Bola.com, Jakarta - Umumnya, perjalanan arus mudik dan balik Lebaran akan memakan waktu relatif lama. Hal ini lantaran jarak tempuh menuju dan dari kampung halaman cukup jauh.
Terkadang, perjalanan arus balik mudik dan arus balik Lebaran akan membuat ibadah salat lima waktu sulit dilakukan. Bisa saja seseorang meninggalkan salat lima waktu karena berbagai alasan selama perjalanan.
Baca Juga
Advertisement
Padahal, salat lima waktu merupakan ibadah wajib yang tidak boleh ditinggalkan, meski sedang disibukkan dengan berbagai aktivitas, tidak terkecuali saat perjalanan jauh atau arus mudik dan arus balik Lebaran.
Meski begitu, Allah Swt. tak pernah menyulitkan umat-Nya dalam beribadah. Satu di antara bentuk kasih sayang Allah Swt. kepada umat-Nya dengan memudahkan pelaksanaan salat lima waktu. Terutama, jika sewaktu-waktu dalam perjalanan jauh atau sebagai musafir.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salat di kendaraan hanya boleh dilakukan jika ada uzur (halangan) yang dibenarkan dalam Islam.
Berikut ini cara salat dalam kendaraan saat berada di perjalanan arus mudik dan balik Lebaran, yang umat Muslim wajib ketahui, disadur dari Liputan6 dan Merdeka, Selasa (3/5/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tata Cara Salat di Kendaraan
- Dengan posisi duduk di kursi kendaraan. Niat sambil Takbiratul ihram.
- Tangan bersedekap seperti layaknya salat sambil berdiri, membaca doa iftitah, surat Al-Fatihah dan surat pendek yang dikehendaki.
- Ruku' dilakukan sedikit membungkukkan badan dari posisi duduk sambil berdoa ketika ruku'.
- I'tidal dilakukan dengan posisi punggung lurus seperti dalam posisi duduk sambil berdoa.
- Sujud dilakukan dengan membungkukkan badan lebih rendah saat ketika ruku' sebelumnya sambil berdoa.
- Duduk antara dua sujud, dilakukan dengan posisi duduk sempurna di kursi kendaraan sambil berdoa.
- Sujud kembali dengan membungkukkan badan seperti pada sujud awal sambil berdoa.
- Duduk kembali dengan sempurna, tangan bersidekap untuk melaksanakan rakaat yang kedua, membaca Surat Al-Fatihah dan Surat pendek yang dikehendaki.
- Ruku' dilakukan sedikit membungkukkan badan dari posisi duduk sambil berdoa ketika ruku'.
- I'tidal dilakukan dengan posisi punggung lurus seperti dalam posisi duduk sambil berdoa.
- Sujud dilakukan dengan membungkukkan badan lebih rendah saat ketika ruku' sebelumnya sambil berdoa.
- Duduk antara dua sujud, dilakukan dengan posisi duduk sempurna di kursi kendaraan sambil berdoa.
- Sujud kembali dengan membungkukkan badan seperti pada sujud awal sambil berdoa.
- Duduk Tahiyyat Akhir. Duduk dengan sempurna letakkan kedua tangan di atas lutut, lakukan dengan membaca doa tahiyyat akhir.
- Mengucapkan salam sambil menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.
- Berdoa dan berzikir setelah selesai salat.
Advertisement
Syarat Dibolehkannya Salat di Kendaraan
- Tidak memungkinkan menghentikan laju kendaraan, sementara Anda khawatir akan terlewat waktu untuk salat wajib. Kekhawatiran tertinggal waktu salat fardhu yang sebentar, seperti magrib hingga keburu bebarengan dengan salat isya.
- Tidak ada tempat pemberhentian yang layak dan aman untuk salat, seperti di dalam pesawat atau kapal kecil.
- Jika tidak menemukan air untuk bersuci, tayamumlah. Kecuali jika di kereta Anda menemukan toilet dengan wastafel untuk wudu yang bersih, bisa digunakan.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Nisa Mutia Sari, Editor: Fadila Adelin. Published: 12/6/2019), Merdeka.com (Penulis: Kurnia Azizah. Published: 21/1/2020).
Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.