Sukses


Bisa Menyerang Anak Muda, Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati Saraf Terjepit

Bola.com, Jakarta Seiring bertambahnya usia, seluruh organ tubuh manusia secara bertahap mengalami perubahan, tak terkecuali sistem saraf. Sistem saraf merupakan serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta antar bagian sistem saraf lainnya. 

Memasuki usia 30 tahun, otak dan sumsum tulang belakang akan mulai kehilangan sel saraf dan beratnya (atrofi). Sel-sel saraf semakin banyak yang rusak dan menumpuk pada sel saraf sehat lainnya. Salah satu gangguan saraf yang seringkali mengganggu aktivitas adalah saraf terjepit atau HNP (hernia nucleus pulposus) adalah kondisi ketika bantalan antar-tulang belakang, yang lembut dan seperti agar-agar, menonjol sehingga menekan saraf di sekitarnya.

dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine dari RS EMC Tangerang mengungkapkan bahwa saraf terjepit adalah kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf terjepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh.

"Saat alami saraf terjepit, tubuh bakal mengirimkan “sinyal” berupa nyeri. Jika ini terjadi, Anda sebaiknya tidak meremehkannya, sebelum kerusakan saraf menjadi komplikasi," sebut dr. Harmantya Mahadhipta.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan saraf terjepit, seperti usia, genetik, berat badan berlebihan, cedera pada tulang belakang, sering lakukan aktivitas berat (mengangkat beban berat) dan lain-lain.

Masalah berat badan tidak bisa disepelekan karena itu bisa menyebabkan beban tulang belakang bertambah. Sementara itu, semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Gejala Saraf Terjepit

dr. Harmantya Mahadhipta menjabarkan kalau ciri-ciri saraf terjepit dapat bervariasi, tergantung kondisi pasien.

"Secara umum, gejala HNP yang paling sering terjadi adalah nyeri dan kesemutan. Kasus HNP yang ringan sering tidak menimbulkan gejala, tapi dapat juga muncul gejala nyeri yang hebat," jelasnya.

Beberapa gejala saraf terjepit yang sering dikeluhkan antara lain nyeri, rasa ditusuk-tusuk jarum hingga sensasi terbakar, penjalaran nyeri, kesemutan, kelemahan, hingga berkurangnya sensasi atau mati rasa di area yang terkena.

3 dari 3 halaman

Diagnosis dan Pengobatan Saraf Terjepit

Saraf terjepit atau HNP dapat dideteksi melalui konsultasi ke Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Bedah tulang Belakang (Spine)  dan pemeriksaan fisik (refleks, kekuatan otot (motorik), kemampuan berjalan, dan fungsi sensorik, dan lain sebagainya). Dan untuk menunjang diagnosis, dokter dapat menyarankan opsi pemeriksaan radiologi, yang sesuai dengan indikasi medis pasien diantaranya Sinar X, CT Scan, MRI dan lainnya.

Setelah mengetahui gejala, penyebab dan diagnosa dari saraf terjepit, maka kita harus bijak dalam memilih pengobatan yang akan dilakukan.

dr. Harmantya Mahadhipta menyebutkan pengobatan saraf terjepit bergantung pada kondisi pasien sendiri, yakni seberapa nyeri yang muncul serta tingkat keparahan HNP. Lama pengobatan saraf terjepit juga bisa berbeda pada masing-masing orang.

Pilihan obat yang bisa dikonsumsi penderita saraf terjepit mulai dari obat anti nyeri, pereda nyeri saraf, pelemas otot dan suntikan steroid epidural. Sementara itu untuk terapi saraf terjepit bisa dilakukan dengan cara Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), traksi menggunakan benda berat tertentu, hingga penggunaan korset atau Brace.

Bila obat-obatan dan/ atau Fisioterapi sudah dilakukan dalam waktu kurang lebih 6 minggu namun belum mendapat hasil perbaikan seperti yang sama, mungkin opsi operasi bisa dilakukan.

Sebagai informasi, 80-85% kasus HNP dapat ditangani tanpa operasi, namun 15-20% diantaranya perlu dilakukan tindakan operasi. Perkembangan teknologi kedokteran di hampir semua lini saat ini mengarah ke tehnik minimal invasive, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan resiko dari operasi saraf terjepit.

Bila mengalami masalah saraf terjepit dan memiliki pertanyaan untuk mengobatinya, bisa melakukan konsultasi dengan mengunjungi praktek dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine di RS EMC Tangerang.

 

(*)

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer