Bola.com, Jakarta Drama merupakan suatu jenis karya sastra yang dapat menggambarkan gerak di kehidupan manusia.
Drama juga menggambarkan realita kehidupan, karakter hingga perilaku manusia melalui dialog dan partisipasi yang akan dipentaskan.
Advertisement
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.
Cerita yang menjadi pertunjukan di dalam drama melibatkan konflik dan emosi.
Di samping itu, memainkan sebuah drama tentunya perlu mempelajari dan menghafalkan naskah drama.
Melalui naskah drama, para pemain drama berusaha untuk mengikuti alur cerita dan menjiwai karakter yang ia mainkan. Alur cerita juga dituangkan secara mengalir melalui naskah drama.
Berikut ini beberapa contoh naskah drama singkat 2 orang yang bisa dijadikan sebagai referensi, dikutip dari laman gurupendidikan dan sahabatnesia, Rabu (25/5/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sahabat
Pemain: Tono dan Lulu
Sinopsis
Seperti biasa, di jam istirahat sekolah, Tono dan Lulu menghabiskan waktu dengan memesan makanan ringan di kantin dan berbincang-bincang. Tapi siang ini ada yang berbeda dengan sikap Lulu.
Dia datang ke sekolah dengan wajah sembab seperti habis menangis. Tono pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
Dialog
Tono : Lu, kamu tahu enggak kenapa ikan hidup di air?
Lulu : Tak tahu (menunjukkan wajah cemberut).
Tono : Lho kok gitu sih? Kamu kenapa wajahnya cemberut terus gitu?
Lulu : Aku ada masalah, Ton (sambil memutar-mutar sedotan plastik di gelas minumnya).
Tono : Masalah apa? Cerita dong sama aku, kan kita udah lama jadi teman baik.
Lulu : Sudahlah, ini rumit Ton. Kamu jangan ganggu aku.
Tono : Semua masalah itu rumit Lu. Sudah deh jangan suka menyimpan masalah sendirian. Nantinya kamu malah stres. Apa gunanya ada aku sebagai sahabat kamu kalau kamu mau berbagi cerita aja susah?
Lulu : Sudah seminggu ini orang tuaku tak akur. Mereka sering sekali ribut masalah sepele (tertunduk lesu).
Tono : Memangnya ada masalah apa sampai mereka bertengkar terus?
Lulu : Tak tahu, intinya mereka merasa sudah tidak cocok satu sama lain dan ingin menjauh.
Tono : Sabar ya Lu, semoga semua masalah ini cepat selesai. Kamu berdoa saja semoga mereka cepat berbaikan.
Lulu : Harapannya sih gitu. Tapi sepertinya susah.
Tono : Tidak ada masalah tanpa solusi. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, begitupun masalah yang sedang kamu hadapi. Meskipun ini menyangkut orang tua, pasti ada solusi terbaik yang bisa ditemukan. Kamu berdoa saja semoga masalah ini cepat selesai. Jangan putus asa dulu.
Lulu : Makasih ya Ton. Berkat kamu, masalahku sedikit berkurang. Setidaknya aku lega karena sudah cerita.
Tono : Nah gitu kan enak. Sekarang coba tebak lagi, kenapa ikan hidupnya di air? (sambil menampakkan wajah lucu untuk menghibur Lulu).
Lulu : Sudah takdirnya mungkin (sambil menepuk bahu Tono dan tersenyum).
Advertisement
2 Menjadi 1
Pemain: Nayla dan Freya
Sinopsis
Di kamar Freya, Nayla datang dan duduk dipinggir kasur. sementara Freya sedang berbaring dikasurnya.
Dialog
Nayla : Frey, kamu kenapa ?
Freya : Gakpapa kok, Nay. Aku cuma sedikit stres aja karena ujian masuk PTN tinggal sedikit lagi.
Nayla : Oooh jadi itu yang membuat kamu mengurung diri dikamar terus? Terus kata mama kamu, kamu makannya sedikit.
Freya : Iya, lagi gak mood buat ngapa-ngapain nih.
Nayla : Frey, jangan gitu dong. Kalo kamu enggak mau makan, terus mengurung diri terus di kamar, nanti kamu sakit. Terus kalau kamu sakit, kamu nanti enggak bisa ikut ujian tulis masuk PTN itu bagaimana ? Makin ribet nanti urusannya.
Freya : Iya juga ya, tapi bagaimana dong. Aku bingung nih.
Nayla : Yang kamu bingungin apa, Frey ?
Freya : Aku bingung, nanti kalo aku gak masuk PTN, aku harus bagaimana ?
Nayla : Sekarang, kamu jangan mikirin hasilnya dulu. Kamu belajar aja dulu yang rajin, banyakin jawab-jawab soal ujian tahun lalu. Urusan hasil itu belakangan.
Freya : Udah kok, Nay. Tapi aku masih aja merasa takut ngebayangin kalo aku enggak diterima.
Nayla : Kayaknya kamu perlu untuk refreshing deh. Biar kepala kamu gak mumet. Bagaimana kalo kita belajar bareng? Kita bisa cari tempat diluar sana kayak taman, cafe, dan yang lain. Biar kamu gak tertekan, sekalian bisa ngliat pemandangan yang bagus terus hirup udara segar. Bagaimana menurut kamu?
Freya : Wah ide bagus tuh. Aku juga mau hirup udara segar. Otakku udah mumet banget nih.
Nayla : Yaudah ayo.
Freya : Terima kasih ya, Nay. Kamu selalu ada di saat aku lagi butuh bantuan.
Nayla : Iya sama-sama Frey.
Freya dan Nayla pun saling berpelukan.
Mengejar Cita-cita
Pemain: Gita dan Dewi
Sinopsis
Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Gita dan Dwi. Mereka selalu berasama, tetapi semenjak ayah Gita harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Dialog
Gita : (Sedang membereskan kertas yang berjatuhan karena angin)
Dwi : (Karena melihat kasihan, Dwi pun membantu) sini biar aku bantu.
Gita : Oh ya terima kasih. (tanpa melihat ke arah Dwi dan langsung pergi meninggalkan Dwi dengan terburu-buru)
Dwi : Hei tunggu sebentar!
Gita : (Sambil mendekat ke arah Dwi) iya ada apa?
Dwi : Sepertinya aku kenal kamu deh. Kamu Gita kan?
Gita : Iya. Kamu..?
Dwi : (Memotong pembicaraan Gita) Dwi. Sahabat kamu waktu SD. Kan kita duduk bareng terus waktu SD. Ingat engga?
Gita : Oh iya pasti inget lah. Masa lupa sih. Oh iya aku lupa aku lagi buru-buru nih. Aku duluan ya Dwi. (sambil berlalu meninggalkan Dwi)
Dwi : Hey bentar dulu. Minta no HP kamu dong?
Gita : Eeemmm… aku lupa. Kamu follow twitter aku aja di @gitamay ya!
Dwi : Ok. Follback ya nanti aku mention kamu.
Gita : Iya. (sambil terus pergi meninggalkan Dwi).
Beberapa hari kemudian tanpa disengaja, Gita dan Dwi bertemu kembali dikantin sekolah.
Dwi : Eh Gita, ketemu lagi. Kamu sekarang sekolah di sini ya?
Gita : Iya. Aku sekarang sekolah di sini. Enggak nyangka ya ternyata kita satu sekolah lagi.
Dwi : Iya nih ga nyangka banget. Oh iya sekarang kamu di kelas mana?
Gita : Aku sekarang di kelas IPA 7, wi. Kamu?
Dwi : Aku di kelas IPA 1.
Gita : Oh iya Dwi kamu mau enggak main ke rumah aku pulang sekolah nanti?
Dwi : Terima kasih Gita. Aku mau kok. Berarti nanti kita pulang bareng ya?
Gita : Iya. Nanti setelah bel pulang, kita janjian di gerbang aja ya?
Dwi : Ok.
Lalu bel masuk berbunyi. Gita dan Dwi pun pergi ke kelasnya masing-masing. Setelah jam pelajaran usai dan bel pulang pun berbunyi, Gita dan Dwi pun bertemu di gerbang sekolah dan pulang bersama menuju ke rumah Gita. Sesampainya di rumah Gita.
Gita : Ayo masuk Dwi.
Dwi : Iya makasih Git. Assalamu’alaikum.
Gita : Wa’alaikumsalam. Eh kita langsung ke kamar aku aja yu?
Dwi : Ayo. Oh iya ngomong-ngomong rumah kamu kayak masih berantakan deh. Kenapa?
Gita : Kan aku baru pindah wi.
Dwi : Oh iya ya.
Lalu mereka berdua pun menuju kamar Gita. Ketika di kamar Gita, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.
Dwi : Ngomong-ngomong, kamu mau kuliah di mana?
Gita : Aku mau kuliah di UGM nih.
Dwi : Emangnya kamu ngambil jurusan apa, Git?
Gita : Sipil. Mau jadi arsitek dong hehehe.. hmmm tapi…
Dwi : Tapi kamu kenapa?
Gita : Tapi aku lemah di pelajaran fisika, Wi.
Dwi : Duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha Gita. Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdo’a sama Allah.
Gita : Iya Wi makasih ya atas masukannya pasti ko aku bakal belajar lebih giat lagi.
Dwi : Nah gitu dong.
Gita : Kamu sih mau kuliah di mana, Wi?
Dwi : Aku belum tau naih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?
Gita : Kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Dwi : Iya sih Git. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Gita : Ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk ke Allah. Ya dengan cara salat istikharah lah.
Dwi : Wah makasih juga ya Git atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Gita.
Gita : Oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Dwi.
Lalu Dwi pun pulang dari rumah Gita. Dan setelah perbincangan tadi di rumah Gita, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan akhirnya Dwi telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yag mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.
Â
Sumber: Gurupendidikan, Sahabatnesia
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement