Bola.com, Jakarta - Purposive sampling merupakan satu di antara jenis teknik pengambilan sampel yang biasa digunakan dalam penelitian ilmiah kualitatif.
Purposive sampling yang juga disebut sebagai sampel penilaian atau pakar adalah jenis sampel nonprobabilitas.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini sering dilakukan dengan menerapkan pengetahuan ahli tentang populasi untuk memilih secara nonrandom sampel elemen yang mewakili penampang populasi.
Dalam proses pengambilan sample tersebut, peneliti sebelumnya telah menetapkan beberapa ciri tertentu dari objek yang akan dijadikan sample terlebih dahulu, sesuai tujuan yang hendak diinginkan.
Secara singkat, purposive sampling dipahami sebagai teknik pengambilan sample yang dilakukan dengan cara tidak acak. Peneliti akan merumuskan kriteria objek yang ingin dijadikan sumber penelitian secara spesifik.
Agar kamu lebih memahami tentang purposive sampling, berikut ulasannya, seperti dikutip dari laman Penelitianilmiah dan Tambahpinter, Jumat (25/3/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Menurut Ahli dan Tujuan Purposive Sampling
1. Pengertian Purposive Sampling Menurut Ahli
- Dana P. Turner (2020); Purposive sampling digunakan ketika seorang peneliti ingin menargetkan seorang individu dengan karakteristik minat dalam suatu penelitian.
- Bernard (2002), Lewis & Sheppard (2006); Purposive sampling atau bisa disebut dengan penghakiman sampel adalah suatu teknik yang disengaja oleh peneliti dari seorang informan berdasarkan kualitas yang dimiliki informan. Teknik ini merupakan nonrandom teknik yang tidak membutuhkan teori atau himpunan yang mendasari jumlah informan.
- Notoatmodjo (2010); Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas suatu pertimbangan, seperti ciri-ciri atau sifat-sifat suatu populasi.
- Sugiyono (2010); Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sumber data dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
- Winarno (2013); Teknik purposive sampling digunakan karena adanya pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan atau diambil bukan berdasarkan strata, random (acak), atau daerah, akan tetapi didasarkan pada suatu tujuan.
- Menurut Arikunto (2006); Teknik purposive sampling adalah teknik mengambil data dengan tidak berdasar acak atau random, melainkan berdasarkan adanya pertimbangan-pertimbangan untuk mencapai target atau fokus tujuan tertentu.
2. Tujuan Purposive Sampling
Tujuan digunakannya purposive sampling adalah untuk menentukan sampel sebuah penelitian yang memang memerlukan kriteria-kriteria tertentu agar sampel yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian.
Purposive sampling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
Advertisement
Syarat, Kelebihan, dan Kekurangan Purposive Sampling
3. Syarat Penggunaan Purposive Sampling
Purposive sampling akan efektif pada situasi-situasi berikut:
- Anggota populasi yang memenuhi kriteria peneliti terbatas jumlahnya.
- Peneliti memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel sehingga sampel yang dipilih telah memenuhi tujuan penelitian.
4. Kelebihan Purposive Sampling
- Teknik ini tergolong mudah untuk dilaksanakan.
- Sampel yang terpilih merupakan sampel yang sesuai tujuan penelitian.
5. Kekurangan Purposive Sampling
- Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling tidak menjamin dapat mewakili populasi (representatif).
- Tidak dapat digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk generalisasi.
Jenis Purposive Sampling
6. Jenis Purposive Sampling
- Variasi Maksimum/Heterogen; Adalah satu di antara yang dipilih untuk memberikan beragam kasus yang relevan dengan fenomena atau peristiwa tertentu.
- Homogen; Adalah sampel yang dipilih karena memiliki karakteristik atau kumpulan karakteristik yang sama.
- Pengambilan Sampel Kasus Khusus; Adalah jenis pengambilan sampel dengan tujuan tertentu yang berguna ketika seorang peneliti ingin mempelajari suatu fenomena atau tren yang berkaitan dengan apa yang dianggap sebagai anggota "biasa" atau "rata-rata" dari populasi yang terpengaruh.
- Pengambilan Sampel Kasus Ekstrem/Menyimpang; Digunakan ketika peneliti ingin mengkaji outlier yang menyimpang dari norma mengenai fenomena, isu, atau tren tertentu.
- Pengambilan Sampel Kasus Kritis; Adalah jenis purposive sampling di mana hanya satu kasus yang dipilih untuk diteliti karena peneliti berharap dengan mempelajarinya akan mengungkapkan wawasan yang dapat diterapkan pada kasus lain yang serupa.
- Populasi Total; Seorang peneliti memilih untuk memeriksa seluruh populasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.
- Pengambilan Sampel Ahli (Expert Sampling); Adalah bentuk purposive sampling yang digunakan ketika penelitian membutuhkan seseorang untuk menangkap pengetahuan yang berakar pada bentuk keahlian tertentu.
Sumber: Penelitianilmiah, Tambahpinter
Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement