Sukses


Jenis-Jenis Angklung dan Penjelasannya yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Angklung adalah alat musik khas dari Indonesia. Angklung telah terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO.

Angklung menurut mitologi Bali berasal dari kata 'Angk' adalah angka (= nada ) dan 'Lung' artinya patah/hilang. Angklung dapat juga dikatakan nada/laras yang tidak lengkap sesuai dengan istilah Cumang Kirang (Bahasa Bali) yang berarti nada kurang/surupan 4 nada.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pengertian angklung adalah alat musik tradisional yang dibuat dari tabung bambu.

Suara atau nada angklung dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan. Alat musik angklung sering dijumpai di daerah Jawa Barat.

Angklung yang banyak dijumpai, memiliki beberapa jenis. Penting tentunya mengetahui jenis-jenis alat musik angklung beserta penjelasannya.

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis alat musik angklung beserta penjelasannya, yang perlu diketahui, seperti dilansir dari petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, Kamis (12/5/2022). 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Angklung DogDog Lojor

Angklung ini sering digunakan pada kesenian dogdog lojor yang terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul, yang tersebar di sekitar Gunung Halimun.

Istilah Dogdog Lojor diambil dari nama satu di antara instrumen dalam tradisi ini, yakni Dogdog Lojor.

Angklung yang digunakan pada tradisi tersebut memiliki fungsi sebagai pengiring ritus bercocok-tanam.

Setelah masyarakat di sana menganut Islam, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan. Dalam kesenian Dogdog Lojor, terdapat 2 instrumen Dogdog Lojor dan 4 instrumen angklung besar.

3 dari 5 halaman

Angklung Kanekes

Angklung Kanekes adalah angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Tradisi angklung yang ada pada masyarakat Kanekes ini terbilang kuno.

Meski begitu, tradisi tersebut tetap dilestarikan, yakni untuk mengiringi ritus bercocok-tanam (padi), dan bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang.

Angklung digunakan saat menanam padi di huma (ladang). Masyarakat Kanekes terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Baduy Luar (Kajeroan) dan kelompok Baduy (Luar Kaluaran).

Adapun yang berhak membuat angklung hanyalah warga Baduy Jero. Hal itu pun tidak semua orang, melainkan hanya mereka yang menjadi keturunan para pembuat angklung saja.

Sementara itu, warga Baduy Luar tidak membuat angklung, melainkan cukup membelinya dari warga Baduy Jero.

Nama-nama Angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.

4 dari 5 halaman

Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di Kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).

Dalam mitosnya, angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa Kampung Cipining mengalami musim paceklik. Hal ini terkait mitos Dewi Sri yang enggan menurunkan hujan.

5 dari 5 halaman

Angklung Padaeng

Angklung Padaeng dikenalkan oleh Daeng Soetigna sekitar tahun 1938. Inovasi angklung padaeng ini terdapat pada laras nada yang digunakan, yaitu diatonik yang sesuai sistem musik barat.

Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dibagi ke dalam dua kelompok, yakni angklung melodi dan angklung akompanimen.

Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar.

Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni. Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai akor diatonis.

Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa di antaranya adalah Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.

 

Sumber: Kemdikbud

Video Populer

Foto Populer