Sukses


Macam-Macam Mitos tentang Olahraga yang Sebaiknya Tak Dipercaya

Bola.com, Jakarta - Olahraga merupakan satu di antara kebutuhan penting yang harus dipenuhi setiap orang. Dengan rutin berolahraga, badan menjadi lebih sehat dan bugar.

Itulah mengapa olahraga penting dilakukan siapa saja. Bahkan, ada sebagian orang yang menjadikan olahraga sebagai bagian gaya hidup, tak hanya orang dewasa, tetapi juga anak muda.

Namun, ada sebagian orang yang menjadi malas dan kurang percaya diri dalam berolahraga karena adanya mitos tentang olahraga.

Ada banyak mitos tentang olahraga yang beredar tanpa diketahui fakta atau kebenarannya. Padahal, informasi yang tepat dapat mendukung seseorang dalam menjaga kesehatan dengan semestinya.

Mengetahui mitos dan fakta tentang olahraga sangat penting. Dengan begitu, Anda dapat memaksimalkan olahraga atau latihan dengan pemahaman yang benar.

Berikut ini rangkuman tentang macam-macam mitos tentang olahraga yang perlu diketahui, seperti disadur dari Klikdokter, Selasa (17/5/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

1. Olahraga Mengubah Lemak Menjadi Otot

Anggapan bahwa olahraga dapat mengubah lemak menjadi otot merupakan pandangan yang keliru. Faktanya, berdasarkan Seconds Count, sel lemak tidak dapat berubah menjadi sel otot, kendati Anda berolahraga sekalipun.

Olahraga, khususnya latihan kekuatan, justru dapat menghilangkan lemak dan membangun otot. Dengan membakar lebih banyak kalori, aktivitas olahraga dapat membantu menghilangkan lemak.

3 dari 7 halaman

2. Tidak Boleh Olahraga ketika Hamil

Berdasarkan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), olahraga selama kehamilan justru dapat membantu proses persalinan.

Olahraga terbukti dapat mengurangi risiko diabetes gestasional, kelahiran caesar, dan berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi.

Meski begitu, National Health Service merekomendasikan ibu hamil melakukan olahraga ringan yang tidak menguras tenaga, seperti berenang, jalan kaki santai, dan latihan yoga.

Ketiga aktivitas tersebut dapat melancarkan pembuluh darah serta mengurangi stres menjelang persalinan.

4 dari 7 halaman

3. Membatasi Kalori Cara Terbaik Menurunkan Berat Badan

Berdasarkan penelitian mengungkapkan bahwa penurunan berat badan lebih optimal jika perubahan pola makan diimbangi dengan olahraga.

Jadi, jika Anda mengurangi asupan kalori harian, pastikan untuk tetap melakukan olahraga yang dapat membakar banyak kalori, seperti aerobik dan latihan kekuatan.

5 dari 7 halaman

4. Gerakan Crunch dapat Menghilangkan Lemak Perut

Gerakan crunch hampir mirip dengan sit up. Gerakan ini dilakukan dengan mengangkat tubuh bagian atas, yaitu dari kepala hingga bahu.

Crunch berfungsi memperkuat otot yang berada di bawah lapisan lemak perut. Namun, gerakan crunch tidak dapat menghilangkan lemak tersebut.

Untuk dapat menghilangkan lemak perut, Anda harus menyeimbangkan asupan kalori harian dengan olahraga. Cara tersebut mungkin dapat membantu Anda mengurangi lemak, termasuk lemak di perut.

Pasalnya ketika berolahraga, kita tidak dapat mengontrol secara langsung bagian lemak tubuh mana yang hendak dihilangkan.

6 dari 7 halaman

5. Peregangan sebelum Olahraga Sangat Penting

Mitos olahraga ini tidak sepenuhnya salah. Faktanya, pemanasan selama lima menit dapat mengalirkan darah ke otot. Alhasil, otot menjadi lebih siap ketika berolahraga.

Meski begitu, peregangan paling baik dilakukan setelah berolahraga. Sebab setelah berolahraga, kondisi otot tubuh masih dalam keadaan hangat.

 

7 dari 7 halaman

6. Menjaga Kebugaran Tidak Cukup dengan Mengurangi Perilaku Sedenter

Hal tersebut merupakan mitos yang keliru. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa penurunan berat badan dapat terjadi jika Anda mengurangi aktivitas sedenter (malas bergerak).

Faktanya, melakukan gerakan ringan dua jam per hari secara rutin dapat mencegah kenaikan berat badan sebesar 15 kilogram per tahun. Hal ini terjadi pada orang dengan berat badan 70 kilogram.

 

Disadur dari: Klikdokter (Published: 12/9/2021)

Dapatkan artikel macam dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer