Bola.com, Hanoi - Aura mendung masih menyelimuti Kota Hanoi saat Bola.com menyantap sarapan pagi di hotel, Senin (23/5/2022) pagi waktu setempat. Pada malam sebelumnya, hujan deras cukup lama mengguyur kota yang memiliki nama lain Chu Nom tersebut.
Hujan yang membasahi kota seolah mendinginkan suasana pesta kemeriahan warga Hanoi yang merayakan keberhasilan Timnas Vietnam meraih medali emas SEA Games 2021.
Advertisement
Pagi itu cukup berbeda, Bola.com yang hampir setiap harinya menyantap sarapan di Flora Bistro kali ini diberikan minuman khusus yaitu berupa Teh Hijau khas Vietnam.
Kebiasaan minum teh dan juga kopi pada pagi hari memang menjadi kebiasaaan warga lokal. Bahkan, terdapat beberapa kedai teh dan kopi yang sudah buka sejak pukul 7 pagi.
"Wisatawan mungkin mengira kopi Vietnam lebih populer, tetapi teh juga merupakan minuman favorit terutama pada pagi hari," ujar Charlie yang merupakan satu di antara pramusaji di Flora Bistro.
Kebiasaan yang dilakukan warga Hanoi tersebut membuat Bola.com merasa tidak asing. Yap, kebisaan meminum teh dan kopi pada pagi hari menjadi rutinitas wajib yang juga dilakukan orang Indonesia sebelum memulai aktivitas.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Riweh-nya Lalu Lintas Kota Hanoi
Terlepas dari nikmatnya teh hijau khas Vietnam, ada hal lain yang sangat mengganggu ketika Bola.com menginjakkan kaki di negara Paman Ho tersebut, yakni suara bising klakson yang tak henti-henti berbunyi di setiap sudut jalanan.
"Jalan di Vietnam, terutama di Hanoi padat sekali. Jadi, pengendara membunyikan klakson agar perjalanannya menjadi lancar dan tidak terganggu," kata driver Gojek di Hanoi, La Quoc Trung kepada Bola.com.
Di Indonesia membunyikan suara klakson secara berlebihan dapat mengganggu pengendara lain. Banyak juga yang berakhir dengan umpatan kasar, bahkan hingga baku pukul seperti yang tersebar di media sosial.
Namun hal tersebut tidak akan kita temui di Vietnam. Pengendara di Vietnam seolah tidak peduli mendengarkan suara klakson orang lain karena hampir semua pengendara melakukan itu.
"Di sini, sudah menjadi kebiasaan. Jadi tidak ada saling emosi," imbuh La Quoc Trung.
Advertisement
Gemar Nongkrong di Cafe
Balik lagi ke persamaan antara Indonesia dan Vietnam. Untuk urusan kopi dan nongkrong inilah yang Bola.com paling rasakan kesamaannya.
Muda-mudi Vietnam gemar minum kopi sambil menikmati pertunjukan musik yang disediakan oleh kafe tersebut. Seperti yang Bola.com rasakan ketika mengunjungi Cong Ca Phe yang berada persis di depan Stadion My Dinh.
"Setiap malam anak-anak muda selalu nongkrong menikmati kopi sambil menonton pertunjukkan musik yang kami sediakan, " ujar Noi Mai Anh salah satu pramuria di Cong Ca Phe.
Susahnya Belajar Bahasa Vietnam
Lain halnya dengan WNI yang sudah tiga tahun tinggal di Hanoi. Indra Afriadi. Berprofesi sebagai pilot satu di antara maskapai milik Vietnam, Indra merasakan keterkejutan terutama pada awal tinggal di negeri Sosialis Komunis itu.
"Bahasa Vietnam adalah bahasa yang paling susah. Bahkan co-pilot saya yang orang Italia harus ikut les bahasa Vietnam, namun akhirnya menyerah," ujar Indra Afriadi yang memboyong istri dan kedua anaknya.
Bahasa memang menjadi kendala utama di negeri ini. Bola.com pikir warga lokal akan mengerti bahasa Inggris standar seperti selamat pagi, ya, tidak, belok kiri, belok kanan, dan lain-lain.
Ternyata dugaan kami salah. Banyak dari mereka yang tidak mengerti terutama pengemudi transportasi. Namun jangan khawatir, jika Anda menginap di hotel bintang tiga. Anda akan menemukan staf hotel yang ramah dan fasih berbahasa Inggris.
Advertisement