Bola.com, Jakarta - Meminta maaf merupakan satu di antara bentuk tanggung jawab seseorang atas kesalahan yang diperbuat. Minta maaf termasuk sikap mulia dan harus dimiliki setiap orang.
Setiap manusia tentu tidak terlepas dari kesalahan, khususnya kepada orang-orang terdekat. Meski begitu, jangan sampai terlena dengan kembali melakukan kesalahan yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Maaf dan memaafkan di dalam kehidupan sangat penting dan sudah seharusnya dilakukan oleh setiap orang, baik yang memiliki kesalahan ataupun tidak.
Di sisi lain, mengakui sebuah kesalahan dan minta maaf bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Tak sedikit orang yang gengsi dan mempunyai ego tinggi untuk meminta maaf terlebih dulu.
Maka itu, penting untuk membiasakan diri meminta maaf dan mudah memaafkan sejak kecil. Mengajarkan anak untuk meminta maaf memang bukan perkara mudah.
Sebagian anak mungkin bisa dengan mudah mengucapkan kata maaf dari hati, dan sebagian lainnya hanya melakukan sekadar untuk meredakan situasi.
Namun, masih ada anak yang susah dan tidak terbiasa meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak meminta maaf.
Berikut ini rangkuman tentang cara mengajari anak untuk meminta maaf, seperti disadur dari Klikdokter, Senin (2/5/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Beri Contoh Permintaan Maaf Berulang-ulang
Anak belajar banyak dari apa yang ia dengar dan lihat. Sebagai orang tua, Anda harus banyak mengajarinya bersikap kesatria dengan meminta maaf segera setelah berbuat salah atau keliru.
Dengan demikian, sang anak juga akan belajar bahwa menyampaikan permintaan maaf adalah hal spontan yang harus dilakukan segera setelah berbuat salah.
Lakukan hal tersebut secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang dapat ia tanamkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Tidak Perlu Takut untuk Mengakui Salah
Banyak orang tua yang mendapati sang anak melakukan perbuatan salah, lalu si kecil mengarang cerita yang membenarkan dirinya dan menempatkan orang lain di kesalahan tersebut.
Faktanya, di usia balita, anak memang cenderung defensif dan kerap membenarkan diri sendiri. Hal ini wajar terjadi seiring proses pertumbuhan anak menuju dewasa.
Kendati demikian, apa yang dilakukannya memang tidak bisa dibiarkan. Tegaskan padanya bahwa berbuat salah itu bisa dilakukan siapapun, bahkan ibu dan ayah.
Hal yang terpenting, yang perlu dilakukan saat melakukan kesalahan ialah mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Beri Dukungan Verbal untuk Permintaan Maaf
Segala yang diajarkan pada anak sebaiknya disampaikan dengan kata-kata, begitu pula saat mengajarkan anak meminta maaf.
Saat anak melakukan kesalahan, orang tua bisa menginisiasi permintaan maaf dengan mengatakan, "Apa yang harus kita lakukan ketika kita melakukan kesalahan?" atau "Apa yang bisa kita lakukan agar temanmu jadi tidak sedih?"
Targetnya, anak akan menyampaikan permintaan maaf dengan spontan dan sukarela, tanpa diminta. Akan tetapi, jangan pernah memaksakan anak meminta maaf bila ia berkeras tidak ingin melakukannya.
Perlu diingat, anak masih dalam tahap belajar. Biarkan proses ini berjalan alami dan tanpa tekanan. Ajari segala pembelajaran dengan kasih sayang.
Setelah ia berhasil memiliki kemampuan meminta maaf ini, berikan apresiasi dengan pelukan erat atau pujian.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 10/9/2016)
Dapatkan artikel cara dari berbagai tema lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement