Sukses


Contoh-Contoh Perilaku Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah

Bola.com, Jakarta - Hidup rukun adalah hidup dalam suasana yang baik, damai, saling menyayangi, tidak bertengkar satu sama lain, bersatu hati, dan selalu menjaga hubungan baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rukun adalah baik dan damai, tidak bertengkar. Bisa hidup rukun dengan sesama tentu menjadi keinginan setiap orang.

Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting. Hal itu karena manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, sehingga membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain.

Terlebih lagi Indonesia terdiri atas beragam suku, budaya, agama yang berbeda-beda dan rentan akan perselisihan. Dengan hidup rukun akan tercipta suasana kehidupan yang lebih harmonis, damai, dan membahagiakan.

Maka itu sudah seharusnya kita selalu mengupayakan untuk menciptakan kerukunan di lingkungan sekolah atau satuan pendidikan.

Berikut ini beberapa contoh perilaku hidup rukun di lingkungan sekolah, yang bisa dipraktikkan, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (29/3/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Contoh Hidup Rukun: Saling Membantu

Saling membantu di lingkungan sekolah merupakan satu di antara wujud kerukunan yang dapat diterapkan di satuan pendidikan. Adakalanya teman-teman tidak memahami atau belum mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru.

Membantu memberikan penjelasan kepada teman yang kesulitan memahami materi merupakan contoh kerukunan yang dapat diterapkan. Saling membantu juga dapat diwujudkan ketika ada teman yang lupa membawa alat tulis, seperti pensil, penghapus, penggaris, dan lainnya.

Jika kita memiliki alat tulis lebih, kita dapat meminjamkannya kepada teman yang tidak membawa.

3 dari 7 halaman

Contoh Hidup Rukun: Menghindari Pertengkaran

Perbedaan pendapat atau pandangan merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan sering kali terjadi dalam pergaulan di masyarakat.

Akan tetapi, perlu dijaga agar perbedaan pendapat tersebut tidak menimbulkan pertentangan, pertengkaran, atau perselisihan yang berkepanjangan.

Harus ada sikap saling menghargai dan mau menerima perbedaan serta mengambil jalan atau keputusan yang terbaik sebagai sebuah kesepakatan bersama. Jika terjadi pertengkaran antarteman, sedapat mungkin segera dilerai.

4 dari 7 halaman

Contoh Hidup Rukun: Saling Memberikan Perhatian

Tindakan ini merupakan cerminan hidup rukun, rasa empati, perhatian, dan solidaritas antarteman di sekolah. Saling memberikan perhatian perlu dilakukan agar tercipta hidup rukun di sekolah.

Adapun contoh perhatian yang bisa diberikan antara lain, menjenguk teman yang sakit, mengibur teman yang sedang berduka, memberi bantuan kepada teman yang dilanda musibah, ikut berdukacita jika ada teman yang kehilangan keluarganya yang meninggal dunia.

5 dari 7 halaman

Contoh Hidup Rukun: Menghormati Perbedaan

Di dalam lingkungan sekolah pasti terdiri dari warga yang berbeda-beda karakter, latar belakang sosial ekonomi, suku bangsa ataupun agama.

Saling menghormati kepada sesama teman, guru, maupun anggota sekolah merupakan satu di antara bentuk kerukunan di satuan pendidikan.

Semua orang yang di lingkungan sekolah harus menghargai perbedaan pendapat dan pandangan serta selalu dapat bekerja sama.

6 dari 7 halaman

Contoh Hidup Rukun: Belajar Bersama

Belajar bersama merupakan satu di antara bentuk kerukunan di satuan pendidikan. Siswa dapat membentuk kelompok untuk belajar bersama dan mengerjakan tugas bersama.

Di dalam kelompok, setiap anggota dapat saling membantu satu sama lain sehingga kompetensi yang dipelajari bisa dipahami.

7 dari 7 halaman

Contoh Perilaku Tidak Rukun di Lingkungan Sekolah

Contoh-contoh perilaku yang tidak mencerminkan kerukunan, antara lain::

• Tidak menghargai teman yang berbeda suku, agama atau latar belakang ekonomi.

• Tidak mau bekerja sama, tidak mau belajar bersama, selalu menyendiri.

• Datang terlambat mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, seperti kegiatan tatap muka dengan tutor.

• Egois, hanya memikirkan diri sendiri, bekerja hanya untuk diri sendiri.

• Sombong dan tidak peduli terhadap keadaan teman.

 

Sumber: Kemdikbud

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer