Bola.com, Hanoi - Perjalanan ke Vietnam untuk mendampingi kontingen Indonesia di SEA Games 2021 terasa luar biasa. Hampir dua pekan mengikuti perjuangan atlet-atlet kebanggaan bangsa berburu medali, dua awak Bola.com selalu menyempatkan berburu makanan halal di sela-sela aktivitas liputan.
Sejak tiba di Hanoi pada 8 Mei 2022, satu hal yang awak Bola.com langsung pikirkan adalah mencari makan. Maklum, perjalanan sejauh 4.000 km dengan durasi 7,5 jam di atas pesawat cukup membuat perut ini terasa keroncongan. Makanan yang disajikan di pesawat tak cukup bertahan lama memanjakan lambung dan usus di dalam perut.
Advertisement
Ya, selain transportasi dan bahasa, sulitnya menemukan restoran atau tempat makan berisikan menu halal teramat sangat sulit. Jurnalis Bola.com, Muhammad Adi Yaksa, sudah menceritakan keluh kesahnya mencari restoran halal di pusat keramaian kota sekalipun. Namun, ia bersyukur mengetahui warga Vietnam sering membantunya menunjukkan tempat makan halal.
Berdasarkan pengalaman Bola.com, menemukan restoran berisikan menu makanan halal lebih mudah jika berada di lingkungan sekitar masjid. Hanya masalahnya, di Hanoi saja cuma ada satu masjid, itupun tak megah seperti rumah ibadah umat Muslim di Indonesia pada umumnya.
Mau tahu cerita seru Bola.com berburu makanan halal di Vietnam selama SEA Games 2021? Scroll terus ke bawah ya!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tips Pertama: Cari Restoran Indonesia atau Timur Tengah
Restoran Indonesia bernama Batavia Halal Indonesian Restaurant & Cafe menjadi destinasi kami setibanya di Vietnam. Informasi dari internet membawa kami ke sana.
Demi memanjakan perut yang cukup lama kosong, tampaknya makanan yang familiar di lidah adalah keputusan yang bijak ketimbang langsung menjajal makanan khas Vietnam pada hari pertama kami menginjakkan kaki untuk meliput SEA Games 2021.
"Favorit di sini itu nasi goreng dan soto," ujar Rizal, pengelola Batavia Restaurant yang juga merupakan staf dari KBRI untuk Vietnam.
Sembari melihat menu dengan perut yang kosong, kami pun memilih nasi goreng kampung dan nasi goreng kambing. Alasannya cukup sederhana, kami sudah langsung rindu masakan Indonesia dan kondisinya sangat lapar.
Oiya, harga makanan di sana cukup aduhai. Nasi goreng kambing dibanderol seharga 150 ribu VND, atau setara Rp127 ribu. Namun, tak ada masalah, karena rasa yang dihadirkan di lidah pun benar-benar luar biasa dan langsung mengobati kerinduan kami terhadap masakan ibu di rumah.
Advertisement
Mesti Pintar Berstrategi
Harus diakui sulitnya mendapatkan referensi makanan halal di Hanoi membuat Bola.com lebih ekstra berusaha dalam memilih apa yang akan kami konsumsi selama meliput SEA Games 2021. Namun, sebagai antisipasi pertama, pilihan sarapan di hotel tempat menginap sudah disesuaikan dengan menu tanpa daging babi.
Kemudian langkah selanjutnya adalah memaksimalkan terjangkaunya mini market di sekitar hotel dan fasilitas kompor listrik dan perlengkapan dapur di dalam kamar hotel. Yap, itu semua memudahkan untuk memasak makanan yang kami inginkan.
Satu cara lain yang kami lakukan adalah menggunakan aplikasi ojek online asal Indonesia yang juga beroperasi di Vietnam dan mencari makanan halal di sana. Bola.com meminta bantuan staf hotel untuk mencarikan makanan halal melalui apps tersebut.
"Kalau tulisan Ga itu berarti ayam," ujar seorang staff hotel sembari menuliskannya di secarik kertas kecil.
Bantuan dari KBRI
Hanoi memiliki 8 juta penduduk, dan tercatat 500 di antarnya memeluk Agama Islam. Tak ayal, menemukan makanan halal merupakan hal yang sulit dan akan sangat membahagiakan jika berhasil mendapatkannya di negara berhaluan Sosialis Komunis ini.
"Awalnya sangat sulit menjadi muslim di sini, terutama soal makanan. Mau makanan halal di sini, mahal. Tapi, lama-lama kami terbiasa dan memilih mana yang boleh dan tidak," ujar seorang Muslim Vietnam, Abdurrahim, yang memiliki nama asli Nguyen Van Tien.
Kabar bahagia hadir ketika KBRI untuk Vietnam mendengarkan kesulitan jurnalis Indonesia yang meliput SEA Games 2021 untuk bisa mendapatkan makanan halal.
KBRI pun menyediakan makanan khas Indonesia pada Selasa (17/5/2022). Satu set makanan, berisi nasi putih, ayam goreng, tahu, ikan teri kacang, sambal terasi, dan mentimun, membuat semua jurnalis yang bertugas di Hanoi bisa sangat menikmati momen yang berharga tersebut.
Advertisement
Kedai Halal di Sebelah Masjid
Tiga hari kemudian, tepatnya pada Jumat (20/5/2022), Bola.com berkesempatan untuk melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Al-Noor, satu-satunya masjid yang ada di Hanoi. Nah, di sekitar masjid ini, ternyata lebih mudah menemukan restoran halal.
Satu di antaranya menempel persis di sebelah Masjid Al-Noor. Kedainya tidak begitu besar, kira-kira 3 langkah kali 6 langkah kaki luasnya, mungkin hanya sekitar 1,5x3 meter persegi.
Menu makanannya beragam, mulai dari nasi goreng, ayam goreng, kebab, dan ikan. Tak lupa makanan khas Vietnam, Pho, yang sudah dijamin kehalalannya oleh sang pemilik kedai. Sementara untuk pelepas dahaga, ada es teh dan minuman soda.
Bicara harga, tidak perlu khawatir. Menu yang disajikan dibanderol mulai dari 10 hingga 80 ribu VND, atau sekitar Rp8 ribu hingga Rp68 ribu.
Restoran India, Melayu, atau Timur Tengah Bisa Jadi Rujukan
Indra Afriadi, yang merupakan seorang pilot asal Indonesia di salah satu maskapai milik Vietnam, mengatakan, "Yang sulit di Vietnam itu pertama soal rumah ibadah yang sedikit, kedua soal makanan, ketiga soal bahasa."
Sebenarnya tidak usah di Vietnam, di Bali saja mesti cermat mencari makanan halal. Cari mudah untuk menemukan menu halal bisa dilakukan dengan mencari restoran India, Melayu, atau Timur Tengah.
Berbekal informasi dari perbincangan dengan Ustadz Nasir dan Hoanh Ahmad mengenai sejarah Masjid Al-Noor, dapat disimpulkan bahwa pembawa agama Islam di Vietnam adalah para pedagang dari India dan Timur Tengah. Mereka ada yang membuka tempat makan yang beberapa di antaranya masih beroperasi.
"Masjid ini dibangun oleh warga India pada thun 1890 yang datang ke Hanoi untuk berdagang," ujar Ustadz Nasir yang sudah empat tahun mengabdikan dirinya menjadi imam di Masjid Al-Noor.
"Kami keluarga Muslim. Kakek saya berasal dari Pakistan dan sudah lama berdagang makanan halal di sini," tambah Abdul Kahar yang merupakan warga asli Hanoi keturunan Pakistan.
Advertisement
Simak Liputan-Liputan Seputar SEA Games 2021 di Bola.com
Khusus konten non sepak bola:
View this post on Instagram
Khusus konten-konten sepak bola:
View this post on Instagram