Bola.com, Jakarta Teks anekdot merupakan satu di antara materi yang dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia. Lantas apa yang dimaksud dengan teks anekdot?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Baca Juga
Advertisement
Teks anekdot cukup populer di kalangan masyarakat karena isinya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan tertentu yang disampaikan dari si penulis kepada pembaca.
Namun, tidak sedikit kalangan di masa kini mengenal teks anekdot sebagai sebuah teks yang berisi tentang sindiran atau kritikan. Jadi, teks anekdot dibuat dengan memasukkan nuansa humor agar lebih menarik.
Topik yang dibahas dalam teks anekdot antara lain lingkungan, masyarakat, politik, kesejahteraan, dan berbagai isu lainnya yang sedang populer di masyarakat.
Di samping itu, teks anekdot dibuat sebagai satu di antara cara untuk menunjukkan kepedulian pada persoalan di sekitar. Selain itu, teks anekdot juga dibuat untuk mengingatkan orang lain akan kebenaran yang harus dilakukannya.
Teks anekdot bisa menyadarkan kekeliruan orang lain, tanpa harus merasa tersinggung. Itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian teks anekdot. Untuk mengetahui lebih jelas, kamu bisa memahami contoh-contohnya.
Berikut ini contoh teks anekdot, lengkap dengan strukturnya, dilansir dari laman Ekspektasia dan Sahabatnesia, Rabu (22/6/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gara-Gara Takut Istri
Pada suatu hari yang lumayan mendung, datanglah seorang pria bertubuh kekar ke sebuah rumah sakit. Namun terlihat ada yang aneh, kedua telinga pria itu melepuh dan terlihat seperti ada bekas terbakar.
Kemudian pria bertubuh kekar tersebut masuk ke ruangan dokter.
Dokter: Silahkan, ada yang bisa saya bantu, mas?
Kekar: Ini telinga saya, Dok, tolong.
Dokter: Telinganya kenapa mas? Coba ceritakan pada saya.
Kekar: Gini Dok, meskipun badan saya kekar, tapi aslinya saya ini takut sama istri. Jadi, waktu kemarin istri saya lagi ke luar rumah dan menyuruh saya untuk nyetrika baju. Pada saat saya lagi nyetrika, tiba-tiba ada telpon masuk. Karena saya kira telepon itu dari istri saya, maka saya refleks mengambil telepon dan mengangkatnya, tapi sialnya adalah yang saya angkat itu bukan telepon, tapi setrika. Saya menempelkan setrika panas ke telinga kanan saya, Dok.
Dokter: Hmm, saya paham sih bagaimana rasanya takut sama istri. Terus telinga yang bagian kiri kenapa mas.
Kekar: Nah itu dia Dok. Ternyata telepon yang pertama itu gak jadi saya angkat karena saya kesakitan. Nah malah tiba-tiba ada yang nelepon lagi, yaudah saya angkat lagi pakai telinga kiri.
Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan menempelkannya ke muka pria kekar tersebut.
- Struktur Teks Anekdot:
- Abstraksi: Pada suatu hari yang lumayan mendung.
- Orientasi: Datanglah seorang pria bertubuh kekar ke sebuah rumah sakit. Namun terlihat ada yang aneh, kedua telinga pria itu melepuh dan terlihat seperti ada bekas terbakar.
- Krisis: Keluhan si pria berbadan kekar, “Gini dok, meskpun badan saya kekar, tapi aslinya saya ini takut sama istri. Jadi, waktu kemarin istri saya lagi ke luar rumah dan menyuruh saya untuk nyetrika baju. Pada saat saya lagi dalam nyetrika, tiba-tiba ada telepon masuk. Karena saya kira telepon itu dari istri saya, maka saya refleks mengambil telepon dan mengangkatnya, tapi sialnya adalah yang saya akan itu bukan telepon, tapi adalah setrika. Saya menempelkan setrika panas ke telinga kanan saya dok.”
- Reaksi: Hmm, saya paham sih bagaimana rasanya takut sama istri. Terus telinga yang bagian kiri kenapa mas.
- Koda: Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan menempelkannya ke muka pria kekar tersebut.
Advertisement
Penjual Roti
Pada suatu hari, ada seorang penjual roti keliling dan kebetulan sedang ada di depan rumah, kemudian teman saya si Komar memanggil si penjual roti tersebut. Tidak lama kemudian, si penjual roti pun datang dan menghampiri kita yang sedang ngobrol-ngobrol manja di depan rumah.
Komar: Ada Roti apa aja nih bang?
Penjual Roti: Wah banyak dek, ada berbagai macam rasa.
Komar: Oh, kalau yang ini rasa apa bang?
Penjual Roti: Yang itu sih rasa rambutan dek.
Komar: Kalau roti yang ini bang?
Penjual Roti: Kalau yang itu rasa stroberi dek, wah mantep tuh yang itu.
Komar: Hmm bentar, kalau yang ini gimana bang?
Penjual Roti: Itu rasa mangga dek.
Komar: Lah dari tadi saya nanya jawabannya malah nyebutin buah-buahan terus, rotinya mana bang? Abang ini jualan apa sih? Roti atau buah? Enggak konsisten amat bang. Kalau begini sih saya gak jadi beli deh bang.
Penjual Roti: *Hening* Kemudian si penjual roti tersebut kejang-kejang lalu pingsan mendadak.
- Struktur Teks Anekdot:
- Abstraksi: Pada suatu hari, ada seorang penjual roti keliling dan kebetulan sedang ada di depan rumah.
- Orientasi: kemudian teman saya si Komar memanggil si penjual roti tersebut.
- Krisis: Lah dari tadi saya nanya jawabannya malah nyebutin buah-buahan terus, rotinya mana bang? Abang ini jualan apa sih? Roti atau buah? Gak konsisten amat bang. Kalau begini sih saya gak jadi beli deh bang.
- Reaksi: *Hening*
- Koda: Kemudian si penjual roti tersebut kejang-kejang lalu pingsan mendadak.
Obat Sakit Kepala
- Abstraksi
Suatu hari dibulan puasa, seseorang kakek tinggal bersama cucunya yang sedang asik menonton televisi.
- Orientasi
Seperti biasa sang kakek sedang menonton acara favoritnya, yaitu “Ganteng-Ganteng Serigala”. Pada setiap dua puluh menit sekali muncul iklan, salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Iklan tersebut menjelaskan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja.
- Krisis
Sedang asik-asiknya menonton televisi, tiba-tiba kepala kakek itu merasa sakit. Sang kakek langsung memanggil cucunya yang sedang bermain di dalam kamar untuk membeli obat sakit kepala. Setelah cucunya sampai di rumah, dengan segera kakek meminum obat tersebut.
- Reaksi
Sang cucu yang melihat kejadian itu langsung bertanya “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat?”
- Koda
Tanpa ragu-ragu dan dengan tampak tidak berdosa, si kakek pun menjawab “Itulah okenya bodrex cu, bisa diminum kapan saja !!!”
Advertisement
Kaos Tahanan KPK
- Abstraksi
Terdapat dua orang dari partai politik, sebut saja namanya Danu dan Zaky, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
- Orientasi
Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.
- Krisis
Danu: Zak, kamu tahu kan di negara kita sudah terdapat banyak politis-politis yang kaya raya?!
Zaky: Emm, masalah itu aku juga udah tahu, Dan!
Danu: Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup membeli baju yang termahal di Indonesia.
Zaky: Lho, maksud kamu apa ya?
Danu: Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.
- Reaksi
Zaky: Kok malah kaos tahanan KPK si dan, aku gak paham?
Danu: Ya iyalah, coba aja deh kamu pikir Zak, seorang politis terlebih dahulu harus bisa mengambil uang negara minimal 1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan kaos tersebut.
Wahyu: Ohh, aku baru paham kalau maksud kamu seperti itu, Dan.
- Koda
Kemudian mereka memesan kopi untuk yang kedua kalinya dan mengingat masa lalu mereka yang sudah pernah mengenakan kaos termahal KPK itu.
Sumber: Ekspektasia, Sahabatnesia
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.