Sukses


Macam-Macam Komponen Penyusun Darah dalam Tubuh Manusia

Bola.com, Jakarta - Darah merupakan alat pengangkut yang utama dalam tubuh manusia. Keberadaan darah tersebut bisa dibilang penting bagi tubuh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, darah adalah cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang.

Seperti diketahui, saat bagian ada yang terluka pasti akan mengucurkan darah. Hal tersebut menjadi bukti bahwa darah beredar di seluruh tubuh.

Darah sangat diperlukan untuk mendistribusikan nutrisi makanan ke seluruh bagian tubuh. Bahkan suplai kebutuhan oksigen juga diangkut melalui darah.

Adanya darah bisa menjalankan fungsi tersebut karena memiliki beberapa komponen penyusun. Semua komponennya mempunyai tugas dan fungsi yang mendukung kerja darah dalam tubuh.

Berikut ini rangkuman tentang macam-macam komponen penyusun darah dalam tubuh manusia, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (3/5/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Plasma Darah

Plasma darah terdiri atas 91 persen air dan sembilan persen bahan-bahan terlarut yang terdiri atas protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam-garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon).

Fibrinogen berfungsi dalam proses pembekuan darah bila terjadi luka. Globulin berfungsi membentuk zat kebal. Albumin berfungsi melawan benda-benda asing atau kuman penyakit yang masuk ke tubuh.

3 dari 5 halaman

Sel Darah Merah

Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin (Hb). Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung.

Hemoglobin merupakan protein yang memiliki zat besi (Fe) dan memberikan warna merah pada darah.

Hemoglobin berfungsi mengikat O2 dari paru-paru, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh, dan mengambil CO2 dari seluruh tubuh untuk dibawa ke paru-paru.

Jumlah sel darah merah sendiri sebanyak lima juta sel setiap 1 mm3 darah. Sel darah merah dibentuk oleh sumsum tulang pipih dan dapat hidup selama 120 hari.

Pada saat bayi dalam kandungan, sel darah merah dibentuk dalam hati dan limfa.

4 dari 5 halaman

Sel Darah Putih

Sel darah putih (leukosit) aslinya memiliki warna bening bukan putih. Adapun alasan dinamakan sel darah putih ialah untuk membedakan dengan sel darah merah.

Sel darah putih memiliki inti sel, tidak berwarna, bentuknya tidak teratur atau tidak tetap.

Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah untuk menjalankan fungsi menjaga tubuh dari serangan penyakit.

Sel darah putih dibentuk dalam sumsum tulang pipih, di limfa, dan di kelenjar-kelenjar getah bening. Ada lima jenis sel darah putih berdasarkan zat warna yang diserap dan bentuk inti selnya, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit.

Jumlah sel darah putih ada sebanyak 8.000 sel setiap mm3 darah. Umur hidupnya sekitar 12-13 hari. Jika tubuh terluka dan ada kuman yang masuk maka sel darah putih akan menyerang atau memakan kuman-kuman tersebut.

Sel darah putih yang rusak saat bertempur melawan kuman akan dikeluarkan bersama kuman dalam bentuk nanah atau abses.

5 dari 5 halaman

Keping Darah

Keping darah (trombosit) tidak berinti dan bentuknya bulat atau lonjong. Setiap 1 mm3 darah mengandung 200.000 trombosit.

Keping darah hidupnya singkat, hanya delapan hari. Trombosit memiliki fungsi membekukan darah bila terjadi luka sehingga dapat menghambat pengucuran darah.

Perlu diketahui, trombosit memiliki enzim yang disebut trombokinase. Bila terluka, darah keluar dari pembuluh darah dan menyentuh permukaan luka yang kasar maka trombosit akan pecah.

Pecahnya trombosit mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim tersebut dibantu ion kalsium (Ca2+) mengubah protrombin menjadi trombin.

Trombin ini yang mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin inilah yang akan menutup luka sehingga menghentikan pengeluaran darah.

Pembentukan protrombin dilakukan di dalam hati dengan dibantu oleh vitamin K. Jadi, bila kekurangan vitamin K akan menghambat proses pembekuan darah.

 

Sumber: Kemdikbud

Dapatkan artikel macam dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer