG.

Alwi: Kenapa ya... persahabatan 3BG kok sangat erat? Aku ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya? (diam sambil memikir sesuatu)

Alwi: Ah, aku punya ide, aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku taruh saja di tasnya Aulia. Andin dan Audy pasti akan akan menuduh Aulia.

Terlihat anggota 3BG masuk ke dalam kelas tertawa-tawa.

Andin: (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah)

Audy: Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?

Andin: Aduh gimana nih, dompetku hilang.

Aulia: Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.

Andin: Enggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah aku masukkan ke dalam tasku.

(Tiba-tiba Alwi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)

Alwi: Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.

Andin: Emangnya siapa Al?

Alwi: Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.

Audy: Enggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.

Alwi: Ya sudah kalau kamu enggak percaya, kamu geledah saja tasnya Aulia.

Andin: Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tas mu untuk membuktikan omong kosongnya Alwi.

Aulia: Ya sudahlah enggak apa... Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan di atasnya Aulia.

Alwi: Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.

Andin: Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.

Aulia: Tapi, bukan aku yang mencurinya.

Alwi: Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada di tas kamu kan?

Audy: Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.

Andin: Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kami lagi.

4 dari 6 halaman

Contoh Naskah Drama

                                                                             Cerita Sedih dari Dodit

Semua kejadian pasti ada penjelasannya, dan semua orang ada masalah tentang hidupnya masing-masing. Namun, terkadang, tidak semua orang menerima alasan yang kita berikan dan hanya melihat dari sisi lain. Ketika itu suasana kelas mendadak sepi setelah Pak Adit datang dan mengucapkan salam.

Pak Adit: Assalamualaikum, Anak-anak. Apakah kalian menyiapkan cerita yang menarik untuk diceritakan?

Semua anak: Sudah, Pak

Dodit: Pak, bagaimana jika saya menceritakan tentang diriku sendiri?

Pak Adit: Tidak masalah, asalkan ceritanya menarik dan bisa menyentuh banyak orang. Kali ini cerita kalian akan bapak filter. Jika ada yang bagus akan bapak kirim ke penerbitan koran.

Arif: Pasti kita buat yang terbaik untuk tugas ini, Pak.

Pak dodit: Bapak tinggal dulu karena ada rapat di kantor. Kalian bisa selesaikan dan berbagi cerita kepada teman. Tolong jangan ribut.

Nina: Siap pak.

Susi: Kantin aja yuk, Nin?

Nina: Kita tidak boleh ke kantin, nanti ada guru yang mergokin kita

Riski: Dodit, boleh aku baca ceritamu? Sepertinya menarik.

Dodit: Sebenarnya aku agak malu karena ini adalah cerita sedih

Afit: Oh ya? Aku tahu itu, aku tidak tahu kehidupanmu karena kita tidak terlalu dekat.

Dodit: Kita kumpul saja di sini ceritanya. (semua mengumpulkan di meja guru)

Arif: Saya bawa ke kantor tugasnya.

Keesokan harinya Pak Adit kembali dengan membawa tugas dengan perasaan bangga.

Pak Adit: Assalamualaikum, Anak-anak. Senang bertemu kalian kembali. Bapak ada kabar baik untuk kalian semua.

Susi: Kabar apa pak, kami tidak sabar.

Pak Adit: Karangan Dodit diterima, dan akan di-post Minggu ini di media cetak koran.

Dodit: Wah, benarkah?

Riski: Aku jadi penasaran apa ceritanya.

Nina: Please, ceritakan kepada kami.

Arif: Sudah cerita saja, Dit, kita siap mendengarkan.

Pak Adit: Dodit! Silakan ceritakan karangan kamu ke depan.

Dodit: Iya, Pak (maju). Aku tidak bisa menceritakan sedetail di buku. Aku akan menceritakan secara singkatnya.

Susi: Tidak masalah, Dit.

Dodit: Pada saat umurku lima tahun, aku adalah anak laki-laki yang ceria. Namun, saat itu aku berubah menjadi seorang yang pendiam. Kami pulang dari tempat nenek mengalami kecelakaan yang parah. Mengakibatkan bapak meninggal dunia saat itu. Harapanku hanyalah ibuku yang sudah satu minggu koma di rumah sakit tanpa sadarkan diri. Aku terus berdoa agar ibuku sadar. Namun, keesokan harinya ibuku pun meninggalkanku juga. Untuk anak yang umur lima tahun, aku tidak tahu apa-apa. Kemudian aku diasuh oleh bibiku. Aku dibesarkan oleh bibiku dengan sangat baik. Namun, bibiku bukan orang berada sehingga aku harus mencari uang untuk kehidupanku sekolah. Aku bekerja untuk biaya sekolahku setiap harinya. Dan aku sering tertidur di kelas karena kecapekan. Aku tidak bisa menceritakan lebih karena akan membuatku sedih.

Susi: Wah, kamu hebat masih bisa bertahan sejauh ini.

Dodit: Sebenarnya aku hampir tidak kuat, namun aku harus terus berusaha.

Pak Adit: Bapak baru tahu bahwa kamu yatim piatu, Nak. Kamu banyak rahmat dari yang Maha Kuasa.

Dodit: Aamin, terima kasih, Pak.

Arif: Seharusnya aku bersyukur masih mempunyai keluarga yang lengkap.

Nina: Aku sangat tersentuh mendengar cerita Dodit. Ibuku juga sudah tidak ada. Aku tinggal berdua dengan ayah. Kemudian ayah juga jarang pulang (mulai menangis)

Susi: (mengelus kepala Nina). Jangan sedih...

Pak Adit: Terima kasih, Dodit, silakan duduk. Beri tepuk tangan untuk Dodit.

Arif: Wah, Dodit keren! (sambal mengacungkan jempol)

Kring kring bel pun berbunyi bertanda sudah istrahat.

Pak Adit: Karena sudah bel, silakan beristrahat. Untuk Dodit, ikut Bapak ke kantor sebentar.

Dari kisah dodit kita bisa mengambil pelajaran bahwa hidup akan terus berjalan ketika kita dalam kesulitan dan pasti badai akan berlalu. Tidak banyak orang yang seberuntung kita dengan kedua orang tua yang utuh. Dodit adalah salah seorang anak yang kuat.

5 dari 6 halaman

Contoh Naskah Drama

                                                                                 Amplop untuk Dela

Dela, Reza, Rifan, dan Lia sedang serius sekali menyaksikan Satia yang lagi bertanding. Mereka memang tidak satu SMA, tapi akrab dikarenakan dulu satu SMP sehingga terlihat jelas kompak dan mereka saling mendukung sahabatnya seperti hari ini.

Namun, tak tahu kenapa, sepertinya ada yang sangat aneh dengan Dela hari ini. Dia hanya diam. Lia menyadari itu.

Lia: Lu kenapa Del? Dari tadi hanya diam saja seperti tidak bersemangat.

Reza: Iya juga yak, biasanya kalau Satia lagi tanding, Dela sangat heboh berteriak.

Rifwan: Lu sakit Del?

Dela: Tidak, gua ini baik-baik saja, sudahlah gua mau ke kamar mandi dulu.

Dela pun melangkah pergi.

Rifan: Iya aneh, kalau enggak aneh ya enggak mungkin Dela pergi ke kamar mandi sendirian, dia juga kan penakut pastinya minta dianterin Lia.

Riza yang sedang asik sekali mengorek isi tas dari Dela yang tak dibawanya. Sesudah menemukan HPnya, Riza pun mendekat ke dua sahabatnya yang sedang mengalami kebingungan.

Rifan: Jiwa maling dia sudah hebat banget.

Riza: Ini namanya sebuah jiwa persahabatan.

Dela: Hobinya itu membobol HP orang mulu.

Riza: Salah kalianlah, buat Password terlalu gampang sekali diingat.

Mereka yang membaca isi chat di HPnya Dela. Benar saja, ternyata Dela yang sedang terdapat masalah karena keluarganya sedang kesusahan. Jadinya Dela menunggak uang komite sekolah.

Rifan yang memberi tahu Satia yang baru saja selesai tanding, kebingungan setelah melihat sahabatnya itu bertingkah aneh. Sesudah selesai bercerita pada akhirnya mereka pun menemukan solusinya.

Pertandingannya selesai dan Satia sebagai pemenang, dia juga menerima hadiah sebesar Rp5 juta. Agar membuat masalah dari Dela terselesaikan, Satia memberikan keempat temannya itu amplop.

Satia: Gue kan sudah menang, entah mengapa jiwa kaya raya gua ini menjerit mau mengobral amplop untuk kalian.

Reza: Tapi, jiwa miskin gua berteriak histeris.

Satia: Dari empat amplop hanya satu yang berisi uang, sisanya itu kosong.

Mereka bekerja sama dan menandai amplop yang isinya kosong sehingganya hanya ada sisa amplop yang berisi uang untuk Dela.

Dela: Serius ini uangnya buat gua? Kalian tidak ada yang iri.

Lia: Jelas lu yang hoki.

Seketika Dela pun menangis serta langsung dipeluk Lia. Sedangkan yang lainnya pun menyemangati Dela.

6 dari 6 halaman

Contoh Naskah Drama

                                                                    Nasehat dari Sahabat

Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi, dan Dendi sedang berkumpul. Tidak lama kemudian Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang ngobrol di depan halaman rumahnya.

Ani: Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada ngerumpi di depan rumah aku. Enggak manggil aku lagi?!

Nani: Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Enggak ada acara kamu hari ini, An?

Ani: Nggak ada tuh, emang mau ngajak ke mana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?

Nani: Enggak kok, aku cuman nanya aja... ya, sapa tahu aja kamu mau ke mana gitu, kan biasanya kamu padat acara.

Ani: Enggak ada kok, hari ini aku stay di rumah aja.

Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk 'ngejahilin' Lela yang biasanya lewat di depan rumah Ani.

Jordi: Eh teman-teman, aku ada ide nih!

Dendi: Ide apaan tu?

Jordi: Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju enggak kalian?

Dendi: Ngerjain Lela?! Ah... kamu ini jahat amat sih jadi orang!

Ani: Iya tuh... kenapa sih dari dulu kamu tuh enggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!

Jordi: Biarin... kan itu emang hobiku.

Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.

Nani: Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini malah sepertinya makin menjadi.

Ani: Tuh... dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.

Tapi, karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain maka dia tidak mengindahkan nasihat teman-temannya.

Jordi: Ah..., masa bodoh kalian!

Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi.

Dendi: Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan enggak baik juga. Lela itu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?

Ani: Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu, yang ada di hati ini malah rasa iba.

Jordi: Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?

Ani: Lela itu kan sudah enggak punya Ibu. Dia sehari-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagang di pasar.

Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut, keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.

Jordi: Oh... begitu ya... kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau ngerjain Lela lagi.

Nani: Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.

Ani: Bener itu!

Jordi: Ah... kalian dikit-dikit dosa!

Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar di kampungnya dan juga di sekolahan.

 

Sumber: Gurupendidikan

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer