Sukses


Apa Itu Disleksia? Kenali Penyebab dan Cara Penanganannya

Bola.com, Jakarta - Disleksia adalah gangguan kesehatan yang membuat pengidapnya kesulitan untuk membaca dan menulis. Kesulitan yang dialami penderita itu bisa disebabkan karena mereka memiliki masalah identifikasi suara, di mana hal tersebut berhubungan dengan huruf dan kata (decoding).

Pengidap disleksia umumnya mengalami kesulitan dengan pemahaman membaca, mengeja, dan menulis. Tetapi, penyakit ini tidak berkaitan dengan masalah kecerdasan. Penyakit disleksia hanya memengaruhi area otak yang memproses bahasa saja.

Orang dengan penyakit disleksia biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang normal dan memiliki penglihatan yang normal.

Sebagian besar anak disleksia dapat ikut belajar dengan baik di sekolah dengan bimbingan atau program pendidikan khusus. Dukungan emosional juga memainkan peran penting bagi para pengidap ini.

Meski hingga kini masih belum ada obat untuk penyakit disleksia, penilaian dan intervensi awal dapat sangat membantu untuk mengatasinya. Terkadang, penyakit disleksia tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun dan tidak dikenali sampai dewasa. Meski begitu, tak ada kata terlambat untuk mencari bantuan pengobatan.

Berikut informasi lain terkait disleksia seperti penyebab, gejala, dan cara menanganinya, disadur dari Merdeka, Sabtu (4/6/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Disleksia

Disleksia adalah penyakit yang biasanya diderita atau mulai dikenali sejak kanak-kanak. Para peneliti hingga kini masih belum menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. Namun, telah diketahui bahwa gen dan perbedaan otak berperan penting sebagai faktor pemicu dari disleksia.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab disleksia yang paling umum:

Gen dan keturunan

Penyebab utama disleksia adalah gen dan keturunan. Disleksia sering diturunkan dalam keluarga. Sekitar 40 persen saudara kandung pengidap disleksia juga kesulitan membaca. Sebanyak 49 persen orang tua dari anak disleksia juga mengalaminya.

Para ilmuwan juga menemukan gen yang terkait dengan masalah membaca dan memproses bahasa.

Anatomi dan aktivitas otak

Penyebab lainnya dari disleksia adalah anatomi dan aktivitas otak. Studi pencitraan otak telah menunjukkan perbedaan otak antara orang dengan dan tanpa disleksia. Perbedaan ini terjadi di area otak yang terlibat dengan keterampilan membaca utama.

3 dari 4 halaman

Gejala Disleksia

Gejala disleksia mungkin sulit dikenali sebelum anak mulai masuk sekolah. Tetapi, beberapa petunjuk awal dapat menjadi petunjuk tentang adanya masalah yang berkenaan dengan kondisi ini.

Begitu anak mencapai usia sekolah, guru dari anak Anda mungkin menjadi orang pertama yang menyadari adanya masalah. Tingkat keparahan penyakit disleksia bervariasi, tetapi kondisinya akan menjadi jelas saat seorang anak mulai belajar membaca.

1. Usia sebelum sekolah

Tanda-tanda atau gejala bahwa seorang anak mungkin berisiko mengalami disleksia meliputi:

  • Terlambat berbicara.
  • Belajar kata-kata baru secara perlahan.
  • Bermasalah dalam membentuk kata-kata dengan benar, seperti membalikkan suara dalam kata-kata atau bingung terhadap kata-kata yang terdengar sama.
  • Masalah mengingat atau menamai huruf, angka, dan warna.
  • Kesulitan mempelajari lagu anak-anak atau bermain game berima.

2. Usia sekolah

Setelah anak bersekolah, tanda dan gejala penyakit disleksia mungkin menjadi lebih jelas, di antaranya:

  • Kemampuan membaca jauh di bawah tingkat yang diharapkan untuk usia rata-ratanya.
  • Masalah memproses dan memahami apa yang didengar.
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat atau membentuk jawaban atas pertanyaan.
  • Bermasalah dalam mengingat urutan hal-hal.
  • Kesulitan melihat (dan kadang-kadang mendengar) persamaan dan perbedaan huruf dan kata.
  • Ketakmampuan untuk mengucapkan pengucapan kata yang tidak dikenal.
  • Kesulitan mengeja.
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan membaca atau menulis.
  • Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca.

3. Remaja dan dewasa

Gejala penyakit disleksia pada remaja dan orang dewasa mirip dengan pada anak-anak. Beberapa tanda dan gejala penyakit disleksia yang umum pada remaja dan orang dewasa meliputi:

  • Kesulitan membaca, termasuk membaca nyaring.
  • Lambat dalam membaca dan menulis.
  • Masalah ejaan.
  • Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca.
  • Salah mengucapkan nama atau kata.
  • Kesulitan memahami lelucon atau ungkapan dengan makna yang tidak mudah dipahami dari kata-kata (idiom) tertentu.
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan membaca atau menulis.
  • Kesulitan meringkas cerita.
  • Kesulitan belajar bahasa asing.
  • Kesulitan menghafal.
  • Kesulitan mengerjakan soal matematika.

 

4 dari 4 halaman

Penanganan Disleksia yang Tepat

Meski belum ada obat untuk penyakit disleksia, berbagai pendekatan dapat membantu untuk mengatasi kondisi ini.

Disleksia memengaruhi setiap pengidapnya secara berbeda, dan kebanyakan dari mereka akan menemukan cara untuk mengakomodasi perbedaan belajar dan berkembang dengan cara masing-masing.

Menerima diagnosis dan dukungan sejak dini dapat memiliki manfaat jangka panjang bagi para pengidap disleksia.

Menangani disleksia pada anak-anak dapat dilakukan dengan:

Evaluasi kebutuhan individu: Hal ini dapat membantu guru mengembangkan program yang ditargetkan untuk anak.

Alat pembelajaran yang disesuaikan: Anak-anak dengan disleksia dapat mengambil manfaat dari alat belajar yang memanfaatkan indra mereka, seperti sentuhan, penglihatan, dan pendengaran.

Bimbingan dan dukungan: Konseling dapat membantu meminimalkan efek pada harga diri. Bentuk dukungan lain mungkin melibatkan, misalnya, memberikan waktu ekstra untuk ujian.

Evaluasi berkelanjutan: Orang dewasa dengan disleksia dapat mengembangkan strategi koping dan mengidentifikasi area di mana mereka akan mendapat manfaat dari lebih banyak dukungan.

Pusat Disleksia dan Kreativitas Yale menawarkan tips untuk belajar bagi para pengidap disleksia. Hal-hal tersebut adalah:

  • menggunakan strategi manajemen waktu seperti memecah proyek atau tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyusun garis besar sebelum memulainya.
  • menggunakan alat seperti kartu flash dan teknologi teks-ke-suara.
  • mengatur catatan secara visual, menggunakan stabilo atau sistem kode warna.
  • bekerja di tempat yang tenang dan bersih — dengan penyumbat telinga atau headphone peredam bising jika perlu dan meminimalkan gangguan.

 

Disadur dari Merdeka.com (Penulis: Edelweis Lararenjana. Published: 3/9/2021)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer