Sukses


Pengertian Diskriminasi, Penyebab dan Jenis-jenisnya

Bola.com, Jakarta - Diskriminasi merupakan pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara. Diskrimanis juga diartikan sebagai sikap membeda-bedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu.

Diskriminasi terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lainnya.

Biasanya, tindakan diskriminasi ini dilakukan oleh golongan mayoritas terhadap golongan minoritas. Diskriminasi terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan hubungan antar kelompok sosial di masyarakat.

Satu di antara sebab diskrimanasi adalah prasangka dan stereotip yang berkembang pada masyarakat.

Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang diskrimanasi, disadur dari Liputan6, Rabu (22/6/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pengertian Diskriminasi

Pengertian diskriminasi telah dikenal dalam bahasa Inggris pada awal abad ke-17. Istilah ini berasal dari bahasa Latin discriminat, berakar dari kata dis, yang berarti memilah atau memisah dan crimen yang berarti diputusi berdasarkan suatu pertimbangan baik-buruk. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya).

Diskriminasi adalah tindakan buruk yang dilakukan seseorang terhadap individu tertentu. Diskriminasi merupakan masalah yang mungkin dialami oleh banyak negara, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, pengertian diskriminasi secara lengkap bisa kamu simak dalam undang-undang. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), pengertian diskriminasi adalah: setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan sosial lainnya.

Di Indonesia ditetapkan peraturan perundang-undangan yang mengandung ketentuan tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi ras dan etnis, yaitu UU 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Dasar hukum UU Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis adalah sebagai berikut:

1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (1), Pasal 28B ayat (2), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan International Convention on The Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, 1965) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

3 dari 4 halaman

Penyebab Terjadinya Diskriminasi

Penyebab diskriminasi adalah prasangka berdasarkan konsep identitas, dan kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, kebencian bahkan dehumanisasi pada orang lain karena memiliki identitas yang berbeda.

Prasangka muncul karena agresi. Suatu kelompok akan melakukan agresi jika usahanya utnuk memeroleh kekuasaan terhalang. Tindakan diskriminasi dapat berkembang menjadi sumber penindasan.

Selain itu, diskriminasi merupakan sikap yang berkembang karena adanya stereotip yang berkembang pada masyarakat. Stereotip adalah citra kaku tentang kelompok ras atau budaya lain tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut.

Stereotip yang tidak benar harus dihindari dan dijauhkan dari masyarakat agar tidak terjadi diskriminasi dan penindasan terhadap suatu golongan.

4 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Diskriminasi

Diskriminasi merupakan tindakan buruk yang dilakukan seseorang terhadap individu tertentu. Diskriminasi juga mencantumkan dasar dari tindakan buruk, seperti berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya. Berikut beberpa jenis diskriminasi:

Rasisme

Menurut Merriam-Webster Dictionary, rasisme adalah keyakinan bahwa ras adalah penentu mendasar dari sifat dan kapasitas manusia, dan bahwa perbedaan ras menghasilkan keunggulan yang melekat pada ras tertentu.

Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras.

Rasisme adalah paham yang dipandang sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada satu ilmu apapun, serta berlawanan dengan norma-norma etis, peri kemanusiaan, dan hak-hak asasi manusia.

Seksisme

Konsep dasar dari paham ini salah satunya adalah adanya kepercayaan bahwa kekuatan fisik dan kecerdasan dimiliki oleh laki-laki, sementara kekuatan emosional dimiliki oleh perempuan.

Atas dasar paham seksisme ini, terkadang muncul sikap-sikap diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, terutama terhadap perempuan. Contohnya bisa seperti laki-laki lebih diutamakan dalam mendapatkan jabatan publik, pendidikan, dan akses ekonomi, sementera perempuan dinomorduakan.

Ageisme

Ageisme adalah pandangan yang menekankan pada aspek usia seseorang mempengaruhi bagaimana ia bersikap. Umumnya mereka yang memercayai paham ini berpendapat, mereka yang berusia lebih tua, jauh lebih berpengalaman dan bijak dalam menjalani hidup, sementara yang lebih muda cenderung ceroboh dan kurang dapat diandalkan.

Namun paham ini tidak hanya bersikap diskriminatif pada orang yang muda saja, terkadang juga paham ini menimbulkan diskriminatif terhadap orang-orang lanjut usia (lansia) yang dianggap sudah tidak mampu bekerja dan sebagainya.

Tokenism

Diskriminasi ini sering terjadi di bidang ekonomi, yang mana orang dipekerjakan atau tidak dipekerjakan berdasarkan pada pertimbangan ras.

Tokenism secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pemberian sedikit perlakuan positif kepada kelompok tertentu sebagai alasan untuk menolak pemberian positif yang lebih besar.

Reverse discrimination

Reverse discrimination berarti kecenderungan untuk menilai dan memperlakukan seseorang dari kelompok tertentu (biasanya kelompok yang menjadi target prasangka) dengan lebih baik dibanding perlakuan terhadap kelompok lainnya. Pada awalnya perlakuan tersebut mungkin menguntungkan kelompok target.

Jadi, seseorang melakukan reverse discrimination dengan cara memberikan kenaikan pangkat, gaji dan keuntungan lainnya. Untuk jangka pendek hal itu menguntungkan tetapi pada pekerjaan dan situasi tertentu pada jangka panjang hal tersebut akan merugikan

Disabilitas

Diskriminasi kecacatan terjadi ketika seseorang diperlakukan secara kurang menyenangkan atau ketika dia tidak diberi kesempatan yang sama seperti orang lain dalam situasi yang sama karena kecacatannya.

 

Disadur dari Liputan6.com (Penulis: Husnul Abdi/Editor: Fadila Adelin. Published: 6/1/2022)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer