Bola.com, Jakarta - Banyak orang Indonesia menyukai makan jeroan, apakah jeroan ayam, sapi, kambing, maupun lainnya. Hal ini karena memang banyak masakan jeroan di Indonesia, yang lezat dan begitu menggoda.
Masakan-masakan tersebut seperti gulai, sate, soto, sup, sambal goreng, dan masih banyak lagi, yang menggunakan jeroan sebagai bahan utama.
Advertisement
Bila Anda termasuk penyuka masakan jeroan, Anda perlu berhati-hati dan memiliki pengendalian diri. Jangan sampai terlalu berlebihan dalam mengonsumsi makanan satu ini.
Pasalnya, ada dampak negatif berupa penyakit, yang akan muncul apabila Anda terlalu sering dan berlebihan makan jeroan.
Di sisi lain, makan jeroan tidak selamanya buruk. Jeroan memiliki beragam zat gizi, seperti asam folat, besi, fosfor, magnesium, zink, vitamin A, B, D, E dan K. Vitamin dan mineral ini sangat penting dalam menjalankan berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Hanya, jeroan merupakan satu di antara makanan dengan kadar kolesterol tinggi. Jeroan juga mengandung lemak jenuh yang tinggi dan purin.
Itulah mengapa, mengonsumsi jeroan terlalu banyak dapat menimbulkan risiko kesehatan pada masa mendatang.
Berikut macam-macam penyakit yang disebabkan terlalu sering dan terlalu banyak makan jeroan, disadur dari Klikdokter, Kamis (5/5/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyakit yang Disebabkan Terlalu Sering Makan Jeroan
Penyakit jantung
Kadar kolesterol yang tinggi dalam jeroan dapat menyumbangkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Ditambah lagi dengan kadar lemak jenuh yang tinggi dalam jeroan.
Keduanya dapat menempel dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung, lalu memicu penyakit akibat jeroan yang paling utama, yaitu jantung koroner.
Stroke
Tidak hanya penyakit jantung, efek makan jeroan bisa memicu risiko stroke karena penyumbatan pembuluh darah yang terdapat di otak.
Mekanismenya hampir sama dengan penyumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung. Pembuluh darah yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke otak terhambat karena adanya pembekuan darah sehingga memicu stroke.
Advertisement
Penyakit yang Disebabkan Terlalu Sering Makan Jeroan
Asam urat
Tingginya kadar purin yang terdapat dalam jeroan berisiko menyebabkan asam urat. Purin dimetabolisme oleh tubuh menjadi zat asam urat. Asam urat dikeluarkan oleh ginjal melalui urine.
Meski begitu, jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, ginjal tidak mampu mengeluarkannya semua. Alhasil, kelebihan asam urat dalam darah akan menumpuk pada jaringan tubuh seperti sendi dan menyebabkan nyeri hebat.
Penyakit sapi gila
Tidak hanya pada hewan, penyakit ini bisa menyerang manusia. Pada manusia, penyakit sapi gila dikenal dengan istilah variant Creutzfeldt-Jakob Disease (vCJD).
Penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui protein yang disebut prion. Prion terdapat pada otak dan tulang belakang dari hewan yang terkontaminasi.
Gejala yang dapat timbul pada manusia adalah sering cemas, depresi, gangguan tidur, adanya gerakan otot yang tidak terkendali, gemetar, bahkan sampai menurunnya daya ingat.
Penyakit akibat jeroan yang satu ini sudah jarang ditemukan, tetapi tidak ada salahnya tetap waspada.
Penyakit yang Disebabkan Terlalu Sering Makan Jeroan
Kelebihan vitamin A
Bagian jeroan, yaitu hati, kaya akan vitamin A. Kelebihan kadar vitamin A dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan atau hipervitaminosis. Gejalanya berupa mual, muntah, nyeri tulang, dan gangguan penglihatan.
Bahaya makan jeroan juga bisa memengaruhi ibu hamil. Menurut penelitian, ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A per hari dapat berisiko memiliki bayi yang cacat.
Jerawat
Efek makan jeroan yang satu ini mengganggu penampilan. Seperti yang diketahui, jeroan tinggi akan kadar lemak jenuh. Makanan yang tinggi lemak jenuh juga dikaitkan dengan kadar insulin yang tinggi.
Hanya, jika kadar tersebut terlalu tinggi di dalam tubuh maka dapat meningkatkan produksi sebum di kulit wajah. Produksi sebum yang berlebihan bisa menyumbat pori-poru dan memicu jerawat.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 14/5/2020)
Dapatkan artikel macam-macam dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement