Bola.com, Jakarta - Gempa adalah sentakan asli yang terjadi pada kerak bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba. Gempa dapat dirasakan dengan adanya getaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, gempa adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga asal dalam.
Baca Juga
Advertisement
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Saat terjadi gempa, bumi seakan bergoyang ke samping maupun ke atas bawah. Hal ini disebabkan oleh gelombang gempa yang mencapai tempat kita berada. Padahal, pusat gempanya kemungkinan jauh dari tempat kita.
Gempa bumi dapat diukur dengan menggunakan alat bernama seismometer. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami.
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis gempa bumi, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Kamis (19/5/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa dibedakan menjadi:
- Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat runtuhnya batu-batu raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getaran gempa ini tidak begitu besar atau tidak terasa sampai ke tempat jauh.
- Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung api. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini bisa mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering terjadi secara bersamaan.
Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa runtuhan. Getarannya terasa di daerah yang lebih luas, terutama di sekitar gunung api.
- Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan sehingga terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas.
Advertisement
Jenis-Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Bentuk Episentrum
Berdasarkan bentuk episentrum, gempa dibedakan menjadi:
- Gempa linear
Gempa linear yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Gempa tektonik merupakan gempa linear. Satu di antara akibat tektonisme adalah patahan.
- Gempa sentral
Gempa sentral yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi.
Jenis-Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Berdasarkan kedalaman hiposentrum, gempa dibedakan menjadi:
- Gempa dangkal
Gempa dangkal adalah jenis gempa yang memiliki kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
- Gempa menengah
Gempa menengah adalah jenis gempa memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 100 km-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
- Gempa dalam
Gempa dalam adalah jenis gempa yang memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam 700 km. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
Advertisement
Jenis-Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Jarak Episentrum
Berdasarkan jarak episentrum, gempa dibedakan menjadi:
- Gempa setempat
Gempa setempat adalah gempa berjarak kurang dari 10.000 km.
- Gempa jauh
Gempa jauh adalah gempa berjarak 10.000 km.
- Gempa jauh sekali
Gempa jauh sekali berjarak lebih dari 10.000 km.
Jenis-Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Letak Pusat Gempa
Berdasarkan letak pusat gempa, dibedakan menjadi:
- Gempa laut
Gempa laut adalah gempa yang terjadi jika letak episentrumnya terletak di dasar laut atau bisa juga dikatakan episentrumnya terletak di permukaan laut.
- Gempa darat
Gempa darat adalah gempa yang terjadi jika episentrumnya berada di daratan.
Sumber: Kemdikbud
Advertisement